Juu Roku

45.8K 3.9K 265
                                    

Dalam proses mandi itu, Mark turut menelanjangi tubuhnya hingga menyisakan celana dalam ketat membentuk penis gemuk dan panjangnya.

Selamat itu pula Haechan mengumpat sebal karena selangkangan Mark membuatnya gagal fokus.

"Mark, aku ingin shower" pintanya.

Segera pria itu mengangkat tubuh Haechan dan membawanya menuju pancuran air yang menempel di dinding kamar mandi megah tersebut.

Haechan menyentuh dinding untuk menahan tubuhnya tak jatuh. Dia mendongak begitu air itu turun membasahi tubuhnya.

Pria yang memperhatikan tingkah pemuda itu sontak tertarik untuk menjahilinya.

"Ah—ah Mark!" Pekik Haechan saat pria itu sengaja menggoda lobang analnya yang lecet.

Mark bahkan melepaskan kain yang membungkus selangkangannya.

Berawal dari penis yang hanya ingin menggoda lobang itu namun malah berkahir dengan usaha menancap masuk.

Mark gemas untuk tak menyetubuhi Haechan saat ini.

Haechan mendesah dan berulang kali meminta Mark agar berhenti. Tapi tetap saja pria itu memilih abai. Dia bahkan memainkan penis kecil Haechan agar mengalihkan nafsu binatangnya.

Dari awal penis sialan yang menempel pada lobangnya itu, ingin sekali Haechan menghantam pemilik penis itu. Apa daya dia terlalu lemah saat ini untuk sekedar menendang Mark.

"Sshh—" desis Haechan.

Mark tepat dibelakangnya mengecup leher jenjang Haechan, sambil memberikan tanda kepemilikannya.

•••

Adegan mandi itu berakhir saat bel kamar hotel Mark berbunyi.

Mark yang habis mengeluarkan benihnya di luar segera meninggalkan Haechan yang terengah-engah sambil bertahan pada dinding kamar mandi.

Usai benar-benar membersihkan diri mereka, Mark kembali menggendong Haechan dengan bathrobe masing-masing.

"Kau menggantinya?" Tanya Haechan pada Mark saat melihat alas ranjang itu berganti warna.

"Pelayan" jawab Mark singkat. Dia menuju lemari disana, mengambil baju untuk Haechan.

"Ini" katanya sambil menyodorkan pakaian itu untuk Haechan.

Haechan masih memandang kaos lengan pendek dan boxer itu.

"Perlu kupakaikan?" Tawar Mark, tapi Haechan tetap diam.

Mark menatap datar, "segera pakai atau kubuat kau mengangkang padaku lagi"

Ancaman yang sukses membuat Haechan memasang cepat pakaian itu.

Mark menggelengkan kepala melihat tingkah Haechan.

Belnya berbunyi lagi, segera Mark keluar dari kamarnya masih menggunakan bathrobe.

Begitu kembali masuk dia menenteng dua kantung besar plastik yang berisi makanan-makanan.

Dia letakkan makanan tersebut di meja ujung kamar.

Haechan menaruh minat begitu bau enak melewati hidungnya.

"Mark!" Panggilnya.

Mark menuju padanya. Seolah paham, segera dia angkut tubuh Haechan dan mendudukkan tubuh itu di sofa depan meja.

"Makanlah dahulu, aku akan memakai pakaianku." Sehabis Mark melontarkan perkataan itu, Haechan mulai melepas paksa kantung plastik dan melahap makanan dan susu kotak yang ada di kantung itu.

[Part II] Let's Being A GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang