Bab 14 ⚠️

4.6K 451 8
                                    

|A Dandelion Wish [Markhyuck]🌸|
🔎 Original Story From Xi Zhi 🔍
📝 Remake By JisungDevian 📝







Mark menunduk, melihat ke celana Haechan yang kotor berlumuran lumpur. Penampilan Haechan yang semerawut itu membuat Mark merasa khawatir.

Di luar pintu, terlihat wajah Haechan yang putih pucat. Rambut, baju, dan tasnya basah. Kedua matanya tampak bengkak dan merah.

===========

Melihat Mark didepannya, membuat Haechan  merasa seperti pria yang penuh dengan keluh kesah. Haechan melempar tasnya, kemudian langsung menghambur ke dalam pelukan Mark. Haechan menggenggam baju Mark dengan erat, wajahnya ia benamkan di dada bidang Mark. Setelah itu terdengar suara tangis yang tersedu-sedu.

"Ada apa denganmu? Kau tidak pulang membawa mobil?"

Detak jantung Mark yang sudah tidak karuan semalaman itu akhirnya dapat kembali berdetak dengan normal. Ia membalas pelukan Haechan dengan erat, mencium rambutnya yang sudah berantakan, dan mengusap punggungnya dengan lembut.

Mark mengangkat tinggi wajah Haechan. Ia mencium kening Haechan, tersenyum kecil, berusaha menghentikan kesedihan pria itu. Bagi Haechan, Mark adalah mesin penjahitnya yang hebat. Hanya dengan melihat Mark maka kesedihannya akan langsung dijahit sampai menutup.

Mark menundukkan kepala, berkata sembari melihat kedalam mata Haechan,

"Aku akan sangat senang bila dapat memelukmu lebih lama lagi, tetapi semua badanmu sudah basah. Kau harus segera mandi air hangat, kalau tidak kau akan sakit. Jika kau sudah sangat lelah, tutup saja kedua matamu, sementara aku akan membantumu mengambil alih hal-hal selanjutnya."

Dengan sedikit nakal, Haechan menutup kedua matanya. Ia ingin melihat sampai tingkat apakah pelayanan pengurus rumahnya tersebut.

Mark tertawa, berbisik ditelinga Haechan, "Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, jangan menyalahkanku ya."

Hari ini bukanlah hari yang baik untuk Haechan. Jika dapat memperoleh sedikit saja kebahagian, ia akan sangat bersedia untuk melakukan apapun.

Mark menutup pintu rumah, kemudian mengangkat Haechan kedalam gendongannya. Kedua tangan Haechan melingkari leher pria itu, kedua kakinya mengait di pinggang Mark. Wajahnya hanya berjarak beberapa senti dari Mark. Suhu hangat dari tubuh Mark dengan perlahan menjalar ke seluruh permukaan kulit Haechan.

Sampai dikamar mandi pun Mark tidak menurunkan Haechan. Mark memeluknya, membuka kran air hangat, menuangkan busa mandi. Gerakannya begitu lembut dan perlahan sehingga membuat Haechan masih dapat begitu tenang bergantung dibadannya seperti koala.

Air sudah penuh. Mark menurunkan Haechan ke dalam bak mandi. Gelembung yang penuh mengisi bak mandi menutupi seluruh tubuh Haechan.

"Jangan sampai tertidur. Lepaskan bajumu dulu dan serahkan padaku."

Mark menepuk wajah Haechan untuk mengingatkannya. Membantu pria itu mencuci bukanlah hal yang baru dilakukan Mark satu atau dua hari.

"Emm..."

Haechan membuka matanya. Didalam kedua mata yang memerah itu tersirat kelelahan yang luar biasa. Ia melepaskan bajunya didalam air, menyerahkan baju yang sudah dilepas kepada Mark, bahkan pakaian dalamnya juga. Haechan tidak merasa malu, begitu juga dengan Mark yang sudah membantu Haechan mencuci baju untuk kesekian kalinya. Tidak ada alasan untuk merasa malu.

Mark memasukkan baju itu ke mesin cuci. Ia melangkahkan kakinya ke kamar dan mengganti pakaiannya dengan baju santai. Setelah itu, Mark menyeduh segelas susu hangat kemudian berjalan masuk kembali ke kamar mandi.

A Dandelion Wish [Markhyuck Ver]✓Where stories live. Discover now