As Season Passed (Jung Hoseok)

23 3 29
                                    

Even though it's yesterday, Happy International Friendship Day!😊😊

🌻🌸🍁❄

Musim silih berganti.
Dunia berubah.
Tapi kau, tetap sama.

🌻🌸🍁❄

Terik matahari menyengat, matahari tepat di atas kepala membuat orang enggan keluar dari tempat teduh.

Tidak dengan gadis itu. Ia memilih mengamati sekitar,

dari jalanan ramai orang tergesa-gesa untuk menyeberang dan mencari tempat teduh,

hingga langit biru cerah tanpa awan --hanya matahari terik.


Orang-orang mungkin menatapnya aneh karena ia tidak menyeberangi jalan walau lampu penyeberang-an sudah berubah hijau, memilih berdiri mematung terlepas dari fakta bahwa tubuhnya terbalut hitam.


Senyum tipis yang menyembunyikan rasa sendu terulas di bibir gadis itu, cerahnya mentari mengingatkan dirinya pada seseorang. Si pemilik senyum secerah mentari, Jung Hoseok, seseorang yang pernah mengisi hidupnya, seseorang yang menceriakan hari-harinya, seseorang yang menemaninya, dulu.

Keadaan sudah berubah, musim dan waktu silih berganti, dirinya juga sudah berubah,






hanya Jung Hoseok yang akan tetap sama.


Gadis itu mengedipkan matanya beberapa kali, terlarut dalam lamunan mampu membuat matanya berkaca, kalau saja ia tak ingat janjinya dulu dengan si Jung Hoseok, mungkin sekarang ia sudah menangis histeris.







"Jangan pernah bersedih ya walau aku tidak ada."






Hanya satu kalimat itu, kalimat yang tak akan pernah ia lupakan dan akan selalu terngiang, dan mungkin kalimat itu bisa membuatnya bahagia lebih dari apapun.











Andai ia bisa mendengar kalimat itu
sekarang..

🌻🌸🍁❄

Gadis itu menarik napas dalam sebelum kakinya menapak maju, bunga ditangannya ia genggam erat, ia meyakinkan dirinya sendiri dan melukis senyum cerah di bibirnya.

"Halo, sahabat." sapanya.

"Sudah berapa lama sejak kau pergi? Oh ya, hari ini aku membawa bunga untukmu. Aku harap kau menyukainya. Akan tidak sopan kan kalau aku membawa bunga matahari? Tidak apa, aku akan memberinya langsung padamu di mimpi nanti." ujarnya tersenyum lebar. Ia beranggapan bahwa matanya yang berkaca-kaca sekarang ini adalah karena senyum lebarnya.

"Hoseok. Apa kau merindukanku? Seberapa banyak? Hmm, coba kuhitung.. Aku sudah melewatkan berapa banyak musim tanpamu.. Hmm,

4 musim semi,

3 musim gugur dan 3 musim dingin,

lalu mungkin 2 minggu lagi aku akan melewatkan 4 musim panas,

tanpamu." ujarnya pelan.


"Tidak apa. Harapanmu kan selalu kuat. Jadi, berharaplah kita bertemu dimimpi." ujarnya dan terkekeh kecil.

Matanya berpindah menatap foto lain, dimana ia dan Hoseok tersenyum lebar. Ia ingat hari itu, mereka bahagia di hari itu. Hari saat upacara penerimaan siswa baru universitas.





"Kita sangat bahagia di foto ini. Aku bahagia. Dan kau bahagia juga. Bagaimana ditempatmu sekarang? Kuharap kau lebih bahagia."

Tes!

Setetes air mata menuruni pipi gadis itu begitu saja.

"Maaf, Hoseok-ah. Aku begitu merindukanmu. Maafkan aku." ujarnya, tangisnya langsung pecah, kesedihannya tak dapat dibendung lagi.

"Kenapa kau pergi duluan? Kau tak suka dekat denganku ya? Atau kau bosan bersamaku terus? Kenapa kau tak menulisnya disuratmu?" tanyanya, isakannya terdengar jelas, dadanya terasa begitu sesak.

Untuk beberapa saat, ia mencoba meredakan tangisannya. Ia menarik napas dalam dan mulai berbicara lagi.



"Semuanya berubah tapi hanya kau yang tidak berubah. Tapi tak apa, aku suka senyum secerah mentarimu itu. Terima kasih. Jangan khawatir kalau aku akan sedih, yang penting kau harus menemuiku didalam mimpi, aku ingin memelukmu dengan erat."










"Aku merindukanmu. Aku menyayangimu, Hoseok. Sahabat terbaikku."

🌻🌸🍁❄

"To my lovely bestfriend.

Maaf pergi duluan. Tapi kuharap kau baik-baik saja. Jangan sampai sakit dan jangan sampai menangisi ku terus. Hehe.

Kuharap kau bisa melanjutkan hidupmu dengan baik. Kalau kau tidak bisa, lupakan saja aku. Aku tidak apa kok. Tetaplah bahagia. Jangan sia-siakan usahaku membuatmu tertawa loh. Hehe.

Aku bingung mau menulis apa untuk sahabat tercintaku yang cengeng ini. Intinya aku tak mau kau sedih karena tau tentang penyakitku.


Hmm, begini saja. Kalau kau sedih, lihatlah cerah sang mentari. Atau bangun lebih pagi menatap matahari pagi, atau kau pergi ke rooftop univ kita untuk melihat matahari terbenam bersama pacar mu. Kalau dia tak bisa menghiburmu putuskan saja dia. Hehe.



Sudah ya. Ingat! Jangan pernah bersedih walau aku tidak ada.




As season passed,
I hope you keep smiling,
my dear bestfriend.
I love you.

Your sunshine, Jung Hoseok"

~

"Nona Kim."

"Jangan memanggilku seperti itu. Kau membuatku geli. Kenapa?"

"Hehe. Jangan pernah bersedih ya walau aku tidak ada!"

"Eiy, ada apa dengan Jung Hoseok? Bicaramu tidak seperti biasanya."

"Tidak apa kok. Tapi ingat itu."

"Iya, iya. Aku tidak boleh bersedih walau kau tidak ada kan?"







"Ya. Jangan sampai. Karena aku paling menyayangimu sebagai sahabat"

🌻🌸🍁❄

Kau tidak berubah.
Tapi tidak apa.
Selama senyum mentari itu menghiasimu,
Aku akan baik-baik saja.

Terima kasih,
Telah hadir dan menceriakanku
Aku akan mengenangmu.
Sampai bertemu di lain waktu,
Sahabat.

🌻🌸🍁❄

The end.

Gimana part kali ini? Adakah yang hatinya kretek kretek???

Maaf hati author juga ikutan kretek kretek *terus ngapain coba saya buat cerita ini *plak

So, despite cerita ini sad ending, author cuman mau menyampaikan pesan kalau "persahabatan tulus akan bertahan selamanya. Jadi jangan pernah melupakan sahabat, baik dia dekat atau jauh, baik dia masih bisa kalian lihat secara fisik atau dia sudah ada di tempat yang lebih baik, kenang dia selalu."

So, happy international friendship day! (Walau telat, author semalam suntuk ngerjain chapter ini. Tugas bejibun, maaf😅)

Anyways, semoga kalian suka. Jangan lupa vomment.

Borahae!

BTS Short StoryWhere stories live. Discover now