33. mantan

67 7 1
                                    

" iya kak, aku suka sama kak kara " jujur Yusti lirih, ia masih menunduk, dia ingin menitik kan air mata tapi ia malu dan segan.

Jingga terdiam. Dia bingung, memang nya kenapa jika Yusti menyukai kara, perasaan nya merasa tidak suka mendengar pernyataan Yusti, padahal tidak ada lagi kata hubungan spesial antara ia dan kara.

" dari kapan? " Tanya jingga lagi. Ia tidak tau apa tujuan nya mengorek pernyataan gadis ini, tidak akan ada yang berubah dengan pernyataan itu, pernyataan itu hanya akan semakin membuat panas hatinya.

" Dari satu tahun lalu, sewaktu kami masih kelas 10, itu pas masa orientasi siswa, dan lo harus tau tujuan dia masuk OSIS itu apa? Tujuan nya hanya untuk bisa bertemu dengan kak kara " sela kayi ketus menjawab pertanyaan jingga. Kayi yang berdiri sedikit berjarak dengan jingga dan Yusti melanjutkan jalanya agar lebih dekat dan membantu sahabat nya berbicara.

Jingga menoleh kearah kayi, mata nya menyipit, dahinya mengerut. Cara berbicara kayi padanya sangat terdengar tidak sopan, dia tidak suka itu.

" Siapa kamu? " Tanya jingga masih pada ekspresi nya.

" Ah. Kenalin, gue kayita, sahabat baik Yusti " ujar kayi memperkenalkan diri dan status nya pada jingga yang padahal jingga tidak memperdulikan status nya, dia hanya ingin tau namanya.

" Huh. Sahabat baik, kadang sahabat baik pun punya cerita masa lalu yang terkait dengan kita hingga cerita itupun memisahkan suatu hubungan persahabatan yang terjalin baik, sahabat baik belum tentu baik karna kita tidak bisa menebak hati orang lain " ujar jingga tenang, dan merendahkan. persahabatan Yusti dan kayi mengingat kan nya pada Nafhesa. Seketika wajah kayi berubah gugup dan gelagapan.

" Tanpa disadari dan diketahui, orang yang ingin bersahabat dengan kita tapi kita enggan untuk bersahabat dengan nya karna kita ingin bersahabat dengan orang yang kita tidak tau apakah dia ingin bersahabat dengan kita atau tidak maka dia yang ingin bersahabat dengan kita itu lah yang baik untuk kita " ujar jingga lagi lalu berdiri hendak pamit untuk pulang. Kedatangan kayi membuat nya malas untuk melanjutkan obrolan. Kayi berpura pura tidak mendengar ucapan jingga.

" Apa sebenarnya tujuan lo datang? Apa hanya untuk bertanya pada Yusti apakah dia menyukai kara? " Cegat kayi, ketika jingga sudah hampir sampai ke pintu keluar. Jingga berbalik lalu kembali ke tempat kayi dan Yusti.

" Lo mau tau tujuan gue? Baiklah " Ujar jingga remeh.

Jingga menarik tangan Yusti untuk selangkah lebih maju kearah nya. " Yusti, sekarang gue udah tau kalo lo suka sama kara, gue peringatin sama lo buat jangan deket deket sama kara karna lo tau Nafhesa kan? dia gak suka itu, jadi jangan coba coba untuk deketin kara! " ucap jingga, tersenyum sinis.

" Yang gak suka Nafhesa atau Lo? Atau dua dua nya? Hah. Basi! Emang nya lo siapa yang berani larang larang Yusti buat deketin kak kara, bukan nya lo udah jadi MANTAN ya, jadi gak ada hak lagi donk? denger denger yang namanya MANTAN itu harus nya dibuang supaya gak menyemak " lawan kayi begitu pedasnya.

" Lo udah gak ada hubungan lagi sama kak kara woi, sadar diri donk, gue tanya sama lo, sekarang status lo sama kak kara itu apasih? MANTAN atau PACAR? atau penggabungan keduanya yaitu MANTAN PACAR? " Ujar kayi lagi, nada nya benar benar mengejek.

Jingga menatap marah dan dendam kearah kayi, sedangkan Yusti hanya diam dari tadi dalam perdebatan sahabat nya dan kakak kelas nya. Jingga menyipit kan matanya lalu berjalan penuh emosi keluar dari rumah itu.

®®®

" Udah? " Tanya Rahma ketus, dia terus mengipas ngipasi leher dan wajah nya dengan telapak tangan karena kepanasan menunggu jingga yang begitu lama.

Jingga cengengesan lalu tersenyum simpul, di balik senyum itu ada luka yang begitu berbekas. " Udah kok, yuk pulang " ajak nya menggandeng lengan Rahma.

Langkah nya tiba tiba terhenti saat melihat pemandangan yang menarik kuat titik fokus nya.

" Ada apa? " Tanya Rahma. Jingga menarik dagu Rahma kearah titik fokus penglihatan nya. Rahma terkejut, matanya membelalak, berkali kali ia meneguk Saliva nya. Sedangkan jingga, matanya sudah memanas, perasaan nya semakin terluka, air mata ingin mengalir tapi sayangnya itu ditahan hingga air mata tidak jadi turun membasahi wajah cantik tersebut.

" Mesra banget! " Koment Rahma tanpa mengalihkan pandangannya pada kara yang sedang berpelukan sangat mesra dengan wanita yang tidak mereka kenal, mereka berpelukan di tempat umum.

" Menjijikkan! " Kesal jingga. Rahma yang mendengar itu menoleh kearah jingga, lalu menarik tangan gadis itu berjalan maju. " Lo ngomong gitu disini gak akan dengar sama dia, maka ketika kita sampa di tempat mereka langsung katakan komentar itu lagi, Paham! " Ujar Rahma masih menarik tangan jingga.

" Ayo sekarang katakan! dengan kuat " Perintah Rahma.

" MENJIJIKKANNN! " Teriak nya lalu mereka berlari sembari tertawa senang. Kara yang mendengar itu langsung melepas pelukan, lalu berbalik dan menoleh kaget dengan asal suara, ia begitu mengenali suara itu.

" Jingga " gumam nya pelan melihat punggung jingga yang berlari.

" Kamu kenal kar? Siapa dia? " Tanya gadis itu sembari mengalungkan mesra leher kara dengan kedua lengan nya, dengan cepat kara melepas dan mendorong tubuh gadis itu, lalu naik ke motor nya untuk melaju pergi.



Salam manis
Lintasan_Bintang

Bagaskara (Tamat)Where stories live. Discover now