Go Juu Nii

18.8K 2.2K 530
                                    

Mark menatap Diana yang lahap mengunyah ayam goreng. Mereka menuju ke ruang makan sebelum jam makan tiba sembari menunggu Chanyeol yang membawa pesanan gadis cantik yang tak lain adalah cucunya itu.

Pria ubanan tersebut melirik Mark yang senantiasa menyaksikan Diana makan. Itu mungkin tidak risih bagi si kecil Diana, lain hal dengan Chanyeol yang merasa anaknya bertingkah seperti penjahat kelamin.

"Aku tau gadis kecil itu menggemaskan seperti ibunya tapi kau tidak perlu menatap layaknya pedofil, Mark." Peringat Chanyeol yang ditanggapi masam oleh sang anak.

Menatap tajam pada Chanyeol, sehingga dia meneguk ludah dan tersenyum bodoh dihadapan Mark.

Menghela nafas, Mark menundukkan kepalanya sejenak lalu kembali melirik Diana yang saat ini menyeruput susu kotak rasa vanila.

"Dia membesarkan Diana dengan sangat baik." Kata Mark sedikit membentuk simpul di wajahnya.

Chanyeol meminum kopi hitam dari cup-nya, ikut melempar pandangan kepada bocah manis itu.

"Tentu. Dia mengemban dua peran sebagai orang tua sekaligus."

Mark merasa tersindir dengan kalimat penuh fakta dalam ucapan Chanyeol. Ayahnya benar, Haechan adalah sosok orang tua yang sempurna.

Haechan masih menunduk, belum ada pembicaraan yang terlontar semasa Chanyeol menelisik menatapnya.

Senyum pria itu mengambang, "Bagaimana kabarmu, hm?" basa basinya memulai percakapan.

Pemuda di depannya pun mengangkat kepala, ikut melempar senyum tipis.
"Aku baik-baik saja, paman. Paman sendiri bagaimana? Aku rasa paman baik-baik saja."

"Well, tidak sepenuhnya benar Chanie. Aku harus mengurus beberapa kekacauan sebelum mengurus kekacauan lagi."

Haechan menyerngitkan dahi tak paham arah pembicaraan Chanyeol, "Maksudnya paman?"

Chanyeol menggelengkan kepalanya, "Abaikan. Paman dengar kau sudah punya anak? Kau sudah menikah?"

Wajahnya perlahan murung, tapi Haechan memaksa menampilkan senyum.

"Aku memang sudah punya anak, paman. Tapi, aku belum menikah..."

Chanyeol mengerjapkan matanya, lalu menyeruput es kopi yang telah dia pesan tadi.

"Maaf menanyainya, Chanie. Paman tidak bermaksud-"

Haechan menggelengkan kepalanya, "Tidak masalah, paman. Lagipula aku tidak merasa mengalami hal buruk, hehe. Aku menyayangi putriku, paman. Dia adalah alasan aku berjuang selain ibu dan adik-adikku." Jelas Haechan dengan senyuman manisnya.

Chanyeol hampir tersihir dengan Haechan jika saja wajah singa jantan yang mengamuk lewat dipikirannya.

Seorang pelayan pun datang, tak lain adalah Han, rekan Haechan.

"Permisi tuan, maaf menyela. Ini pesanan anda." Ujar Han lalu meletakkan bungkus makanan yang sebelumnya Chanyeol pesan.

[Part II] Let's Being A GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang