San Juu Kyu

23K 2.4K 403
                                    

🎼Letting Go by Day6

•••

Haechan terbagun sambil mengelus perutnya. Dia masih bisa mengingat ketika lahar panas yang Mark semprotkan ke dalam miliknya.

Pemuda itu tak melewatkan satupun rintangan yang harus dia terima. Sangat berbanding terbalik saat Haechan yang sering terpingsan saat melakukan seks biasa bersama pria itu. Perasaan Haechan bercampur sedih, kecewa dan menyesal.

Mark adalah orang kedua yang membuatnya tidak percaya tentang hubungan dengan landasan cinta. Semata-mata hal itu hanyalah neraka yang terlapis surga. Pada akhirnya dalam sebuah hubungan akan berlabuan ke sesuatu hal biologis manusia.

Haechan menghapus air matanya yang membasahi wajah, tampak sangat buruk.

Matanya membengkak karena menangis, bibirnya terluka, rambutnya sangat acak-acakan.

Hal yang lebih parah, Mark mendaratkan tangannya. Menampar pipi Haechan hingga sedikit lecet saat pemuda itu menolak mengulum miliknya. Hidungnya sempat mengendus bulu-bulu lebat milik pria itu.

Begitu membuka selimut, pemandangan yang sama nampak lagi. Tubuh Haechan penuh dengan luka goresan, lebam, serta gigitan. Lobangnya lecet, Haechan masih merasa pantatnya berdenyut kesakitan. Haechan masih mengingat saat buah zakarnya dipecut, dia terasa akan mati. Kaki Haechan ikut mati rasa saat diperlakukan seperti itu. Menyedihkannya lagi, Mark tidak memberhentikan aksinya saat darah kembali keluar dari anal Haechan. Pria itu seperti pejantan yang hilang akal saat kawin dengan betinanya.

Mark dan seks adalah hal yang hebat tapi Mark dan BDSM adalah hal yang buruk.

Mungkin ini memang salah Haechan yang bodoh. Padahal dosen pembimbingnya sudah mengatakan jika pria yang dia tiduri itu gila, tapi Haechan malah ikut dalam permainannya dan tidak sanggup menyelematkan diri dari kondisi gila itu.

Pintu terbuka, terdengar sebuah langkah kaki. Haechan sudah tau, tapi dia memilih diam tak berkutik. Apa yang bisa seorang budak seks lakukan jika tubuhnya bahkan tak bisa bergerak satu senti pun?

Sepasang tangan melingkari pinggang Haechan. Leher Haechan menjadi wajah tumpuan baginya.

"Kau terlihat cantik saat ini" pujinya.

Haechan masih tak bergeming, di satu sisi dia menahan tangisnya.

"Aku sudah rusak." gumam Haechan.

Kalimat tersebut menarik minatnya, "Rusak? Maksudmu?"

Haechan merunduk, "Apa kau suka menodai sampah? Jika iya, kau lucu sekali, tuan." jawab Haechan, menekan kata terakhir seolah menyadarkan perbedaan kasta mereka.

Matanya membulat, dia melepas pelukan itu.

"Apa maksudmu?" Tanya pria itu dengan nada dingin.

'kau bahkan berbicara dengan nada yang tidak pernah kau keluarkan kepadaku sebelumnya'

"Aku tidak masalah jika anda ingin tidur dengan orang lain, tapi kenapa anda memaksaku mematuhi aturan yang and buat semena-mena? Oh apa karena aku anak orang miskin atau karena aku adalah pemuas hasrat seksual para wanita sehingga anda menganggap aku hanyalah budak-"

"Diam"

"Apa salahku, tuan? Apa aku tidak berhak bahagia bersama orang yang kucintai-"

"Kubilang diam, jalang!"

"Akhh s-sakit..." Rintih Haechan begitu pria di belakangnya menjambak rambutnya.

Kata jalang yang ditujukan Mark untuknya itu terdengar menyakitkan. Pria yang dia cintai bahkan memanggilnya layaknya sampah.

[Part II] Let's Being A GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang