28. ketika air mata berbicara

79 6 0
                                    

Kamu gak perlu hapus air mata itu,
Karna satu tetes air mata kamu akan
Meredakan satu kesedihan kamu

__Nissyarahim__

Jingga menghirup oksigen dalam dalam. Dia ingin bernapas dengan tenang di bumi tanpa hambatan apapun, baik itu cinta ataupun masalah.

" Senja selalu buat gue tenang kalo lagi begini ". Gumam nya menatap senja yang kembali datang.

" Gue bangga sama langit, dia menerima senja apa adanya ". Gumam nya lagi, berbicara sendiri.

Seseorang dari kejauhan menatap nya sendu. Ingin melangkah maju tapi ia takut kaki nya kembali terdorong mundur. Bukan satu orang tapi dua orang yang menatap nya dari kejauhan, mereka ragu untuk melangkah, mereka gugup untuk menyapa.

Jingga melempar ranting yang dijadikan nya sebagai alat tulis di pasir pantai yang basah. Setelah membuang ranting tersebut ke pantai, ia berdiri dan berjalan pulang karna senja akan segera kembali pergi, dan bulan kembali datang.

" Jingga " panggil galion ketika jingga sudah beberapa langkah berjalan, tapi masih di sekitaran pantai. Kara kalah telak oleh galion, dia ingin menghentikan jingga pergi tapi galion sudah duluan menghentikan nya.

" H' haii ngga " sapa galion gugup. Jingga mengerutkan keningnya bingung. Dia melihat keseling, seperti mencari seseorang.

" Lo ngapain disini? Lo sendiri? " Tanya jingga, masih bingung.

" Iyaa gue sendiri, kebetulan tadi gue lagi lewat lewat aja trus liat lo disini yauda gue samperin ". Bohong nya beralasan.

" O ohhkee ". Balas jingga. Walaupun dia merasa bahwa dia sudah tidak menyukai galion lagi tapi entah kenapa, ketika dia bertemu dengan galion dan berbicara dengan nya, rasa gugup masih saja ada di diri nya ketika bersama galion.

" Emm mau pulang ya? Bareng yuk, aku juga mau pulang? ". Ajak galion. Sama seperti jingga, jarak dan waktu sudah membuat mereka canggung satu sama lain.

" Eh i iya, yaudah yuk, pulang, mau bareng kan? ". Balas jingga juga gugup. Dia terlalu salting, salah tingkah. Galion mengangguk lalu mempersilah kan jingga berjalan duluan, dan jingga menurut saja.

" eehh emm gimana kabar kamu eh lo? " Tanya galion basa basi, dia terlalu gugup, hingga lupa bagaimana caranya berbicara dengan jingga. Jingga hanya membalas dengan tawa, yang menimbulkan rasa heran pada galion.

" Kenapa ketawa? ". Tanya galion karna jingga belum memberi tau.

" Gak, gak kok, gue cuma pengen ketawa aja liat lo yang udah lupa gimana caranya ngobrol sama gue ". Jelas nya.

Galion berubah salah tingkah, dia menggaruk garuk kepala belakang nya yang tidak gatal.

" Kamu udah makan? ". Galion mengganti topik, berharap jingga akan berhenti menertawakan nya. Tapi ternyata caranya tidak berhasil, justru jingga semakin tertawa.

" Udah deh gup, gak usah ngomong deh lo, gue pengen ketawa terus rasanya denger lo ngomong kamu kamu gitu ". Jingga memberi tau di kata mana yang membuat nya tertawa.

" Ohh jadi itu yang bikin kamu ngetawain aku ". Kini galion yang tertawa memikirkan ke bego an nya didepan jingga.

" Iya, eh udah mau gelap ternyata, adzan Maghrib juga udah ya? Gak sadar gue, yuk gercep langkah nya, takut ibu nyariin gue ". ujar jingga melihat ke langit.

" Eh em jingga ". Panggil galion canggung.

" Ya ". Jawab jingga menoleh ke belakang menunggu galion melanjutkan kalimatnya.

" Aku lapar, gimana kalo kita makan dulu aja? Ntar kamu telpon aja ibu kalo kamu mau makan sama aku ". Ajak galion, takut takut jingga menolak.

" Oh lo blum makan? Yauda yuk, tapi traktir ya ". Balasnya. Galion tersenyum senang mengingat kembali masa lalu ketika ia sering bermain bersama jingga diam diam, dan jingga selalu meminta di traktir dengan alasan gak bawa duit.

Kara menatap panas mereka berdua. Dia ingin mensampari mereka tapi dia takut jingga akan marah dan pergi tidak mau bertemu dengan nya. Alhasil dia hanya diam mengikuti mereka berdua demi bisa melihat jingga walaupun hati nya akan terus panas.

" Kamu mau makan apa ngga? ". Tanya galion, melihat lihat menu makanan.

" Guee nasi goreng seafood aja, minum nya teh obeng "

" Haii ngga ". Sapa Nafhesa yang datang tiba-tiba.

" Ee h haii Nafh, apa kabar? ". Balas Jingga, gugup dan canggung serta heran.

" Baik kok, baik banget malahan, eh lagi dinner ya? Yaudah lanjut in aja, gue mau kesana dulu ketemuan sama kara, kami mau dinner juga, selamat dinner ya, daaaa ". Ujar nya lalu pergi. Jingga terdiam tak berkutik. Nafsu makan nya hilang ketika Nafhesa mengatakan bahwa ia akan dinner dengan kara disini juga. Hati nya mengatakan bahwa dia merindukan kara dan ingin bertemu dengan nya tapi egonya melarang.

" Jingga ". Panggil galion membangun kan nya dari lamunan.

" Kamu gak papa? Are you okey ngga? Kamu mau pulang? ". Tanya galion, memegang jemari jingga di atas meja.

" Ee enggak, gue gak papa kok, pingin sih pulang tapi gue lapar jadi makan dulu baru pulang mumpung di traktir. Oya gue ke toilet dulu ya, mau bersih bersih abis main pasir tadi ". Ujar jingga menjawab.

Di perjalanan ke toilet matanya berpapasan dengan mata kara, ada jeda sejenak diantara mereka. " Nafhesa benar, kalo dia emang lagi dinner sama kara, gue gak mungkin ganggu mereka, kayak nya kara fine fine aja deh, syukurlah akhirnya gue bisa lebih gampang nglupain kara ". Batin nya, dan Kembali berjalan menuju toilet.

" Apa gue salah ngelepasin kara? ". Gumam nya, lalu mengguyur wajah nya dengan air.

" Lo gak salah ngga, gue yang salah, gue yang terlalu ngebet sama lo, yang awal nya tujuan gue cuma buat ngejagain lo supaya gak di rebut orang lain malah jadi gue yang ngerebut lo dari galion ". Ujar kara yang sudah bersandar di pintu. Jingga kaget dengan kehadiran kara yang tiba-tiba apalagi dia sekarang sedang berada di toilet wanita.

" Lo gak salah, jadi plis tolong jangan ganggu gue lagi, Lo urus aja Nafhesa sana, jangan sampe lo nyakitin dia, dia sahabat gue ". Ujar jingga lalu pergi meninggalkan kara, dia kembali ke tempat Galion.

Ting

Pergilah sejauh yang Lo mau
Tapi jangan lupa untuk kembali

Jingga menutup ponselnya cepat, dan cepat pula meyeka air matanya, takut galion akan melihat nya menangis.

" Kamu gak perlu hapus air mata itu, karna satu tetes air mata kamu akan meredakan satu kesedihan kamuu ngga ". Ujar galion, tanpa menatap jingga. Dia masih sibuk memakan nasi ayam nya.

" Kamu gak perlu jawab ucapan aku ngga karna air mata kamu Udah ngejawab semua nya, dan gak ada lagi yang mau aku tanyain sama kamu trus, kita juga udah selesai makan, kalo gitu ayo pulang ". Galion meletakkan beberapa lembar uang 20 an, lalu menggenggam tangan jingga mengantar nya pulang.


Salam manis
Lintasan_Bintang

Bagaskara (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang