epilog

144 11 0
                                    

senin pagi, hari di mana ia mulai fokus pada belajar karna ujian nasional sudah di depan mata, dan hari ini adalah di mulai nya perperangan. jingga melangkah penuh bangga menuju ruang kelas ujian yang sudah di sediakan.

dan empat hari sudah ia melaksanakan ujian, ini adalah hari terakhir ujian, hari kamis. jingga keluar kelas dengan perasaan yang begitu lega, tidak hanya dia tapi seluruh siswa kelas XII. mereka keluar kelas berhamburan, berlari ke lapangan, padahal hujan turun sangat lebat, tapi mereka tidak peduli.

mereka tertawa, melompat dan menari nari di lapangan di bawah hujan. baju mereka basah kuyup. siswa laki laki beberapa ada yang melepas seragam nya, hanya memakai celana nya saja, baju tersebut mereka putar putar kan di udara.

tiba tiba seseorang menarik tangan jingga membawa nya ke lapangan, ikut berpartisipasi di sana, menghilangkan semua beban ujian yang memberat kan kepala akhir akhir ini.

" ayo ngga, nari " ajak kara sedikit berteriak agar terdengar oleh jingga. dialah kara, seseorang yang menarik lengan jingga ke lapangan.

®®®

" lulus "

" lulus! gue lulus! " teriak jingga. ia melompat riang melihat nama nya tertera dalam daftar kelulusan.

" kalo gitu ayo! " ajak kara.

" kemana? " tanya jingga, Nafhesa, dan Rahma serentak.

" ke puncak! bukan nya galion akan kesana juga " jawab kara.

" naik apa? " tanya Rahma

" naik pick up, punya mang Ucup, kebetulan dia mau ke puncak, kebun teh " balas kara lagi.

" kalo gitu gass kann! keburu mang Ucup pergi " intruksi jingga lalu lari duluan ke luar sekolah, tapi pick up sudah mulai pergi.

saat berlari Rahma tiba tiba menarik tangan Azhari sembari berkata. " ayo ikut! ". Azhari terpaksa menurut karna Rahma terus menarik lengan nya.

" mang ucup tunggu " teriak mereka sembari mengejar pick up tersebut, hingga akhirnya kara dapat menjangkau nya lalu naik dan membantu yang lain untuk naik.

" asik? " tanya kara, di sela sela tawa mereka. mereka sudah terkapar di pick up karna kelelahan mengejar.

" asik banget " jawab Nafhesha. sedangkan jingga dan Rahma hanya mengangguk karna mereka masih ngos ngosan. bagaimana dengan Azhari? pria itu hanya diam memberengut.

" udah lah ri, gue yakin nanti lo gak bakal nyesel kok " bujuk kara. Azhari hanya mengangguk menanggapi.

" mang makasih ya, oya lain kali jangan di tinggal lagi dong, cape tau ngejar nya " ujar jingga.

" iya neng, maaf " jawab mang Ucup sembari tertawa.

" galion nya mana? " tanya Rahma.

" gak tau! coba telpon " jawab kara.

jingga mengeluarkan handphone nya dan mulai menelpon galion.

" hallo " jawab orang di seberang telepon.

" gup, dimana? " tanya jingga to the point

" disini " jawab galion. jingga mengerutkan keningnya bingung sembari mencari cari.

" di belakang " lanjut galion lagi. jingga langsung melihat ke belakang, lalu berlari menghampiri galion dan memeluk nya erat.

" gue kangen " ujar jingga masih memeluk galion.

" gue gak! "

" sana lo " rungut jingga sembari melepas pelukan dan mendorong tubuh galion ke belakang.

Bagaskara (Tamat)Where stories live. Discover now