Part 29

14.8K 935 84
                                    

7.40 PM

Malam ini adalah malam dimana keberangkatan Devon ke Polandia bersama dengan kakek dan Om nya.

Masih dengan wajah pucat dan tubuh lemas nya, Devon duduk di salah satu kursi yang ada di sana bersama dengan Surya dan Barga. Di sana juga ada Arka, Rano, Ardi dan Farah yang ikut mengantar Devon.

Waktu Arka dan Rano pulang sekolah dan berkunjung ke rumah sakit untuk  bertemu dengan Devon, mereka di beri tahu oleh Ardi jika Devon akan menetap di Polandia bersama dengan kakek dan Om nya untuk sementara waktu.

Arka dan Rano sempat tidak setuju jika Devon pindah, namun Ardi langsung menjelaskan pada mereka jika Devon sebaiknya ikut dengan kakek dan Om nya, dari pada Devon disini dan Brata akan terus meminta Devon untuk mendonorkan jantungnya pada Devan dan akan semakin membuat kondisi Devon semakin memburuk.

"Dev, kamu baik-baik ya di sana." Pesan Farah membuat Devon yang semula menatap ke arah depan menjadi mengalihkan pandangannya ke samping kanan untuk menatap Farah.

"Iya mah."

"Dev, lo yang tenang ya di sana." Ucap Rano yang juga duduk di samping kiri Devon bersama dengan Arka.

"Devon mau pindah ke luar negri Ran bukan mau meninggal. Lo ngomongnya jangan gitu." Ucap Arka, karena memang pernyataan Rano tadi menurut Arka seperti menjurus pada orang yang akan pergi dan tak akan kembali lagi bukan pada orang yang akan berpisah untuk beberapa saat.

"Tapi kalo misalkan disana gue mati juga gue nggak papa, gue udah siap. Jangan lupa nanti lo kunjungin makam gue ya, karna gue mau kalo gue udah mati nanti gue di makamin di sana aja." Ucap Devon tersenyum manis, baru kali ini Devon memperlihatkan senyumnya itu.

Mereka yang mendengar itu langsung menatap Devon dengan lekat, begitupun Surya, Barga dan Ardi yang sedari tadi sedang berbicara.

"Kamu jangan pesimis gitu Dev, Om bakal cariin dokter profesional buat ngerawat kamu." Ucap Barga mendekati Devon dan mengelus bahu cowok itu.

"Percuma Om, karena nyatanya aku emang lebih milih nyerah dari pada berjuang."

"Nggak Dev, kamu harus berjuang. Kamu nggak boleh pergi sebelum kamu merasakan kasih sayang orang tua kamu." Surya yang sedari tadi diam angkat bicara.

"Aku capek, aku mau tidur nyenyak secepatnya Kek." Ucapan Devon makin ngawur membuat mereka yang mendengar itu merinding.

Panggilan tanda pesawat yang akan membawa Surya, Barga dan Devon terbang ke Polandia terdengar di seluruh sudut bandara.

"Dev, tolong berjuang demi kami." Ucap Ardi memeluk Devon. Sedangkan Devon hanya diam tak menjawab.

Setelah berpamitan, Surya, Barga dan Devon berlalu memasuki pesawat yang akan membawa mereka ke Polandia.

"Kita pulang, udah makin larut." Ucap Ardi yang di angguki Farah, Arka dan Rano.

Mereka berjalan menuju mobil mereka terparkir untuk pulang ke rumah.

***

"Pah, Devan kapan bisa di operasi buat ganti jantung?" Tanya Davin pada Brata.

Saat ini Brata, Veni, Davin dan Devan sedang berkumpul di ruang keluarga. Devan memang sudah pulang dari rumah sakit sejak sore tadi.

Brata yang di tanyai begitu oleh Davin melirik pada Veni yang duduk di sampingnya karena bingung harus menjawab apa.

"Secepatnya, kita sabar aja. Devan juga harus selalu jaga kondisi kamu biar nanti operasinya lancar." Jawab Brata, walaupun sebenarnya dia tak yakin dengan kata secepatnya itu.

Devon [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang