35. kosong

60 5 0
                                    

" jingaaa .... " Kara berteriak dari luar. Keadan nya masih dalam keadaan setengah mabuk, setengah sadar. Jingga yang merasa nama nya di panggil mencari kearah sumber suara. Entah ada sesuatu apa, mata nya tiba tiba saja tertuju pada jendela.

Ketika tirai di buka matanya terbelalak kaget. " Kara " gumam nya pelan, masih dalam keadaan terkejut. dibawah sana kara tersenyum lebar dan melambai lambaikan tangan.

" Mau apa dia? " Gumam nya lagi, bingung.

Bukanya menemui kara, jingga justru menutup kesal tirai dan kembali ke tempat tidur. Ia berusaha tidak peduli.

Drrttt drttt

Jingga melihat nama si penelepon. Tertera nama kara disana. Ia tak ingin melakukan sesuatu yang berhubangan dengan kara jadi ia berusaha untung tidak peduli dengan apa yang dilakukan pria itu.

Ting

Kalo lo gak turun atau angkat telpon gue
Gue bakal datangin lo ngga

" Kurang ajar ya ni anak! Apasih mau nya? " Gerutu jingga melempar kesal handphone nya kesembarang arah saat sudah membaca pesan dari kara.

Jingga dengan marah keluar menemui orang yang di anggap nya bedebah itu.

" Apasih mau lo? Apa gak puas lo dengan apa yang udah lo lakuin? gak cukup dengan dua wanita saja? dasar laknat! " Berang jingga penuh amarah saat sudah sampai di depan kara.

" Maafin gue ngga " lirih kara tulus. Ia menjangkau jemari jingga.

" Gak usah sentuh sentuh gue dengan tangan kotor lo itu! gue merasa jijik dengan itu, gue muak sama lo, geli dengan hidup lo yang penuh penghianatan itu " berang jingga lagi lalu kembali masuk kedalam rumah.

" Jingga! Jingga! gue mohon maafin gue ngga! gue tau gue salah tapi apa gue gak berhak dapat kesempatan kedua dari lo? " Teriak kara meski gadis itu sudah masuk kedalam rumah dan mengunci pintu.

Dengan keadaan pasrah ia terpaksa meninggalkan rumah jingga dan pulang ke rumah.

®®®

Pagi kembali datang, tidak ada sesuatu yang spesial yang bisa di lakukan nya karna hari demi hari ia mulai sibuk.

" Semua udah siap kan dek? " tanya kara pada Yusti. Yusti mengangguk yakin.

" Bus nya akan datang sekitaran 10 menit lagi, kamu tolong kumpulin peserta nya untuk baris agar saat masuk bus terlihat rapi " intruksi kara lalu pergi memeriksa yang lainya. Ia sangat bersemangat untuk pergi karna jingga ikut serta dalam kegiatan yang di laksanakan nya.

" Yan, bilang Yusti suruh mereka masuk sekarang aja, karna bus nya udah datang " pinta kara sembari mencari cari seseorang.

Para peserta mulai memasuki bus, dengan bergiliran.

" Tunggu! " cegat kara tiba-tiba, ia memegang pergelangan tangan jingga saat tiba giliran gadis itu untuk masuk ke dalam bus. Jingga menatap sinis.

" Maaf, tapi kayaknya di belakang udah penuh deh, lo di depan aja ya sama gue " pinta kara, tersenyum yakin.

Jingga mengerutkan keningnya lalu melihat kedalam bus, benar yang dikatakan kara bahwa bangku belakang sudah penuh.

" Hm " balas jingga akhirnya dengan terpaksa. Masih dengan nada ketus.

" Yes! Yuk masuk! " Ajak kara bergembira.

" cuma ada satu bangku di depan " ujar jingga ketus saat melihat bangku di depan.

" Yauda gak papa lo aja yang duduk gue berdiri aja, sekalian mantau mereka "

" Yauda kalo itu mau lo "

Kara tersenyum menanggapi. Terlalu banyak kecanggungan dalam tingkah nya bila saat berhadapan dengan jingga.

" Ayo pak, jalan " ajak kara memberi instruksi. Sopir bus mengangguk, lalu bus mulai bergerak, meninggalkan kawasan sekolah menuju kota Yogyakarta.

" Kak, kita akan pergi dari stasiun mana kak? " Tanya Rina salah satu siswi yang ikut serta dalam study tour ke Yogyakarta.

" Stasiun Gambir " jawab kara enteng.

" Berapa lama? " tanya jingga ketus.

" Sekitar 7 jam an, palingan nanti kita sampai jam 15.39 " jawab kara bersemangat.

" Oh ". balas jingga, lalu kembali menatap kosong ke depan. Kara mengangguk dan tersenyum lebar menanggapi, walaupun senyuman nya itu tidak akan di balas oleh jingga.

Jam sudah menunjukkan pukul 15.40, kara kembali sibuk mengurus peserta study tour.

" Welcome to Yogyakarta gais " sambut Rian dan Annette yang sudah duluan datang untuk mempersiapkan hal hal yang perlu di siap kan di lokasi.

" Udah beres semua kan? " tanya kara memastikan.

" Seloo, semua beres, tinggal nikmatin aja " jawab Rian semangat.

" Yusti! " Panggil kara, saat gadis itu kelimpungan menghadapi siswa siswi SMA Nusa Bakti.

" Iya kak " ujar Yusti, setelah sampai di tempat kara.

" Tolong Kumpulin semua nya dulu, gue mau bicara, soalnya akan ada perubahan " ujar kara, lalu berbalik untuk pergi.

" Eh tunggu " ujar kara tiba tiba dan kembali berbalik menghadap Yusti.

" Ada lagi kak? " tanya Yusti heran.

" Kok bus guru guru belum datang? "

" Oh itu, tadi pak Tyo nelpon katanya, bus terjebak macet, jadi bakal sampai sekitaran 15 menit lagi " jawab Yusti ramah. Kara mengangguk lalu pergi.

" Baik, tolong perhatian nya sebentar, study tour nya akan saya percepat menjadi 3 hari, yaitu untuk hari pertama, yaitu sekarang ini, beristirahat, berkumpul, dan bermain, untuk hari kedua yaitu besok, menjelajahi museum, berziarah ke makam pahlawan, jalan, dan lain lain, untuk hari ketiga yaitu besok nya persiapan pulang, dan jika ada yang mau beli oleh-oleh bisa di lakukan di hari ke tiga, paham! " ujar kara mengumumkan, lalu kembali mengerjakan tugas yang lain setelah mereka serentak mengatakan paham.

" Begitu banyak orang di sini, tapi kenapa, gue tetap merasa kosong, sebanyak apa pun gue tersenyum, tertawa, tetap saja semua itu terasa kosong, tidak berasa, dan waktu " gumam kara.

15 menit yang di berikan teman temannya untuk beristirahat justru bukan lah hal yang baik, itu justru membangkitkan ingatannya pada jingga.

" Walaupun jingga ikut event ini tetap aja gue masih ngerasa kosong, mau ketemu aja gak bisa, ngelirik aja gak bisa " keluh kara sembari berdiri, beranjak dari duduknya untuk pergi menemui yang lain.

Salam manis
Lintasan_Bintang

Bagaskara (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang