10. Telaga biru🌫

127 14 3
                                    

Aku hanya tidak suka bukan cemburu dan perasaan ku hanya sesak bukan sakit

__Nissyarahim__

Panas, Polusi, dan macet kota pahlawan menemani perjalanan kara menuju rumah jingga. Sangat besar kabut dan asap sore itu hingga ia harus berkali kali mengusap mata nya pedih.

Wajah nya tampak diam dan kusut. Tidak terlihat ada rasa cemas dan khawatir disana, namun di balik wajah itu tersembunyi rasa khawatir yang kuat.
Ia malu untuk memperlihat kan nya.

" gue harap lo sakit bukan karna mikirin atma " batin kara ketika sampai di pertigaan rumah jingga. Kara membelok kan motor nya kearah kiri.seharusnya kearah kanan, karna arah kanan adalah menuju rumah jingga.

Entah ada gerangan apa kara tidak jadi menuju rumah jingga. Ia terlalu ragu dan tidak percaya diri

Kara menghentikan motornya dan memarkirkan di bawah pohon ketapang di dekat telaga.

Yah!! Kara membelok kan motor nya menuju telaga.

Di tatap nya penuh telaga biru yang di datangi nya sekarang. Di hirup nya dalam dalam  oksigen yang sangat segar, dapat terasa nafasnya lebih beraturan serta tenang sekarang.

Telaga biru berwarna biru jernih itu kini telah membuat kara jatuh cinta. Air nya yang tenang semakin  menyejukan hati  tidak karuan. Kembali di hirup nya dalam dalam udara segar telaga tersebut.

" sumpah disini enak banget " gumam kara tenang, menikmati.

" kok gue gak siap yaa nemuin dia " batin kara kesal. Ia melempar batu ke dalam telaga. Perasaan nya kembali seperti awal dia ke sini 15 menit yang lalu.

" kalo nglempar tuh batu bisa bikin lo tenang lakuin aja terus sampe lo puas "

Kara membalik kan tubuh nya melihat siapa yang berbicara pada nya. Tampak kerutan kecil di dahi nya menanda kan bahwa dia keheranan melihat gadis yang mengajaknnya berbicara.

" siapa lo? " tanya kara masih bingung

Gadis itu berjalan menghampiri kara sambil tersenyum ramah.

" kenalin nama gue rahma " ujar gadis bernama rahma itu riang, ia mengulur kan tangan nya dengan masih tetap tersenyum ramah.

" kara " jawab kara menyambut ragu uluran tangan rahma. Kerutan di wajahnya belum menghilang karna masih bingung dengan kedatangan Rahma.

Rahma menatap penuh dan lekat mata kara, dan membuat kara semakin mengerutkan kan keningnya.

" oh ya lo juga suka kesini ya? " tanya rahma ramah, ia kembali membuka pembicaraan.

" hah? Enggak kok, baru ini juga gue kesini " balas kara masih sedikit ragu.

" ouhh, oya duduk yuk gue capek nih bediri terus " ajak rahma duduk dia atas rumput dan mencelup kan kaki nya kedalam air telaga.

Kara ragu ragu untuk duduk. Dia duduk berjarak dua kaki orang dewasa dengan rahma. Seperti sepasang kekasih yang sedang bermarahan.

" jauh banget sih lo duduk nya, geser sini dikit donk " pinta rahma menepuk nepuk rumput disamping nya.

Kara menyanggupi pinta rahma untuk bergeser.

" jadi? " lagi lagi rahma membuka pembicaraan.

Kara kembali mengerutkan kening nya " maksud nya? " tanya kara akhirnya.

Rahma tertawa melihat tingkah polos kara

" kenapa ketawa? " tanya kara tidak suka

" maaf maaf, maksud gue jadi lo ada masalah apa sampe lu kesel banget tadi terus lo butuh nenangin diri juga disini? " jelas rahma akhirnya, di sela sela tawanya.

Bagaskara (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang