Nii Juu San

33K 2.9K 682
                                    

Haechan melewatkan harinya dengan penuh catatan yang tertuang di note miliknya.

Kelas manajemen cukup padat karena kewajiban untuk masuk kelas. Sekarang dia berjalan menuju seseorang yang berdiri menyender di dinding kelas sambil memainkan ponsel.

"Hei, Rin" panggil Haechan. Perempuan itu menatap ke Haechan.

"Uhh? Haechan, kenapa murung begitu? Aku rasa saat dosen kumisan itu menjelaskan materi kau bersemangat menanyainya?"

Haechan mengabaikan pertanyaannya dan memeluk gadis pirang itu.

"Hei, hei sialan." gerutu Herin sambil menoyor kepala Haechan. Untung saja kelas sudah sepi, jika tidak akan banyak rumor tentang mereka.

"Kau kenapa?!" Tanya Herin setengah kesal.

Haechan hanya terdiam dan mendudukkan dirinya di kursi kelas yang dekat darinya.

"Ada masalah?"

Haechan masih diam.

"Bos-mu memperkosamu?"

Haechan menatap Herin tajam, "Hei, mulutmu itu ya!"

Gadis itu membolakan matanya, "Lalu kenapa?"

Di sisi Haechan, dia masih berpikir untuk menceritakan apa yang terjadi padanya beberapa menit ini.

Pertanyaan terakhir perempuan tadi sukses membuatnya ke-trigger karena memang sesuai dengan fakta.

Ponsel Herin berdering membuat Haechan kembali dari lamunannya menatap sang sahabat. Dia mengangkat panggilan telepon dari seseorang.

"Halo? Ah iya. Oh dia ada bersamaku saat ini. Hm baiklah kami akan ke sana"

Begitu menutup teleponnya, Herin di serbu tatapan penasaran sahabatnya.

"Ayo ikut!"

"Kemana?" Tanya Haechan setengah berteriak.

"Bisnis" jawab Herin sambil mengedipkan sebelah matanya.

Mereka berjalan menuju parkiran fakultas sosial dengan Haechan yang ditarik oleh Herin.

Di sana berdiri seorang gadis cantik yang terlihat menunggu.

"Eonnie!!!" Panggil Herin sambil berlalu menuju pada gadis itu.

Dia tersenyum, "Oh Herin, hai. Hm, hai juga Haechan"

Haechan mengambil nafas dalam-dalam, lalu tersenyum tampan membalas sapaan gadis cantik yang merupakan senior fakultasnya.

"Hai, Koeun Noona. Apa kabar?"

Dimulailah perjalanan gigolo Haechan kembali.

•••

Siang tenang Mark terganggu saat seorang perempuan masuk tiba-tiba ke ruangannya.

"Nona anda tidak boleh masuk tanpa izin-"

"Berisik kau!" Balas perempuan itu.

Sekretaris Mark, Joy memasang wajah bersalah.

"M-maafkan saya, Sir. Saya tidak bisa menghentikan Nona ini"

"Nona ini kau bilang? Hei aku ini putri tunggal seorang pemilik-"

"Diam."

Suara bariton itu membuat kedua perempuan itu tak berkutik.

"Nona Park, kau bisa kembali kepada pekerjaanmu." Perintah Mark, dia pun menoleh kepada perempuan yang sekarang tersenyum menang dan berlaku mendekatinya.

[Part II] Let's Being A GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang