25. Galion

68 6 0
                                    

" hai kar " sapa pria itu tertawa sinis

" kenapa kar? Kok kaget? " Ledek pria misterius itu lagi.Galion.

" Lo? " Gugup kara masih tidak percaya.

" Ya, ini gue, galion. Sahabat lo, sahabat kecil lo " jawab galion bernada meremeh kan.

" Kok lo disini? Kenapa bisa? Lo bilang lo pulang ke Indonesia nanti pas libur panjang tapi kok ini? " Tanya kara. Prasaan nya campur aduk.

" Borok " jawab galion penuh emosi yang di tahan. Kara mengerut kan keningnya bingung.

" karna Borok, dia nelpon gue nangis nangis, dia udah bilang Semua nya, dia ceritain tentang lo dan jingga, lo tau? Gue langsung meluncur ke Indonesia besok nya, karna gue merasa bersalah sama dia, gue bener bener marah, terutama sama Lo, gue nyesel gak dengerin dia saat itu, andai gue dengerin dia, pasti dia gak akan seberat ini patah hati nya, dan ini semua gara gara lo, Lo gak bisa jaga amanah, Lo ngianatin gue dan borok " jelas galion menggebu gebu.

" Oh jadi Nafhesa ngadu sana lo? Berarti dia tau donk kalo lo udah di indo? " Ujar kara marah.

" Dia gak tau " sela galion. Kara hanya diam, bingung harus apa dia sekarang, bagaimana dia akan menjelaskan pada galion.

" Lo tau kan cinta sama jingga? Tapi kenapa lo tetep nikung gue? Padahal lo udah punya Nafhesa, gue cuma ngasih amanah satu aja dan lo malah merebutnya, lo suka kan sama jingga? " Ujar galion lagi. Matanya menelusuri lingkungan di sekeliling nya.

" Maaf Yon, lo benar, tapi bukan karna lo benar trus gue salah. gue gak sepenuhnya salah bro, bukan gue yang minta buat juga suka sama jingga, tapi semesta, takdir, mereka lah yang buat gue gini, dan jujur, gue gak nyesel, karna gue beruntung banget bisa ketemu sama jingga. Maaf Yon, gue suka sama jingga, maafin gue udah ngianatin lo, gue mohon Yon, jangan ambil jingga dari gue, gue mohon yonn " ujar kara lirih, ia menahan tangis, dia takut, takut akan kehilangan sesuatu yang berharga baginya.

" Hah! Lo bilang jangan ambil? Lo mohon mohon sama gue buat jangan ambil jingga dari Lo? Kalo gue yang mohon gimana? Apa Lo mau? Gak kan? Trus apa beda dengan gue? Gue juga gak akan mau. Lo udah ambil dia dari gue dan lo minta gue jangan ambil? Dasar bego! " Geram galion, lalu pergi meninggalkan kara yang masih diam membisu, bingung harus berbuat apa.

Galion benar benar marah hingga tidak tau bahwa ada seseorang yang melihat nya aneh, penuh tanda tanya. Dialah jingga, gadis yang tengah di perbincangkan nya tadi bersama kara.

Karna merasa dilihati ia menelusuri tiap sisi sisi disana, tapi tak satu pun tanda bahwa ada yang melihatinya.

" Kok gue merasa gak asing ya sama Lo? " Ujar jingga tiba tiba dari arah belakang galion, pria itu terperanjat kaget lalu berlari pergi membiar kan jingga yang kebingungan.

Dari jauh jingga melihat kara yang sedang berdiri di tepi jalan cafe bersama Nafhesa, mereka tampak sedang membincangkan sesuatu hal yang serius karna Nafhesa berbicara penuh emosi.

Tanpa berfikir panjang jingga berjalan menuju mereka, bukan untuk menemui mereka, tapi untuk mencari tau apa yang sedang mereka bicarakan hingga seserius itu, lebih tepatnya jingga menguping pembicaraan mereka di balik tembok cafe.

Ya memang sih, menguping pembicaraan orang lain itu tidak baik, tapi apa boleh buat, dia terlalu penasaran untuk itu, mungkin jika orang lain dia tidak akan peduli, karna ini pembicaraan kara dan Nafhesa dia menjadi penasaran.

Ekspresi nya berubah ubah ketika mendengar kan, mereka berbicara dengan nada emosi, tak ada yang mau mengalah. Ketika kara pergi pembicaraan mereka terputus dan selesai.

Perasaan nya campur aduk, dia bingung dengan hari ini, hari ini terlalu banyak menguras otak nya untuk berfikir. Tadi dia melihat kara dengan pria asing tak dikenal nya yang di lihat nya tadi, mereka berbicara dengan emosi pula, sekarang kara dengan Nafhesa, ada apa sebenarnya? Apa yang terjadi? Pikirannya sudah melambung kemana mana. Dia takut nama nya ikut terseok Seok kedalam permasalahan mereka.

®®®

Galion memeluk Nafhesa ketika gadis itu membuka pintu. Malam sudah larut tapi mata nya masih sembab, sebab ia masih menangis dari sore tadi sehabis bertemu kara.

" Kok lo gak bilang kalo lo udah di indo? Gue kesepian, gue sendirian " tangisnya kembali pecah.

Galion merangkul bahu gadis itu, membawa nya masuk kedalam. " Maafin gue bor ". Pinta galion meminta maaf.

Dia menduduk kan Nafhesa di sofa lalu pergi ke dapur untuk mengambil air putih agar gadis itu bisa tenang setelah meminum air putih. Setelah Nafhesa tenang galion ikut duduk di samping Nafhesa, mengelus lembut rambut nya.

" Plis jangan sedih, maafin gue ya Naf, gara gara gue lo jadi gini " galion membuka percakapan.

" Iya yon, gak papa, ini bukan salah lo tapi ini salah kara, dia yang udah menghianati kita " balas Nafhesa mencoba tabah pada nasib nya saat ini.

" Gue akan nemuin jingga besok, gue rindu banget sama dia, selama di indo gue cuma bisa liatin dia dari jauh, selama ini gue ngikutin jingga terus kemana pun dia pergi, gue pernah ngikutin dia pergi sama kara, mereka ke cafe, dan di situ ada gue yang ngluarin mereka, lo tau perasaan gue? Sakit banget Nafh, gue cemburu banget, mereka bahagia banget, mereka ketawa tawa, romantisan, dan itu bikin gue cemburu banget, nyesek banget deh " ungkap galion sedih.

yang tujuan awal nya datang menemui Nafhesa untuk menemani dan menenangkan gadis itu malah berbanding terbalik menjadi dia yang menceritakan kesedihan nya.

" Yang sabar ya Yon " Nafhesa mencoba menenangkan galion.

" Ah udah deh, mending sekarang lo tidur, istirahat gih, udah malem " perintah galion mengusap pucuk kepala Nafhesa.

" Aaa tapi gue laper " tolak Nafhesa beralasan karena tak ingin tidur duluan.

" Hmm, yaudah gue beliin sate Padang ya lo, tapi abis makan tidur ". Untuk saat ini hanya galion seorang yang memperhatikan nya, dulu jika ada kara, ketika dia mengatakan lapar kedua pria itu kara dan galion akan berebut membeli kan nya makanan tapi sekarang tidak ada lagi kenangan manis itu.




Salam manis
Lintasan_Bintang

Bagaskara (Tamat)Where stories live. Discover now