34. hidup seperti mati

87 6 0
                                    

Kau yang menyakiti saja sakit apalagi dia yang kau sakiti, lebih sakit lagi

__Nissyarahim__

Kara menghentikan motornya di sebuah club malam, dia memarkir kan motor lalu masuk kedalam club setelah menunjukkan Kartu Tanda Penduduk ( KTP) nya.

" Haii sobat, udah makin sering aja kau kesini? Gak ada kerjaan kau? " sambut gota hangat dengan logat Batak yang masih sedikit masuk di bahasa Indonesia nya, gota adalah pemilik club tersebut.

" Mau minum apa kau?, ku ambil kan spesial untuk kau " tawar gota melayani.

" Yang biasa aja lah bang " balas kara, sembari melepas jaket nya dan duduk.

" Yasudalah, pusing pula aku tengok, sudah tau kau itu tak bole minum banyak, masih saja di lakukan, memang tak ada lagi otak nya " ujar gota mengambil minuman untuk kara.

" Banyak masalah aku bang " jawab kara nanar.

" Nah. Minum lah sepuas kau! "

" Makasih bang " jawab kara, dengan cepat ia meneguk minuman yang dapat merusak tubuhnya. Minuman beralkohol.

Gota hanya bisa menggeleng melihat keadaan kara saat ini, dia sudah menganggap kara seperti adiknya sendiri, jadi wajar jika dia ikut merasakan kesedihan yang mendatangi kara.

" Sudah lah kar! tak usah lah kau minum lagi, bae kau cerita sama aku, ada masalah apa? " gota kembali menghentikan aktivitas minum kara. Mata pria itu sudah merah dan sayu, rambut nya berantakan, tubuhnya mengurus, bau badan dan mulutnya begitu menyengat, dan hidung nya merah.

" Ayok ikut aku! " Gota menarik tangan kara memasuki sebuah ruangan persegi yang kecil dan hanya ada sofa serta komputer lengkap.

" Aku tau kau pasti malu menangis diluar sana kan! Makanya aku bawa kau kesini, biar kau bisa nangis sepuasnya " jelas Gota tanpa kara meminta penjelasan.

" Duduk! Sekarang cerita kan semua masalah dan kesedihan kau! Tak tega aku liat nya " Gota memulai pembicaraan.

Kara mengusap wajahnya hingga ke rambut, mencoba untuk menyadarkan diri. dia menangis di balik telapak tangan yang menutupi wajah nya. dia memang laki laki tapi tidak salah jika laki laki menangis, laki laki juga manusia, ia juga punya hati, ia menangis bukan berarti cengeng dan lemah tapi ia hanya ingin mengeluarkan kesedihan yang tertampung dalam air mata.

" Capek aku bang! Aku hidup tapi macam orang mati bang, macam tak ada tujuan hidup aku bang, aku tu baru-baru ini putus sama cewe ku bang___ " kara menceritakan semua masalah nya pada Gota. dari awal hingga akhir, dari pertemuan nya dengan jingga hingga perakhiran hubungan nya dengan jingga, ia cerita kan semua nya termasuk tentang galion, Atma, dan Nafhesa.

" Alamakkkk .... masalah cewe rupanya, Astagaa, lemah kali lah " sela Gota di tengah tengah cerita kara.

" Inilah malas nya aku cerita sama kau bang! Tak jadi cerita lah aku " Rajuk kara, kesal.

" Maap maap kan aku, ha lanjut lah! Sapa tau aku bisa bantu masalah kau ini "

" Nak bantu apa kau bang? Masalah aku ni, tak ada jalan keluar nya " pasrah kara. dia semakin merasa terpuruk.

" Andai bunuh diri itu tak dosa, sudah kugantung leher ku ini bang "

Plakk

" Sakit bang! Kenapa kau tampar aku? " tanya kara, ia mengusap pipi kanan nya yang terasa sakit akibat tamparan Gota.

" Ha, dah sadar kau? boleh aku betanya sekarang? " Balas Gota, meniup niup telapak tangan nya yang merah sehabis menampar kara. " Kuat juga tamparan ku, sampai merah dan sakit tangan ku abis nampar kau kar " ucap nya masih meniup niup telapak tangan.

" Ha sadar kau sakit bang? Kau yang nampar aja sakit apalagi aku yang di tampar bang, lebih sakit lagi " jawab kara ketus karna masih kesal.

" Ha itu! Kau yang menyakiti saja sakit apalagi dia yang kau sakiti, lebih sakit lagi, ada terpikir sama kau itu? Siapa tu tadi nama cewek yang kau sakiti tu? Ah iya si jingga sama si Nafhesa, si Nafhesa tuh masih mending lah si jingga aku kasian sama dia, ntah kek mana keadaan nya tu setelah kau sakiti kar, kau aja yang menyakiti dia sakit kan? Apalagi dia sobat ku, lebih parah lagi kan " ujar Gota. Kara seketika terdiam, apa yang di katakan nya sangat benar, dia hanya memikirkan perasaan nya saja, tidak memikirkan perasaan jingga.

" Betul kau bang, Lalu, apa yang harus aku lakukan bang? Aku dah cakap tadi masalah ku ini tak ada jalan keluar nya " ucap kara. Perasaan nya semakin membaik. Tapi perasaan pasrah masih ada dalam benaknya.

" Bego kali kau jadi manusia! Ah sini lah ku bilang kan! Kalo aku nampar kau kek mana perasaan kau? Kesal? Marah? Pastikan? Nah supaya kau tak kesal tak marah lagi sama aku apa jalan keluar nya supaya kau tak marah lagi sama aku? Jawab lah! " Ujar Gota lagi, mencoba menjelaskan dalam bentuk pertanyaan agar kara mau berpikir.

" Supaya aku tak marah lagi, apa jalan keluar nya supaya aku tak marah lagi sama abang, dan apa yang harus Abang lakuin? " Kara mulai berpikir dan merakit pertanyaan Gota.

" Ah ya minta maaf lah bang! Kalau Abang minta maaf dan aku maafkan, masalah selesai bang, aku pun tak marah lagi sama kau, ya Ndak? " Jawab kara antusias penuh bangga.

" Nah pintar juga kau! Masalah nampar itu aja ada jalan keluar nya kenapa masalah kau tak ada jalan keluar nya, semua masalah itu ada jalan keluar nya adek ku, tuhan tak akan kasih masalah jika masalah itu tak ada jalan keluar nya, Allah kasih kau masalah itu karna Allah tau kau mampu menghadapi nya, paham? " Gota tersenyum melihat mimik wajah kara yang mulai membaik.

" Tak salah aku cerita sama kau bang! Makasih bang, makin cinta aku sama kau bang! Aku pegi dulu bang! Assalamualaikum! Oya minuman aku ngutang dulu bang" " teriak kara sembari berlari keluar.

" Alamak .... Kalo aku tau anak itu ngutang lagi, tak akan aku kasih dia minum, rugiii lah aku nii, haihhss " ujar nya mengeluh malas, sembari mengusap wajahnya kebawah hingga bibirnya ikut turun ke dagu.




Salam manis
Lintasan_Bintang

Bagaskara (Tamat)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum