Part 5

18.2K 1.1K 46
                                    

Happy Reading❤

⏳⏳⏳

Malam telah berganti menjadi pagi, bulan pun sudah berganti menjadi matahari. Devon bangun dari tidurnya, setelah nyawanya sudah terkumpul, Devon melangkahkan kakinya ke kamar mandi karena jam sudah menunjuk pada pukul 6.15 AM.

Setelah mandi dan bersiap-siap, Devon turun ke lantai utama untuk berangkat sekolah dengan baju seragam yang urakan seperti biasa dan dibalut oleh hoodie biru navy nya. 

Devon melangkah tanpa memperdulikan keadaan dimeja makan yang berisi keluarga nya. Devon segera mengambil motor nya di garasi dan melajukannya ke sekolah.

⏳⏳⏳

Saat sampai disekolah, Devon memarkirkan motornya dan segera melangkahkan kakinya menuju Rooftop. Tapi saat Devon sedang berjalan dikoridor kelas 10 yang terlihat masih sepi, ada seorang siswi yang berjalan dengan mata tidak fokus kedepan, hingga membuat siswi itu tak sengaja menabrak Devon. Devon yang ditabrak pun tidak terima dan marah.

"Kalo jalan tuh liat depan" ucap Devon dingin. "Ma... maaf aku gak sengaja." ucap siswi itu dengan takut-takut sambil menundukkan kepalanya. "Kalo ngomong tatap orangnya bukan malah nunduk!" Bentak Devon, dia tak suka jika orang yang sedang dia ajak berbicara menundukkan kepala dan tak menatapnya.

Siswi dengan rambut sepunggung yang di gerai itu langsung saja mendongakkan kepalanya menatap Devon. Sejenak, siswi itu terpesona oleh wajah Devon yang menurutnya sangat tampan. Mata hitam legamnya yang tajam bagaikan Elang, hidung mancung, bibir tipis yang terlihat merah, alis tebal, rahang kokoh nan tegas, rambut hitamnya yang berjambul, dan jangan lupakan seragamnya yang dibalut oleh hoodie biru navy yang semakin membuatnya berkharisma.

"Udah puas mandangin gue nya?"tanya Devon datar. Sedangkan siswi itu tersipu malu karena telah tertangkap basah memandangi Devon. "Sekali lagi maaf kak, karena aku udah nabrak kakak tadi." Ucap siswi itu. Setelah mengatakan permintaan maafnya yang tidak direspon oleh Devon, siswi itu segera pergi dari hadapan Devon.

Tapi, baru selangkah siswi itu melangkahkan kakinya meninggalkan Devon, tiba-tiba tangan kekar Devon menahan lengannya hingga membuat langkahnya terhenti. "Kenapa kak?" Tanya siswi itu setelah membalikkan badannya kearah Devon lagi. "Lo murid baru?" tanya Devon karena sepertinya siswi itu tidak mengenal Devon yang terkenal disekolah dengan wajah datar, dingin dan selalu berbuat onar. "I-iya kak." Jawab siswi itu gugup. "Nama lo siapa?" Tanya Devon.

Entah kenapa, Devon sangat ingin tahu tentang siswi itu padahal sebelumnya Devon tidak pernah sama sekali bertanya nama perempuan manapun.
"Nama aku Nadia Gabriel kak." Jawab Nadia. "Ka-kalo nama kakak si-siapa?" Tanya Nadia takut-takut.
"Devon Rezaka." Jawab Devon datar. Devon sengaja tidak menyebutkan namanya secara lengkap karena nama Azfiandra adalah marga keluarganya. Devon membenci keluarganya, sehingga dia tak menyebutkan namanya belakangnya itu.

"Aku permisi dulu kak." Pamit Nadia lalu segera melangkahkan kakinya meninggalkan Devon. "Hm." Jawab Devon hanya bergumam. Tanpa disadari, sudut bibir Devon melengkung keatas membentuk senyuman yang menawan walaupun samar. Sepertinya dia tertarik dengan siswi baru itu.

Setelah Nadia pergi, Devon segera melanjutkan langkah kakinya ke Rooftop yang tadi sempat tertunda karena insiden kecil barusan. Saat Devon sampai di Rooftop, ternyata disana sudah ada Arka dan Rano. Mereka berdua duduk dikursi usang sambil memainkan hanphone mereka masing-masing dengan tangan kiri yang memegang rokok.
"Tumben baru dateng Dev, biasanya juga lo duluan yang sampe sini?" tanya Arka karena tak biasanya Devon datang ke Rooftop sedikit terlambat . "Lagi pengen aja." Jawab Devon cuek kemudian mengeluarkan rokoknya dari saku celana abu-abunya, membakar ujungnya dan menghisapnya dengan pelan. Menikmati asap yang masuk ke dalam paru-parunya.

Devon [END] Where stories live. Discover now