Paragraf 25 ; Gone

1.9K 272 13
                                    

"Saga?"

"Hmm?"

"Maaf kalau aku pernah merepotkanmu di sini. Sekarang aku pamit, ya? Aku harus kembali."

Saga membuka kedua matanya, dan lagi-lagi ia bisa melihat wajah Runa di dalam mimpinya. Saga kembali sadar jika dirinya sedang berada di alam mimpi, tetapi entah mengapa mimpi tersebut terlihat begitu nyata baginya. Saga menggelengkan kepalanya, ia ingin menahan Runa agar tetap berada di sisinya. Namun Runa hanya tersenyum manis sambil mengusap pipi Saga dengan lembut, mau bagaimanapun juga ia harus tetap kembali.

"Jangan pergi! Tidak bisakah kamu tinggal di sini lebih lama lagi?"

"Tidak bisa, Saga. Aku harus segera menyelesaikan kuliahku dan mencari pekerjaan."

Saga mengerucutkan bibirnya sambil menatap Runa dengan tatapan merajuk. Meskipun ia tahu jika dirinya sedang bermimpi, tetap saja ia merasa senang karena bisa melihat dan menatap Runa selama yang ia inginkan. Wajah Runa memang menjadi samar kembali ketika ia terbangun dari mimpinya, dan oleh sebab itu, di mimpinya kali ini Saga akan menghabiskan waktunya untuk menatap wajah Runa sebelum ia terbangun nanti.

"Tapi aku masih ingin menghabiskan waktu bersamamu, sayang. Ah, aku ingat jika besok kita ada kencan. Aku akan menceritakan mimpi ini kepadamu besok, dan aku harap aku bisa membuat banyak kenangan indah denganmu sebelum kita berpisah. Intinya kamu tidak boleh pergi secara diam-diam, atau Saga-mu ini akan marah!"

Saga tiba-tiba saja bertingkah manja dengan menenggelamkan dirinya ke dalam pelukan Runa, sembari kepalanya ia gesekkan di perpotongan leher Runa. Baru kali ini Saga berani bertingkah seperti itu kepada orang lain, bahkan sepupu dan adiknya pun mungkin tidak akan pernah mengetahui sisi manja Saga. Saga akui ia merasa begitu nyaman berada di dekat Runa, sehingga secara alamiah tingkah manjanya itu keluar dengan sendirinya.

"Kenapa tiba-tiba kamu bertingkah manja seperti ini, hmm? Baru kali ini aku melihat sisi lain dari Saga."

"Aku merasa sangat nyaman ketika bersamamu. Kalau kamu tinggal di sini bersamaku, pasti aku akan menunjukkan sisi lainku padamu."

"Lain kali. Lain kali kalau kita bertemu lagi, tolong tunjukkan sisi imutmu juga. Sekarang aku harus segera pergi, Saga. Jaga dirimu baik-baik, dan jangan lupakan aku."

Saga menggelengkan kepalanya dan terus mendekap tubuh Runa dengan erat, namun Runa tetap menghilang dan pergi menjauh bersama dengan cahaya yang terlihat sama persis di mimpi Saga sebelumnya. Saga berteriak dan ingin menyusul Runa, namun Runa telah menghilang dari pandangannya. Penglihatannya pun kembali gelap, dan ketika itu ia terbangun dari tidurnya.

"Mengapa mimpiku terlihat mirip seperti saat sebelum Runa menghilang? Mengapa pula perasaanku rasanya tidak enak seperti ini? Jangan-janganㅡ Evan?!? Wira?!? Kalian mendengarku?!?"

Saga beranjak turun dari ranjangnya sambil terus memanggil nama Evan dan Wira. Kebetulan setelah pulang dari rumah sakit kemarin Runa memang menolak untuk menginap di rumah Saga, sehingga kini Saga kembali terlihat khawatir jika ada yang terjadi lagi pada Runa. Sedangkan Sean masih aman bersama dengan kedua orang tua Evan dan Wira, dan kemungkinan hingga Saga pulih nanti Sean akan tinggal di Indonesia bersama dengan keluarga Assegaf.

"Evan! Wira! Apa kalian masih tidur? Bisa kalian membantuku mengecek keadaan Runa? Evan! Wira!"

"Iya, bang. Evan sudah bangun."

PARAGRAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang