Bab 6

3.1K 495 33
                                    

|A Dandelion Wish [Markhyuck] 🌼|
🔎 Original Story From 西直 🔍
📝 Remake to Markhyuck By JisungDevian 📝







































































Cumi, udang, bakso ikan, apakah dilemari esku seluruh bahan ini ada?

Tidak peduli. Haechan sudah kelaparan sekali. Walaupun beracun, ia tetap akan menelannya. Lagi pula ia cukup dekat dengan kepala bagian obat penawar racun.

Haechan mengangkat sumpitnya, menjepit, dan memasukan mi ke dalam mulutnya. Ekspersi wajahnya menggambarkan kepuasan.

Oh! Pria ini sungguh berbakat! Ternyata dia bisa membuat makanan yang begitu lezat.!

Haechan mengangkat mangkuknya, tidak menghiraukan tata karma di meja makan. Dua suap, tiga suap... pria itu masih menundukan kepalanya menghadap ke mangkuk, makan dengan nikmatnya.

Melihat cara makan Haechan, Mark tidak dapat menahan tawanya. Cara makan pria itu seperti pasti akan membuat orang-orang disekitarnya melarikan diri.

"Kalau kau masih lapar, makanlah bagianku." Mark mendorong mangkuknya kepada Haechan, menunjukkan rasa simpati yang dimilikinya.

Haechan sontak berhenti makan, kemudian melirik pria dihadapannya sembari mengankat kedua bahunya.

"Tidak perlu, porsi makan ku tidak terlalu besar."

"Tetapi kau makan dengan begitu cepat."

Mark melihat kearah mangkuk Haechan. Hanya tersisa kurang dari setengah porsi lagi di mangkuk tersebut.

"Aku selalu makan dengan cepat."

"Mengapa?"

"Karena aku selalu dikejar oleh waktu"

"Kau mengejar apa?"

"Mengejar waktu untuk mengoperasi pasien, memantau kondisi pasien, merebut kembali nyawa pasien dari tangan dewa kematian."

"Ah, jadi kau memang benar-benar seorang dokter, ya?"

"Memang benar."

"Itu adalah pekerjaan yang sulit."

"Itu juga adalah pekerjaan dengan gaji yang tinggi."

Generasi muda zaman sekarang tidak ada satu pun yang bisa seperti Lee Haechan, masih muda sudah berpenghasilan selangit.

"Berpenghasilan tinggi? Harusnya bisa saja. Bila ingin mendapat uang, harusnya gunakan uang untuk mendapatkan untung. Dokter menggunakan nyawanya untuk mendapatkan uang, tapi uang seperti itu juga tidak begitu cepat bisa masuk ke kantong" ujar Mark spontan

"Kau mengerti sekali cara mendapatkan uang. apa pekerjaanmu? Peneliti saham? Bagian keuangan bank? Atau staf perusahaan asuransi?"

Haechan melihat Mark dengan sudut matanya sendiri, mempertimbangkan untuk menempelkan tulisan 'Salesmen Dilarang Masuk' di depan pintunya.

Alangkah baiknya, jika pria itu dapat mengingat kembali. Saat ini yang ditanya hanya bisa tersenyum dengan sedikit terpaksa.

"Aku pengangguran."

"Untungnya kau pengangguran."

"Apa maksudmu dengan 'untungnya kau pengangguran?'"

"Aku sangat benci peneliti saham, staf keuangan bank, ataupun perusahaan asuransi. Benci karena mereka selalu berada disekelilingku seperti lalat. Mempunyai gaji tinggi adalah urusanku sendiri. Jangan harap aku akan menggunakannya untuk investasi."

Mark tidak mengerti. Bagi orang zaman sekarang, menanamkan modal adalah bagian yang penting dalam kehidupan, seperti pentingnya makan dan tidur. Sangat diperlukan.

"Mengapa kau membenci investasi?"

"Aku membenci segala sesuatu yang beresiko,"

"Tetapi kau justru memilih pekerjaan dengan resiko tinggi."

"Resiko operasi, resiko penggunaan obat, semua terkontro oleh tanganku sendiri. Aku akan membuat setiap pekerjaanku selesai dengan sangat sempurna. Ini sangat berbeda dengan investasi. Uang yang sudah susah payah kudapat, diatur oleh orang lain. Aku tidak tahan dibodohi seperti itu."

"Dengan kata lain, kau bukannya tidak suka dengan resiko, tetapi kau tidak suka dikontrol."

"Terserah kau mau bilang apa, yang penting uangku, hidupku. Orang asing, tidak perlu ikut campur!"

Mark menggelengkan kepalanya, "Kau adalah pria yang sangat tidak lembut dan terlalu logis."

"Pekerjaanku mensyaratkan pikiran yang logis, bukan kelembutan."

"Pria yang selogis ini, mengapa tak berpikir untuk menanyakan siapa nama pria yang ditampungnya?"

"Perlukah? Kau besok pagi sudah pergi."

Mark hanya mengangkat kedua bahunya, lalu melanjutkan makanan yang tersisa di depannya.

🚪

Sepuluh menit kemudian suasana hening, Haechan yang sudah selesai memakan makanannya terdiam menatap pria dihadapannya dengan kening yang berkerut.

'Bukankah hanya wanita yang cara makannya begitu?'

Mie yang dimakan lelaki tersebut bukanlah makanan kerajaan, juga bukan makanan Italia yang mewah, tetapi gaya makannya begitu anggun layaknya kalangan bangsawan.

"Sudah kenyang?"

Haechan tersadar dari lamunanya, mendapati dirinya terus menatap ke pria didepannya. Entah sudah berapa lama.

"Emm."

"Oke."

Pria itu berdiri, berjalan ke arah Haechan, lalu membungkukkan badan dan menggendongnya naik.

.
.








































































To Be Continued...

With Our Love 💌

西直
&
JisungDevian

A Dandelion Wish [Markhyuck Ver]✓Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz