Bab 19

2.2K 372 21
                                    

|A Dandelion Wish [Markhyuck]🌸|
🔎 Original Story From Xi Zhi 🔍
📝Remake By JisungDevian 📝



























































"Mengapa seminar kedokteran internasional kali ini..., rumah sakit tidak mengirimmu pergi?"

"Oh..."

Ibu Haechan datang untuk menyalahkan dirinya. Tidak apa-apa, kemarahan Haechan sudah diredakan oleh Mark. Pria itu mengajarinya untuk melihat sesuatu dari sisi yang berbeda.

"Iya. Kali ini rumah sakit mengirim Dokter Wang."

"Dokter Wang? Dokter Wang yang mana ya...?"

Ibu Haechan melipat tangan kirinya didepan dada. Setelah berpikir agak lama, kemudian tangan kananya menepuk pelipisnya ketika ia akhirnya teringat.

"Maksudmu, Wang Yiren?

"Benar."

"Aku tahu, pasti dia. Kalau begitu apa yang sudah kau lakukan? Apa kau berusaha mendapatkan kesempatan itu?" Tangannya beralih menunjuk Haechan, menyalahkannya tiada henti.

"Iya, aku membuat sebuah laporan yang lengkap mengenai prestasiku beberapa tahun terakhir. Aku berusaha keras..."

"Cukup! Semua itu hanya alasanmu untuk mengelak saja, kan? Kau memang tidak cukup keras berusaha. Apa kau tahu hal-hal yang sudah dilakukan Wang Yiren? Dia mendapatkan posisi pada asosiasi perkumpulan dokter, dia menjalin hubungan yang baik dengan setiap kepala rumah sakit. Terlebih lagi, hubungannya dengan kepala pabrik obat sangatlah baik. Siapa yang tidak mengacungkan jempol begitu mendengar nama Wang Yiren? Aku berani menjamin bila Jeno tidak menjadi kepala rumah sakit, yang akan diangkat naik menerima jabatan itu pastilah Wang Yiren."

Lalu? Mengapa?

Haechan tidak akan menggunakan relasi untuk mendapatkan suatu jabatan. Memiliki posisi tinggi karena kemampuan serta ketekunan yang dimilikinya, itu baru hal yang benar.

"Mengapa diam saja? Jadi kau juga tidak berniat mendapatkan posisi sebagai kepala dokter ahli bedah?" Ibu Haechan mencibir dengan dingin, membuat hati Haechan bagaikan jatuh ke dasar jurang.

"Aku tidak memenuhi syarat menjadi seorang dokter kepala. Pengalamanku belum cukup."

Tentunya Haechan pernah terpikir untuk mendapatkan posisi itu. Walaupun pengalamannya belum banyak, Haechan tetap memikirkan cara untuk mengutarakan keinginannya tersebut kepada dewan pengurus rumah sakit. Akan tetapi, Haechan juga tahu kalau kemungkinan berhasilnya tidaklah besar.

"Memangnya mengapa jika pengalamanmu masih sedikit? Hal yang tidak dapat dilakukan orang lain kan belum tentu tidak berhasil kau lakukan juga."

Sang ibu membenci putranya yang sudah menyerah sebelum berperang, sedikitpun tidak mirip dengannya.

"Aku tidak ingin membohongi diri sendiri. Aku memang merasa tidak dapat melakukannya."

"Tidak kuduga kau bahkan tidak mencobanya. Haechan, ada apa sebenarnya denganmu?" Sang ibu menyemangati Haechan sambil memegang pundaknya.

"Aku tidak apa-apa. Aku tetap berusaha dan tetap memperioritaskan pekerjaan."

Haechan mundur beberapa langkah, menjauhi aura mengancam yang terpancar dari ibunya.

"Benarkah? Dua bulan yang lalu, kau sudah meminta cuti selama sepuluh hari."

"Aku perlu bersantai. Lagi pula, aku jatuh sakit."

A Dandelion Wish [Markhyuck Ver]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang