Part 11

11.6K 859 38
                                    

Terlihat dua pria paruh baya sedang berbincang dalam sebuah ruangan. Mereka adalah Brata dan Rama yang sedang berada diruang kantor Brata untuk membicarakan tentang perjodohan antara Devan dan Nadia yang mereka rencanakan.

"Jadi gimana, menurut Lo kapan kita ngomong perjodohan ini sama Devan dan Nadia?" tanya Brata pada Rama.

"Gimana kalo malam ini, sekalian makan malam." jawab Rama memberi saran.

"Ya Gue setuju, nanti malam Gue sama keluarga Gue tunggu di Restoran biasa." ucap Brata setuju.

Setelah selesai membicarakan rencana perjodohan itu, Rama pergi untuk kembali ke kantornya.

***

Di sisi lain, Devon saat ini sedang duduk dikursi usang yang ada dirooftop sekolah dengan Nadia, karena saat ini adalah jam istirahat.

"Kak Devon mau ngapain ngajak Aku kesini?" tanya Nadia mendongak menatap Devon yang lebih tinggi darinya. Pasalnya saat Nadia sedang makan dikantin dengan Lina dan Risa tiba-tiba Devon datang dan langsung menarik tangannya menuju Rooftop.

"Gak ngapa-ngapain." jawab Devon tanpa menatap Nadia.
"Terus kenapa Kak Devon ajak Aku kesini?" tanya Nadia lagi.
"Pengen." jawab Devon singkat.

Setelah mendengar jawaban Devon, Nadia diam tak bertanya lagi. Keadaan Rooftop pun hening dengan Nadia yang memainkan handphone nya dan Devon yang memejamkan matanya menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.

Kringgg... Kringgg... Kringgg...

Jam istirahat telah usai, itu artinya Nadia harus kembali ke kelasnya untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

"Kak, Aku ke kelas dulu udah bel." pamit Nadia pada Devon.
"Ya, pulang sekolah Gue tunggu diparkiran." ucap Devon yang diangguki Nadia.

Nadia pun pergi meninggalkan Devon yang berada di Rooftop untuk menuju ke kelasnya.

Saat Nadia tiba dikelasnya, Nadia langsung dihadiahi beberapa pertanyaan dari Lina dan Risa.

"Nad, Lo tadi diajak kemana sama Kak Devon?" tanya Risa menatap Nadia. 
"Ke Rooftop." jawab Nadia mengambil buku didalam tasnya.
"Terus, Lo di Rooftop ngapain aja?" kini giliran Lina yang kepo.
"Gak ngapa-ngapain, kita cuma duduk aja." jawab Nadia jujur.
"What, gue kirain Lo dibawa Kak Devon ke Rooftop mau romantis-romantisan kayak di drama-drama korea gitu, padahal Gue tadi udah bayangin." ucap Risa heboh.
"Lo ogeb apa bego sih Ris?" tanya Lina ambigu.
"Sama aja ogeb." jawab Risa nyolot tak terima dikatai oleh Lina.
"Lagian Lo ogeb bayangin Nadia sama Kak Devon romantis-romantisan dirooftop." ucap Lina yang masih belum dimengerti Risa.
"Maksud Lo." tanya Risa.
"Nih ya, Lo bayangin aja, Kak Devon itu orangnya kaku, datar, dingin banget kayak es batu. Mana bisa orang yang dinginnya kayak gitu bisa romantis, ngaco Lo." jelas Lina, sedangkan Risa hanya manggut-manggut tanda mengerti.
"Maaf nih Nad, Gue gak maksud buat jelek-jelekkin cowok Lo." ucap Lina pada Nadia agar Nadia tak salah paham.
"Iya, gak papa kok, lagian yang kamu ucapin realita." jawab Nadia.

Setelah perbincangan itu, tidak ada satupun dari mereka yang membuka suara lagi karena guru sudah masuk ke dalam kelas.

***

Waktu terus berputar, tanpa sadar bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar dua jam yang lalu, Devon pun sudah mengantar Nadia pulang. Saat ini Devon, Arka dan Rano sedang berada diapartemen Arka. Arka dan Rano yang sedang bermain playstation dan Devon yang sedang duduk dibalkon kamar Arka sembari menikmati rokoknya. Walaupun Devon divonis mempunyai penyakit kanker paru-paru, tapi Devon sama sekali tidak peduli pada penyakit mematikannya, Devon tetap merokok tanpa memperdulikan kesehatan paru-paru nya yang semakin hari semakin parah. Karena bagi Devon, lebih baik dia cepat mati dari pada hidup tapi tidak pernah dipedulikan keluarganya.

Devon [END] Where stories live. Discover now