Part 3

17.3K 1.3K 53
                                    

Happy Reading❤

⏳⏳

Langit telah gelap oleh awan hitam, kelihatannya, hujan akan segera turun untuk membasahi bumi.

Bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu, Devon, Arka, dan Rano saat ini sedang berjalan menuju parkiran sekolah untuk mengambil kendaraan mereka dan bergegas untuk pulang. Tapi saat sudah ada diparkiran, tepatnya di samping motor Devon terparkir, ada seorang pemuda yang sedang duduk diatas motor Devon, dia adalah Devan.

"Ngapain lo?" tanya Devon datar saat sudah sampai disamping motornya.
"Pulang bareng lo." jawab Devan tersenyum ramah.
"Gue gak akan sudi pulang bareng lo." Ucap Devon sambil menunjuk wajah Devan menggunakan jari telunjuknya.

"Tapi ini mau hujan Dev, gue nebeng pulang ya." pinta Devan lagi pada Devon.
"Gue bilang gue nggak akan sudi!" bentak Devon lalu segera menaiki motornya kemudian menjalankan motornya itu keluar dari pelataran SMA Nusantara. Meninggalkan Devan sendiri, Arka dan Rano mengikuti Devon di belakangnya.

Mau tak mau, Devan berjalan kaki melewati jalan raya untuk mencari taksi atau angkutan umum lainnya ditengah hujan yang sudah mulai turun dan jalanan pula yang terlihat sepi.

⏳⏳⏳

Sekarang, Brata, Veni, dan Davin sedang berkumpul diruang keluarga untuk sekedar menikmati teh dan menonton tv sambil menikmati suara gemericik air hujan yang turun.

Saat Brata, Veni, dan Davin sedang duduk santai tiba-tiba pintu utama terbuka, menampakkan seorang pemuda yang masih menggunakan seragam putih abu-abu dengan keadaan basah kuyup.

"ASTAGA DEVAN" teriak Veni dan segera menghampiri anak kesayangannya yang pulang dengan keadaan basah kuyup dan tubuh yang menggigil. Sedangkan Davin dengan sigap segera mengambil handuk untuk menghangatkan tubuh Devan.

"kenapa badan kamu basah gini?" tanya Veni panik melihat keadaan anak kesayangannya itu.
"Nggak papa Mah, ini cuma kena hujan aja pas tadi pulang sekolah, mama nggak usah khawatir." ucap Devan menenangkan mamanya yang sedang panik.

"Gimana Mama nggak khawatir, kamu pulang sekolah basah kuyup gini, menggigil pula." Ujar Veni. Sedangkan Devan memilih diam tak menanggapi.

Davin datang dan menyerahkan handuk yang diambilnya tadi pada Devan untuk menghangatkan tubuh adiknya itu.

"Kenapa kamu gak telfon kakak aja biar kakak jemput." Ucap Davin pada Devan.
"Hp aku habis batre, terus tadinya aku mau nebeng pulang bareng sama Devon Kak. Tapi kata Devon dia ada urusan jadi aku pulang jalan kaki karena gak ada taksi yang lewat." jelas Devan. Dapat di lihat, orang-orang yang mendengar penjelasan Devan, seketika menggeram marah.

Pintu utama kembali terbuka, menampakkan sosok Devon dengan keadaan basah kuyup sama seperti Devan. Saat pulang sekolah tadi, Devon mampir sebentar ke minimarket untuk membeli rokok, jadi Devon pulang lebih lama dari pada Devan.

Devon tersenyum miris saat melihat kembarannya sangat diperhatikan oleh seluruh anggota keluarga nya. Sangat berbeda sekali jika di bandingkan dengannya. Devon melangkahkan kakinya menuju tangga untuk menuju ke kamarnya. Namun, saat dia baru saja akan menaiki tangga, tangannya ditarik paksa oleh Brata.

Brata menarik tangan Devon dengan erat dan menghempaskan tubuh Devon kelantai sehingga membuat Devon jatuh tersungkur.

Bugh...

Bugh...

Dua tonjokkan di rahang kiri telah Devon terima dari tangan besar papanya, tindakan itu membuat sudut bibirnya sobek dan mengeluarkan darah.

Devon [END] Where stories live. Discover now