Bab 18

2.3K 378 14
                                    

|A Dandelion Wish [Markhyuck]🌸|
🔎 Original Story From Xi Zhi 🔍
📝Remake to Markhyuck By JisungDevian 📝





















































































"Kalau begitu, aku ingin kau mencintaiku seratus tahun lamanya..." Haechan berkata lambat-lambat.

Mark melihat kepadanya, tidak menjawab.

Tidak maukah? Tanya Haechan dalam hati. Wajahnya mendingin seketika.

===============

Dia tidak ingin mencintaiku seratus tahun lamanya? Dia hanya ingin bercinta melewati musim semi yang indah? Mark memilihku karena percaya aku pasti mau bercinta dengannya?

Tiba-tiba Mark tertawa lepas. Dia mencubit wajah Haechan dan berkata, "Kau tidak cocok mengucapkan kata-kata seperti itu."

"Mengapa?"

"Terlalu feminim."

"Sebagian besar pria memiliki sifat feminim terhadap cinta dan pernikahan, walaupun dalam karier mereka juga merupakan seorang pria mapan yang hebat. Jadi terkadang kau harus bisa menerima ucapan romantis dariku."

"Hahaha!"

Mark tertawa dengan keras, sembari memeluk Haechan ke dalam rangkulannya.

"Haechan, aku tidak pernah memberitahumu, aku datang dari mana dan mengapa bisa duduk diatas kap mobilmu dihari berbadai topan terdahulu."

Hubungan keduanya berkembang sampai ketingkat ini. Hal tersebut benar-benar diluar dugaannya. Mereka sudah menjalani hubungan tersebut begitu jauh sehingga dia merasa memiliki kewajiban untuk berterus terang pada kekasihnya itu.

Selama ini, Mark secara bertahap sering tiba-tiba teringat beberapa ingatan masa lalunya, serta beberapa lokasi. Namun, semuanya belum dapat benar-benar dikaitkannya. Pria itu tidak yakin mana yang merupakan kenyataan dan mana yang merupakan khayalan. Akan tetapi, Mark percaya pasti ada bagian yang memang benar-benar merupakan ingatan mengenai kehidupannya dahulu, diantara potongan-potongan memori tersebut.

"Kurasa itu adalah cerita pribadimu, tidak untuk diceritakan kepada orang lain."

Haechan senang karena Mark ingin menceritakan kisah yang tidak ingin dibagikannya kepada orang lain. Ia bertanya-tanya apa hubungan mereka kini bukan hubungan sekedar majikan dan anak buah? Apa hubungan mereka sudah memiliki komitmen jangka panjang?

Memikirkan itu membuat Haechan senang. Haechan merangkul leher Mark dan menghadiahkan sebuah ciuman. Ia senang memikirkan bahwa mereka berdua berjalan menuju ke arah yang lebih serius.

Tiba-tiba telepon berdering, merusak suasana. Haechan cemberut dan mengerutkan kening. Ia mengeluarkan senyuman terpaksa dan berkata, "Jangan-jangan, kejadian WTC yang kukatakan tadi benar-benar terjadi."

"Lalu kau akan berhenti dibaris terdepan untuk menjadi pahlawan."

Mark memberinya dua kecupan seperti memberi laba saham yang banyak. Haechan memberinya dua macam warna, lalu Mark akan mengembalikan padanya tiga buah pabrik cat.

Haechan tertawa kecil, berjalan melewati pria itu, lalu mengangkat gagang telepon.

"Haechan, hari ini kau tidak bekerja?"

Terdengar suara ibunya ditelepon tersebut. Mendengar suara ibunya, membuat seluruh otot Haechan menegang. Kegelisahan dan kekhawatiran terpancar dari wajahnya.

"Hmm, aku tidak kerja hari ini."

"Bagus kalau begitu, aku mau membicarakan sesuatu denganmu."

"Kalau begitu, sore ini kita mencari tempat untuk bertemu." Haechan berbicara ragu-ragu.

"Tidak perlu. Aku sudah di mobil sekarang, lima belas menit lagi akan sampai dirumahmu."

Tidak menunggu sampai Haechan memberi respon, ibunya sudah lebih dahulu menutup telepon.

Tiga detik lamanya Haechan tertegun, kemudian...

"Aaaaah!" Haechan menjerit dengan keras, kemudian melompat turun dari tempat tidur.

"Ada apa? Betul-betul sudah terjadi peristiwa seperti WTC?" Mark dibuat geli oleh gerakan Haechan. Gerakan seperti itu tidak cocok dengan pembawaan dokter mesin ahli jantung yang terkenal itu.

"Lebih parah dari kejadian WTC. Cepat!"

Haechan memungut baju Mark yang ada dilantai, lalu memberikannya kepada pria itu.

"Kau kembali ke kamarmu dan rapikan dirimu, kemudian keluarlah dari rumah untuk berjalan-jalan, emm..."

Haechan melihat ke Mark sesaat, kemudian mengubah ucapannya, "Tidak, tidak perlu. Ibuku tidak akan lama disini. Dia sangat sibuk. Kau diam dikamar saja, yang penting jangan mengeluarkan suara apapun."

Gerak-gerik Haechan seperti sedang menyembunyikan selingkuhan. Andai saja dia tidak mengatakan 'ibuku', mungkin saja Mark mengira kalau Haechan sudah bersuami, dan sedang menggoda lelaki alim seperti dirinya.

Haechan melihat Mark yang diam tidak bergerak, kemudian dengan cepat mendorongnya ke luar pintu kamar.

"Cepat, cepat, cepat! Dia bilang akan tiba dalam waktu lima belas menit lagi."

Tiba-tiba saja fisik pria itu menjadi begitu lincah, memenuhi persyaratan menjadi seorang atlet nasional.

Mark membuka kamar, menengok ke dalam.

"Aku seduhkan teh atau kopi terlebih dahulu untuk kalian?"

"Tidak perlu! Tidak perlu melakukan apapun, yang penting kau sembunyikan dirimu dulu. Kumohon."

Permintaan tolong Haechan bisa sangat melukai perasaan, tetapi Mark hanya tersenyum saja, tidak berpikiran negatif.

Haechan membersihkan wajahnya dengan membabi buta, mengganti pakaiannya dengan setelan yang bagus. Ia membereskan kamarnya dalam sekejap, kemalasan yang melandanya tadi hilang dalam beberapa menit, berubah menjadi dokter ahli bedah yang cepat, tepat dan efisien.

Dalam waktu sepuluh menit, Haechan sudah duduk diruang tamu. Ia dengan sengaja membuka pintu kamarnya dan menghidupkan komputer, menempatkan beberapa buku profesional dan data-data di atas meja, berpura-pura sedang mengerjakan sesuatu yang serius.

Haechan tidak berhenti menyemangati dirinya sendiri. Tidak akan ada masalah, aku pasti bisa menghadapinya dengan baik.

Walaupun ibunya bukanlah orang yang begitu mudah untuk dihadapi.

Suara bel pintu berbunyi. Haechan pun berdiri untuk membuka pintu sembari mengeluarkan senyuman yang profesional.

Awalnya Haechan ingin berkata, "Maaf aku sedang sibuk menyelesaikan jurnal medisku. Sebelumnya, jurnal medisku yang diterbitkan di majalah mendapat respons yang bagus. Editor mereka mengirimkan surat yang isinya menyemangatiku untuk terus berkarya."

Selama bertahun-tahun, Haechan selalu melakukan hal yang sama. Dirinya tidak pernah berhenti menceritakan keberhasilannya kepada ibunya, untuk mendapat pengakuan dari ibunya tersebut.

Namun, sebelum Haechan sempat mengucapkan apapun, begitu masuk ke apartemen, ibunya sudah langsung berkata,

"Mengapa seminar kedokteran internasional kali ini, rumah sakit tidak mengirimmu pergi?"


































































To Be Continued...

With Our Love 💜

西直
&
JisungDevian

A Dandelion Wish [Markhyuck Ver]✓Where stories live. Discover now