Part 31

15.8K 921 69
                                    

Malam ini Brata dan keluarga nya akan berangkat menuju Polandia. Saat ini mereka sudah siap, tinggal menunggu pesawat yang akan mereka tumpangi terbang.

Setelah insiden tadi siang saat Davin adu mulut dengan Brata dan Veni, sampai sekarang Davin mengacuhkan kedua orang tuanya itu.

Davin selalu tak menjawab jika salah satu orang tuanya bertanya, bahkan Davin menghindari kontak mata dengan mereka.

Sedangkan Devan, dia sudah mengetahui jika orang yang di maksud Brata akan mendonorkan jantung pada nya adalah Devon. Saat Devan pulang sekolah tadi Brata dan Veni yang memberi tahu nya langsung padanya.

Devan sempat marah pada kedua orang tuanya karena mereka sempat menyembunyikan identitas sang pendonor yang akan mendonorkan jantung untuk nya.

Namun Devan mencoba mengerti kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya itu hanya ingin Devan sembuh, walaupun langkah yang mereka ambil itu salah.

Pesawat yang mereka tumpangi akhirnya terbang ke Polandia. Davin dan Devan duduk bersama sedangkan Brata dan Veni duduk bersama di kursi yang ada di depan Davin dan Devan.

***

Ardi, Farah dan Arka saat ini sedang makan malam. Suasana hening tercipta sebelum Arka membuka suara.

"Pah, Kakek dan Om nya Devon kasih kabar nggak? Dari tadi siang Devon nggak kasih kabar apa-apa ke aku dan Rano. Kita khawatir sama keadaan nya pah." Tanya Arka setelah makanannya sudah habis.

"Tadi pagi Barga telfon papa." Jawab Ardi yang akan menyesap kopi hitam miliknya.

"Om Barga bilang apa. Kabar Devon baik-baik aja kan?" Tanya Arka tak sabaran.

"Devon masuk rumah sakit dan keadaan nya kritis Ar."

"Kita susul Devon ke Polandia aja pah, aku khawatir sama keadaannya." Ujar Farah yang sedari tadi hanya diam menyimak.

"Aku setuju sama mama, mending kita susulin Devon ke Polandia." Ucap Arka.

"Kita tunggu kabar dari Kakek dan Om nya Devon dulu. Kalo keadaan Devon masih kritis, kita akan ke Polandia." Putus Ardi.
"Iya pah."

"Aku selesai, aku ke kamar duluan." Pamit Arka bangkit dari duduk nya dan berjalan menaiki tangga menuju kamar nya.

***

Polandia

Sedangkan di Polandia, terhitung tiga dokter baru saja keluar dari ruang ICU di mana Devon berada.

Melihat dokter Hans serta dua dokter lainnya keluar, Barga yang sedari tadi berada di sana langsung memberondong ketiga dokter itu dengan pertanyaan.

"Bagaimana keadaan keponakan saya dok? Dia baik-baik saja kan? Apa yang terjadi padanya?" Tanya Barga dengan khawatir.

"Keadaan pasien sempat memburuk. Pasien sempat mengalami kejang karena sel kanker paru-paru yang di deritanya sudah menyebar ke otak. Tapi keadaan pasien sekarang sudah lebih baik setelah di tangani, walaupun masih belum sadar. Pasien akan di pindahkan ke ruang rawat dan kalian bisa menjenguknya di sana." Jelas nya panjang lebar.

Sedangkan Barga menghela nafas lega setelah mendengar penuturan dokter Hans jika kondisi Devon sekarang sudah lebih baik.

"Kalau begitu kami permisi." Pamit dokter Hans di ikuti dua dokter lainnya. Barga hanya mengangguk mengiyakan.

Dia lalu mengambil handphone nya untuk memberi tahu Ardi jika kondisi Devon sudah lebih baik.

"Hallo Ar."

Devon [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang