20. kenyataan

87 9 0
                                    

" lo sekarang udah tau kan kalo gue suka sama kara " mulai nafhesa menjelaskan.

Jingga diam tak bersuara. Dia lupa bahwa dia telah mengetahui bahwa Nafhesa menyukai kara.

" Asal Lo tau ya ngga, gue tuh udah lama suka sama kara. Dan sebelum gue mulai suka lagi sama kara gue sempet suka sama Atma, ketika Atma ketemu sama lo, Atma mulai suka sama Lo, gue nyesel telah mempertemukan kalian, kalo gue tau bakal kayak gitu hasil nya dari awal gue gak akan mau nemuin kalian berdua kenalin kalian berdua, gue nyesel. Dan setelah gue sadar bahwa Atma bukan untuk gue, gue kembali sama kara, waktu kecil gue udah pernah suka sama kara, gue sama kara sama sama suka ngga, trus ketika gue kembali suka sama kara Lo datang ke kehidupan kara dan itu bikin gue jauh dari kara ngga " Nafhesa sudah terisak.

Jingga masih tetap diam mendengar kan, dia juga ikut terisak. Dia benar benar merasa bersalah. Dia terisak karna dia merasa diri nya memang egois.

" Maaf " lirih jingga. hanya kata itu yang dapat di keluarkan nya.

" Asal Lo tau ya ngga, gue kara sama lion itu udah temenan dari kecil ngga, kami Deket banget ngga "

" Lion? " Jingga bersuara.

" Yah lion. Lo gak tau dia? Gue pikir Lo tau dia, lion itu sahabat gue sama kara "

" Lo bener bener udah temenan sama kara dari kecil? " Tanya Jingga lagi.

" Iya. Kenapa? " Jawab nafhesa seperti menantang.

" Kok Lo gak pernah bilang sama gue? "

" Lo bilang apa? Kok gue gak pernah bilang ke Lo? Ternyata Lo blum sadar juga ya ngga? Lo tuh egois ngga, lo gak pernah sadar kalo gue gak pernah cerita apa apa sama Lo kan? Lo tau kenapa? Itu karena gue gak pernah ada kesempatan buat cerita ngga, setiap ketemu isi percakapan kita itu cuma tentang lo, tentang cowo yang Lo suka, tentang masalah Lo, Lo gak pernah nanyain apa masalah gue, bagaimana gue, seperti apa keadaan gue Lo gak pernah pengen tau ngga jadi gimana gue mau bilang ke Lo sedangkan lo nya aja gak pernah mau cari tau ataupun bertanya dan kasih kesempatan gue cerita atau pun curhat, Lo gak sadar itu? " Nafhesa Benar benar terisak. Tangis nya sangat kuat. Jadi tidak heran jika beberapa orang yang lewat memperhatikan jingga dan Nafhesa.

Jingga semakin tertekan dan sedih. entah apa yang telah di perbuat nya selama ini hingga sahabat nya sendiri pun menjadi korban ke egoisan nya.

" Yang paling nyesek itu gara gara Lo, kara ngingkarin janji nya " lanjut Nafhesa.

" Janji? Janji apa? " Terlalu banyak kenyataan yang di terima nya entah ada apa lagi setelah ini.

" Lo blum tau kan kenapa kara tiba tiba masuk ke hidup Lo? " Ungkap Nafhesa sinis. jingga hanya menggeleng antusias.

" Biar kara yang sendiri aja yang cerita sama Lo " Lanjut nya lagi.

Kara datang menarik tangan jingga dan Nafhesa membawa mereka meninggalkan tempat itu.

" Kalian kenapa gak nyari tempat yang aman dan sepi saja untuk bicara, kenapa kalian memilih tempat ramai, kalian di perhatikan orang orang dari dari tadi tau gak " marah kara melepas kasar pegangan tangan nya pada jingga dan Nafhesa.

" BIARIN. BIAR SEMUA ORANG TAU SEKALIAN BAHWA JINGGA CEWE YANG BERWAJAH KALEM DAN PENDIAM SEBENARNYA DIA ITU EGOIS " berang Nafhesa kasar. Mata nya sudah sangat merah karna emosi.

" DIA ITU CEWE GAK TAU DIRI, YANG BISA NYA CUMA NGREBUT DOANG, DIA NGREBUT LO, NGREBUT JANJI LO, NGREBUT ATMA , NGREBUT SEMUANYA " tangis nafhesa sudah semakin menjadi jadi.

" MAKSUD LO APASIH NAFH!!! " kini kesabaran tak bisa di tahan lagi.

" LO SUKA KAN DI KERUMUNIN COWO COWO ? NANTI BAKAL GUE UNDANG SEMUA COWO BUAT NGE CAP LO SECARA GRATIS "

Plak

Nafhesa terdiam. Matanya yang tadi memerah kini membelalak karna kaget dengan apa yang Jingga lakukan pada nya barusan. Dia menatap benci pada jingga. Tangan kananya memegang pipi kanannya akibat tamparan jingga.

Kara menatap marah pada mereka berdua. Tapi tatapan kara pada jingga lebih sinis karna jingga bermain tangan. Ya memang nafhesa memang salah sudah membuat kemarahan terkuak dan menguji kesabaran nya tapi kara tetap tidak suka kekerasan.

" Gue kecewa sama kalian berdua " ujar kara lalu meninggalkan mereka berdua yang kini terdiam menatap kepergian nya.

" Gue salah milih temen " sela Nafhesa setelah kepergian kara. Kini Nafhesa yang meninggal kan jingga seorang diri.

Jingga semakin menangis. Dia masih tidak menyangka dengan apa yang di ketahui hari ini. Sebuah kenyataan yang tidak bisa di terima nya secara logis. Sebuah kenyataan yang mampu membuat nya terdiam tak bisa berkata.sebuah kenyataan yang harus di terima nya walau pun itu sulit.

Apa boleh buat. Ini sudah terjadi. Dia sudah mengetahui nya. Inilah kenyataan. Entah ada kenyataan apa lagi yang di ketahui nya setelah ini.

®®®

" Jingga " panggil senan cemas melihat jingga yang pulang pulang sudah menangis sesenggukan.

" Lo kenapa ngga? " Tanya senan lagi lalu memeluk adiknya itu. Berharap kesedihan adiknya berkurang.

" Kak senannn " rengek jingga masih menangis di dalam dekapan senan.

" Siapa yang bikin Lo nangis? " Tanya senan semakin cemas karena jingga juga semakin kejang menangis sesenggukan.

" Ayo gue antar ke kamar, kita ngobrol ke kamar aja, takut nanti ibu liat dia bisa khawatir " pinta senan membawa adiknya ke kamar masih dalam keadaan menangis.

" Cerita sama gue apa yang terjadi? " Senan mendudukan Jingga di atas kasur lalu merebahkan kepala gadis itu di dadanya setelah itu mengusap pelan rambut sang adik.

" Apa gue ini egois kak? " Tanya Jingga membuka suara.

" Siapa yang bilang? Lo gak egois kok " rayu senan menenangkan kan.

" Bohong "

" Enggak jingga "

" Aku mohon jujur kak "

" Oke. Lo emang egois tapi bagi gue biar pun sifat Lo egois, keras kepala dan nyebelin gue tetep sayang kok sama Lo " tenang senan pada jingga. Jingga memeluk pinggang senan erat lalu tersenyum senang.

" Jadi itu alasan Lo nangis? Karna Lo udah sadar diri kalo Lo itu egois? " ujar senan dengan nada meledek.

Jingga mengangguk mengiyakan Walaupun bukan karena itu alasan dia menangis.


Salam manis
Lintasan_Bintang

Bagaskara (Tamat)Where stories live. Discover now