Bab 20

2.2K 365 13
                                    

|A Dandelion Wish [Markhyuck]🌸|
🔎 Original Story From Xi Zhi 🔍
📝 Remake By JisungDevian  📝









































































"Kau tinggal disini?!"

"Lee Haechan! Jangan bilang kalau kau tinggal serumah dengan pria ini!"

============

Ucapan Mark tadi membuat Haechan merasa sangat senang. Haechan berjalan ke samping pria itu memegang tangannya, lalu dengan berani menjawab pertanyaan ibunya.

"Benar."

"Apa yang kau lihat darinya? Apa dia seorang dokter?"

"Dia bukanlah seorang dokter, bahkan dia juga bukan pria dengan profesi pengacara yang sangat ibu remehkan."

Haechan menatap Mark. Sang juru masaknya, pengurus rumahnya, pembantu khususnya. Tidak peduli apapun pekerjaannya, hal tersebut tetap tidak dapat menutupi aura seorang pemimpin yang ada didiri Mark.

"Apa yang sebenarnya yang sedang kau lakukan?"

"Dia adalah seorang pengangguran."

Sudah bukan masalah. Haechan juga tidak berani berharap kalau ibunya yang bisa-bisanya menyuruhnya untuk berhubungan intim dengan seorang laki-laki demi sebuah kesempatan, akan menerima keberadaan Mark.

"Kau yang memberinya makan?" Mata ibunya terbelalak, tidak percaya bahwa putranya seputus asa begini.

"Iya."

"Apakah kau sudah gila? Otakmu pasti sudah tidak dapat berpikir dengan baik! Kau benar-benar sudah tidak dapat ditolong lagi!"

Ibunya yang tidak bisa berkata apa-apa lagi dengan cepat mengayunkan tangannya. Gerakannya lebih cepat daripada pikiran Haechan, hingga didetik berikutnya sudah muncul bekas lima jari tangan diwajah Haechan.

"Aku sangat kecewa padamu! Aku tidak akan pernah mengakui kalau aku punya anak seperti dirimu. Bisa-bisanya kau malah menggunakan apartemen yang kuberikan ini untuk memelihara seorang lelaki!"

Tamparan serta ucapan ibunya membuat Haechan tertegun. Ternyata ibunya hanya mengakui kerja keras dan prestasi atas dirinya, tidak pernah mengakui seorang 'Lee Haechan'

"Aku akan segera pindah, juga tetap memberi makan pria ini dengan seluruh kemampuan." Haechan sudah mengeraskan tekadnya.

"Terserah kau saja. Kau mau melakukan apa saja, semua terserah padamu!"

Ibunya berlari keluar dari apartemen dengan sangat marah. Sesudah kepergiannya, suasana apartemen menjadi hening. Lama sekali mereka terdiam, sampai akhirnya Haechan memalingkan kepalanya, menatap Mark. Haechan menyandarkan dirinya, seakan semua tenaganya sudah habis terkuras. Haechan tertawa dengan pahit.

"Bagaimana? Setarakah kekuatannya dengan kejadian WTC?"

"Beda jauh." Mark tersenyum dengan terpaksa.

"Aku baru bangun tidur, tetapi rasanya begitu lelah."

Haechan menggeleng-gelengkan kepalanya dengan manja, mirip sekali dengan orang biasa yang dipandang rendah oleh ibunya.

"Aku ini kursi sandaran manusia yang lumayan bagus lho," ucap Mark sambil membuka tangannya.

Haechan mendekat, merasa aman. Mark adalah ATM-nya dalam hal kemanan.

"Sepertinya mulai besok kita harus berusaha lebuh keras untuk mencari lebih banyak uang." Mark berbisik kepada Haechan.

"Untuk apa?"

"Untuk membeli rumah. Aku akan memberikanmu sebuah lingkungan hidup yang nyaman."

Mark berjanji terhadap dirinya sendiri bahwa dirinya akan mejaga Haechan hingga menjadi gemuk, serta selamanya tidak akan khawatir tidak punya uang untuk bertahan hidup.

"Sesekali kau boleh kok menggunakan keahlianku memperbanyak uang."

Pria yang dipelihara biasanya selalu ingin membantu.

"Hahaha! Andai saja modalnya juga dihapus, bagaimana?"

"Bisakah kau jangan seperti ibumu, melihatku dengan tidak begitu bernilai?"

Haechan tertawa keras sampai mengucurkan air mata.

"Siapa yang bilang kau tak bernilai? Aku menganggapmu sebagai barang berharga yang tak ada tandingannya. Ingin rasanya aku membeli sebuah lemari mewah untuk menyimpanmu didalamnya. Bagaimana bisa aku rela membiarkanmu keluar mencari uang?"

"Penyampaian yang seperti itu, sedikit lebih baik."

Mark tertawa keras, lalu memeluknya. Mata pria itu melihat keluar jendela, pandangan pria itu bergerak mengikuti arah tebang sebuah pesawat yang melintasi langit yang dia pandang. Akhirnya Mark paham tentang sosok bernama Lee Haechan, seseorang yang rendah diri tapi juga angkuh.

Hari ini, Haechan memberitahu Mark, "Alangkah senangnya saat ada dirimu. Kalau tidak ada, ketika aku sedih dan frustasi nanti dimana aku bisa bersembunyi?"

Haechan berharap Mark berkata,

'Tenang saja, aku akan selalu ada. Setiap kau membalikkan tubuhmu, kau akan melihatku. Aku akan selalu menunggumu ditempat yang terlihat olehmu.'

Haechan menanti sebuah janji. Hari ini, matahari begitu cerah, cuaca begitu baik, tetapi dirinya tetap tidak mendapati janji yang ingin didengarnya.



































































































































To Be Continued...

With Our Love 🖤

Xi Zhi
&
JisungDevian

A Dandelion Wish [Markhyuck Ver]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang