Trepidation (Kim Namjoon)

25 3 40
                                    

Jarak yang memisahkan,
Aku yang tlah lama
tak melihatmu langsung.
Aku yang merindukan eksistensimu,
disekitarku

Membuatku takut,
Dan membuatku ragu,
Atas kesetiaanmu.
Maaf.

◎ .✫・゜・。. ◗  

Menjadi istri dari seorang pengusaha yang muda dan tampan tentu saja tak mudah, berbagai tantangan mengantri untuk menyulitkan. Belum lagi kalau suaminya kaya, tinggi, ditambah kelewat kharismatik, seperti Kim Namjoon.

Kang Minju memang beruntung menjadi istri Kim Namjoon sejak 2 tahun lalu, sayangnya menurut penilaiannya sendiri, ia tak ada apa-apanya dibanding wanita yang selalu mengelilingi Namjoon. Pernah sekali, Namjoon akan menjalin kerja sama dengan perusahaan lain dan ternyata pemimpin perusahaannya adalah seorang wanita yang sangat cantik dan seksi. Namjoon pernah mengajak Minju sekali untuk bertemu dengannya, kalau ia boleh jujur, daripada seperti pemimpin perusahaan, wanita itu lebih seperti wanita j*lng, maafkan Minju karena berkata dan berpikir seperti itu. Tak salah juga ia berpikiran seperti itu, wanita itu datang keruangan Namjoon dengan mini dress ketat yang menampilkan lekuk tubuhnya. Kalau Minju memakai pakaian sepertinya waktu itu, malamnya mungkin ia akan dihukum suaminya.

Saat kembali ke rumah waktu itu, Minju langsung ke kamar mandi dan menangis, imbasnya adalah Namjoon diabaikan olehnya sampai keesokan hari. Namjoon langsung membatalkan kerja sama dengan wanita itu. Minju sempat merasa bersalah namun Namjoon meyakinkan kalau itu tak akan berpengaruh sedikitpun pada perusahaanya, apalagi sebenarnya perusahaan wanita itu hanya perusahaan kecil, maklum saja, perusahaan Namjoon masuk jajaran 10 perusahaan paling berpengaruh di Korea Selatan. Pembatalan kerja sama seperti itu bukan masalah besar, bagi Namjoon, Minju adalah yang terpenting.

Yah, meskipun begitu, dari sekian banyak tantangan, menurut Minju 4 bulan ini adalah tantangan terberat, Namjoon terpaksa harus menghandle cabang perusahaan di London karena kondisi kesehatan ayahnya menurun, dan sepupunya, Kim Taehyung belum memungkinkan untuk menghandle perusahaan karena belum menyelesaikan kuliahnya. Sementara induk perusahaan di Korea Selatan dihandle oleh Kim Seokjin, sahabat Namjoon. Dan karena satu dan banyak alasan, Minju tak diizinkan orangtuanya untuk ikut dengan Namjoon.

Minju sedikit tersentak dan nostalgia yang tak begitu menyenangkan berujung lamunan itu buyar karena mendengar panggilan video masuk dari ponsel pintarnya. Bibirnya membentuk sneyuman kecil ketika melihat nama yang tertera.

"Annyeong." ujar Namjoon tersenyum manis hingga menampilkan dimple nya.

"Hm." balas Minju, tersenyum kecil, namun matanya terlihat sedih.

"Wae? Kenapa kau terdengar sedih, eoh?" tanya Namjoon, agak bingung

"Bogoshipeoyo, Namjoon-ie." ujar Minju tersenyum paksa, matanya mulai berkaca-kaca, suaranya juga agak bergetar.

"Sabar ya, appa meninggalkan banyak pekerjaan untukku. Tunggu 3 bulan lagi ya, Tae akan lulus." ujar Namjoon dengan senyum meyakinkannya, pandangannya kian melembut.

"Memangnya aku tak boleh mengunjungimu?!" tanya Minju mencebik kesal.

"Boleh, sayang. Tapi kalau kesini pun nanti kau malah terabaikan karena aku banyak pekerjaan. Maaf ya." ujar Namjoon, tak ada balasan lebih lanjut, Minju hanya memalingkan wajahnya.

"Kenapa kau terdengar takut, hm?"

"Tentu saja, kau tak ing-"

"Wait, I'll turn off the camera and mute it for a while." ujar Namjoon buru-buru. Kabar baik bagi Minju, pria itu ceroboh dan tak menekan kedua tombol dengan benar.

BTS Short StoryHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin