Part 15

12.8K 877 25
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul setengah enam, sinar matahari yang tadinya terang kini perlahan berubah menjadi lebih redup. Dan Arkapun sudah mengantar Nadia pulang ke rumahnya.

Saat ini, Arka sedang berada diminimarket untuk membeli camilan untuknya, Rano dan Devon dirumah sakit.

Diwaktu yang sama dan ditempat yang sama pula, Devanpun terlihat sedang membeli camilan. Devan selesai memilih barang yang dia butuhkan lalu mengantri dikasir untuk membayarnya. Saat Devan sedang mengantri, ternyata pemuda yang ada didepan nya adalah Arka. Namun Devan masih belum menyadarinya. Begitupun dengan Arka yang tidak menyadari jika yang mengantri dibelakangnya adalah Devan.

"Berapa Mbak?" tanya Arka setelah barang belanjaanya selesai dihitung.
"Seratus tujuhpuluhribu Mas." jawab kasir tersebut. Arka pun segera membayarnya lalu melangkahkan kakinya keluar dari minimarket.

Saat Arka keluar dari minimarket, tak sengaja Devan melihat wajah Arka sekilas, dan Devan seperti kenal orang itu. Setelah mengingat-ingat, Devan langsung tersadar jika itu adalah Arka. Devan pun meninggalkan barang belanjaannya yang sedang dihitung oleh kasir lalu segera menyusul Arka yang sudah keluar dari minimarket.

Alasan Devan mengejar Arka adalah, Devan ingin menanyakan dimana keberadaan Devon. Karena sejak Devon memutuskan untuk pergi dari rumah, sampai sekarang Devan belum melihat Devon sama sekali.

"ARKA." panggil Devan berteriak saat melihat Arka sudah menaiki motornya dan akan melajukannya. Sedangkan Arka yang mendengar jika namanya dipanggil pun mengedarkan pandangan nya.

Devan pun menghampiri Arka ke parkiran minimarket.
"Arka." panggil Devan lagi saat sudah dekat dengan motor Arka.
"Mau apa Lo?" tanya Arka dingin, karena Arka sangatlah tidak suka dengan Devan.
"Gue mau tanya, Lo tau Devon dimana gak?" tanya Devan. Karena Devan sama sekali tidak tahu dimana keberadaan Devon sekarang setelah pergi dari rumah.
"Buat apa Lo nyariin dia?" tanya Arka masih dingin.
"Gue Kakak kembarnya, dan Gue berhak tau dimana dia sekarang." jawab Devan.
"Cih. Ini yang Lo bilang Kakak kembar? Emangnya ada seorang Kakak yang rebut kebahagiaan adiknya sendiri?" tanya Arka berdecih.

"Gue gak pernah rebut kebahagiaan Devon." sanggah Devan.
"Terserah Lo mau bilang apa. Gue cuma mau peringatin, jangan pernah cari Devon. Karena Devon akan lebih bahagia kalo sama Gue atau teman yang lainnya, bukan sama Lo dan keluarga Lo itu." ucap Arka dengan menunjuk wajah Devan. Sedangkan Devan yang mendengar ucapan Arka terdiam kaku, apakah benar jika dia telah merebut kebahagiaan Devon.

Setelah mengatakan itu Arka menyalakan mesin motornya lalu di lajukannya motor itu ke rumah sakit tempat Devon dirawat.

Devan yang melihat Arka pergi meninggalkannya berinisiatif untuk mengikuti Arka, siapa tahu Arka akan bertemu dengan Devon.

Dengan segera Devan melangkahkan kakinya menuju mobilnya lalu segera mengejar Arka agar tidak ketinggalan jejak.

Devan terus mengikuti kemana Arka pergi hingga motor Arka memasuki pekarangan rumah sakit Medika. Devan pun tetap mengikuti Arka memasuki pekarangan rumah sakit. Saat Arka memasuki gedung rumah sakit pun Devan tetap mengikuti Arka, hingga sampai didepan sebuah ruang rawat VIP.

Saat Arka memasuki ruang rawat itu, Devan berada diluar ruangan. Sayup-sayup, Devan mendengar seperti ada suara Arka yang sedang berbicara. Dan Devan yakin jika yang berbicara dengan Arka adalah Devon dan Rano.

Devan yang penasaran pun tanpa permisi langsung membuka ruang rawat itu yang membuat Arka, Devon dan Rano terkejut dengan kedatangan Devan.

Devan pun tak kalah dibuat kaget hingga terdiam kaku ditempat nya saat melihat Devon yang berada diatas ranjang rumah sakit dengan tangan kiri yang tertusuk jarum infus.

Devon [END] Where stories live. Discover now