37. mengingat kembali

72 6 0
                                    

Mengingat kembali kenangan Yang
sudah berlalu sama seperti memungut kembali makanan yang sudah jatuh

__Nissyarahim_

" gimana menurut lo wisma nya ngga? " tanya kara tiba-tiba dari arah belakang. Jingga menoleh kebelakang ingin tahu siapa yang berbicara dengan nya.

" Kenapa ya, angin malam itu dingin? " ujar kara lembut sembari mempererat jaket nya. Jingga tak menanggapi, ia hanya diam, terus menatap kosong ke depan, entah apa yang di pikirkan nya.

" Gue sempat khawatir lo gak bawa jaket tebal, karna lo kan gak bisa kena udara dingin " ujar kara lagi, namun lagi lagi jingga tidak menanggapi, ia hanya diam, berusaha acuh.

" gue takut lo lupa bawa jaket, lo kan selalu lupa bawa nya, lagi pula selama ini kan lo selalu pake jaket gue, walaupun lo bawa jaket sekalipun " lagi lagi hanya kara yang berbicara, dan orang yang di ajak bicara masih tetap mengacuhkan.

Walaupun jingga tidak menjawab dan tampak tidak peduli, tapi kara tau bahwa jingga mendengar nya, dan mendengarkan nya saja sudah lebih dari cukup bagi pria itu.

" Lo ingat saat hujan itu, pas gue lupa bawa jaket dan lo juga gak bawa jaket, Lo kedinginan banget, di motor, gue ngomelin lo, tapi setelah itu gue terus genggam tangan lo selama berkendara supaya Lo kuat nahan dingin nya ". kara menoleh kan kepala nya menghadap jingga, menatap lekat gadis itu.

Berdiri di luar, sambil menikmati hujan malam yang turun ke bumi, dan merasakan dinginnya udara malam bercampuran dengan dingin nya hujan, sudah mampu membuat suasana semakin sendu dan sunyi.

" Ingat pertama kali kita ketemu? " ujar kara sumringah. Bibir nya selalu tersenyum dan perasaan nya selalu senang jika memikirkan dan mengingat kembali kenangan kenangan nya bersama jingga.

" Pertama kali kita ketemu waktu di halte bus, saat itu hujan juga, lo disana hujan hujan cuma buat nikmatin senja dan ngambil gambar senja, gue pikir lo nunggu bus saat itu " cerita kara antusias, dan bersemangat sembari tertawa.

" Terus di taman belakang, lo diam diam ngambil foto gue kan, gue sadar itu, tapi gue pura pura gak tau apa apa, pengen marah tapi gue lagi malas karna mood gue lagi baik saat itu "

" Terus di pantai juga___

" CUKUP! " Bentak jingga, ia menghentikan ocehan kara yang mengingat ngingat masa lalu.

dia mendengar semua yang dikatakan kara dari awal sampai sekarag, dia berusaha untuk tidak peduli, tapi lama lama kara mulai membangkitkan memori, jika kara terus melakukan nya, hati nya akan perih jika terus mendengar, ia berusaha melupakan, tapi kara justru membangkitkan, perasaan nya benar benar ingin menangis, sedih, tidak lah kuat mendengar itu semua.

" Kenapa ngga? " tanya kara polos. Jingga menatap penuh benci dan marah.

" Plis jangan natap gue gitu, gue gak suka sama sorot mata lo yang ini, lo boleh sorot gue sama mata Lo, terserah lo mau natap gimana, tapi gue mohon satu sama lo, jangan lagi natap gue dengan tatapan itu ngga " lanjut kara lirih, terdengar dari suaranya bahwa ia menahan sakit dan pedih.

" Bukankah lo pernah natap gue gini juga ". Jingga akhirnya ber suara. Kara diam, dia benar benar merasa menyesal.

" Mau gue ingatin? " Rutuk jingga. Kini ia yang berbicara, dan kara terdiam.

" itulah yang gue rasain saat itu kar, saat lo natap gue sekilas dengan penuh benci dan amarah, dan itu hanya karna gue nonjok Nafhesa, gue seperti penjahat di mata itu Kar, gue yang salah, padahal gue lah korban nya " ujar jingga. Bibirnya bergetar saat mengatakan apa yang di rasakan nya.

" gue salah " lirih kara, ia menunduk merasa bersalah.

" Oh iya, lo emang salah, dan bajingan kayak lo ini gak pantas buat di maafin! " jawab jingga menggebu gebu. Ia kembali menormalkan kan amarah nya, lalu berbalik hendak masuk namun kara dengan cepat menarik tangan nya lalu memeluk gadis itu dengan erat.

" Maafin gue ngga, gue mohon, gue pengen kita balik kayak dulu lagi, gue rindu sama lo ngga! " pinta kara sembari menangis dengan Masih memeluk erat tubuh jingga. Ia benar-benar merindukan gadis itu. Saat air mata nya akan menetes jingga langsung mendorong kasar tubuh kara. Ia tak ingin terjerumus ke dalam ucapan kara, yang akan meluluh kan hatinya.

" Gue udah gak suka di peluk sama orang kayak Lo gini kar, jadi jangan pernah lakuin itu lagi, gue merasa jijik! "

Kara diam menatap tak percaya pada jingga.

" jingga " panggil kara lirih.

" Apa Lo benar benar udah ngelupain semua masa masa itu? Secepat ini? " tanya kara, merasa tidak percaya karna, sangat tampak di wajah jingga bahwa ia seperti sudah melupakan semua nya.

" Iya " jawab jingga cuek dan enteng. Kara masih diam menatap tak percaya.

" Apa gak ada lagi harapan untuk gue kembali sama lo? " tanya kara pasrah.

" Ada! Mau tau berapa persen? 0,0 persen! " Balas jingga gemas. Kara diam.

" sebenarnya apa sih tujuan Lo ngingatin kenangan itu semua sama gue? supaya gue bisa maafin lo, atau supaya hati gue luluh lagi? Alah bulshit! " Rutuk jingga kejam.

" Ingat kar! Mengingat kembali Kenangan yang sudah berlalu sama seperti memungut kembali makanan yang sudah jatuh " ujar jingga lalu benar benar pergi masuk kedalam wisma penginapan, meninggalkan kara yang masih terdiam.




Salam manis
Lintasan_Bintang

Bagaskara (Tamat)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum