Part 22

23K 3.7K 338
                                    

JAEHYUN tidak bisa mengatakan apapun setelah mendengar penjelasan lebih rinci dari Taeyong. Ia menatap langit-langit kamar dengan tatapan gusar. Taeyong berbaring di sebelahnya. Setelah makan malam dan berbincang bersama Ayah dan Ibu Jaehyun. Mereka berdua memutuskan untuk masuk ke dalam kamar. Awalnya Jaehyun ingin pulang ke apartemen dan membawa Taeyong ke sana. Namun Ibunya melarang. Jaejoong masih mau menghabiskan waktu bersama Taeyong.

Tapi sungguh. Jaehyun tidak menyangka bahwa Ibunya memiliki kembaran dan itu adalah Ibu Taeyong. Takdir berputar di sekitar mereka. Benar-benar tidak masuk akal.

"Jadi bagaimana sekarang?" tanya Taeyong yang kini sudah merubah posisi telentangnya menjadi menyamping; menatap wajah tampan Jaehyun yang di terpa oleh cahaya dari lampu tidur.

"Tidak ada yang berubah. Kau tetap Omegaku. Kita terlahir dari rahim yang berbeda meskipun Ibu kita terlahir dari rahim yang sama." ujar Jaehyun dengan nada datarnya.

Itu tidak akan merubah apapun. Mereka tidak sedarah; hanya bersaudara. Namun sungguh, fakta ini masih sangat mengejutkan. Apakah dunia begitu sempit sampai Ibu Taeyong dan Ibu Jaehyun adalah saudara kandung? Seolah tidak ada yang lain. Tapi bila meminta yang lain. Taeyong pasti tidak akan bertemu dengan Jaehyun, begitu juga sebaliknya.

Menghela nafas, Jaehyun memberingsut mendekati Taeyong dan memeluk lelaki cantik itu dengan erat. Ia sangat mencintai Taeyong melebihi apapun. Selain fakta mengejutkan antara hubungan kedua Ibu mereka. Jaehyun juga masih terbebani dengan pembicaraannya bersama Yunho tadi sore.

Taeyong menyamankan diri di pelukan Jaehyun. Aroma tubuh lelaki tampan itu selalu berhasil membuatnya merasa jauh lebih tenang. Sekuat apapun Taeyong menolak dan mencoba mendorong Jaehyun untuk menjauh. Ia tidak bisa. Semua yang ada di diri Jaehyun adalah candu serta magnet untuknya. Hubungan mereka menjadi lebih dekat karena sudah melakukan penyatuan.

"Tapi sungguh, aku masih tidak mempercayainya. Ini seperti mimpi." gumam Taeyong pelan.

Bukankah apa yang baru saja terjadi sangat konyol sekaligus menyedihkan? Jika saja Taeyong bersikeras dan menolak bertemu kedua orang tua Jaehyun maka fakta ini tidak akan terungkap. Tapi selain itu, ada rasa senang yang tidak bisa Taeyong ungkapkan menggunakan kata-kata. Ia bahagia bertemu Jaejoong karena lelaki itu benar-benar mirip dengan mendiang Ibunya.

Jaehyun mengecup lembut pelipis Taeyong. "Aku juga. Benar-benar kejutan."

Taeyong mendongak dan terkekeh pelan. Ia menempelkan hidungnya di dagu Jaehyun. "Apa yang kau bicarakan dengan Appa tadi sore?"

Soal panggilan 'Appa', Yunho sendiri yang menyuruh Taeyong menggunakan panggilan itu karena Taeyong sudah memanggil Jaejoong dengan sebutan 'Eomma'. Dan juga, Taeyong sangat penasaran tentang apa yang di bicarakan oleh Jaehyun serta Yunho sore tadi karena kedua Alpha itu tidak mengatakan apapun saat berkumpul di meja makan.

Mendengar itu Jaehyun terdiam. Ia memang harus membicarakan ini bersama Taeyong karena Jaehyun takut jika ia tidak bisa mengendalikan insting yang ada di dalam pikirannya, ia akan melukai Taeyong atau memperlakukan lelaki cantik itu dengan kasar.

"Kau tidak lelah?" untuk sementara, Jaehyun mengalihkan pembicaraan. Ia menunduk; memberi kecupan lembut di bibir Taeyong.

"Lelah, karena kau membawaku menggunakan motor! Kenapa tidak membawa mobil saja sih?"

"Saat kau tidur, aku melewati jalan yang hanya bisa di lewati oleh motor. Jadi begitulah."

Taeyong mengerucutkan bibir. Jika tidak harus menjaga sikap di depan kedua orang tua Jaehyun, maka ia akan mengeluarkan umpatan terus menerus. Pinggul, punggung serta kedua kakinya terasa begitu pegal. Belum lagi lubang analnya masih sedikit sakit karena kegiatan mereka selama dua hari hanya bercinta tanpa henti. Walaupun di dalam hati, sisi Omega Taeyong sangat menyukainya.

Highway To Heaven《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang