Yon Juu San

18.8K 2.2K 288
                                    

Herin keluar dari kamar tempat Haechan berada, berlalu menuju meja makan sambil menatap punggung pemilik apartemen.

Menghela nafas, dia pun mengambil gelas yang tertata di meja makan menuangkan air putih lalu meminumnya.

Yangyang telah menyelesaikan pekerjaannya, memasak makan siang kecil untuk mereka berdua.

"Maaf, aku hanya memasak kare instan." Katanya menaruh panci dia atas tempat yang telah disiapkan.

Herin tersenyum kecil hingga lobang cacat di wajah manisnya muncul, "Tidak masalah, ini lebih baik daripada kita memesan junkfood."

Pemuda di depannya menggaruk kepala gatal, tertawa kecil.

"Oh ya, Haechan?" Tanya Yangyang memecah keheningan sekilas.

"Dia sedang istirahat. Tenang, aku sudah memastikan dia makan bubur dan minum obatnya." Balas Herin.

Yangyang mengangguk mengiyakan, namun suasana kembali canggung.

Hingga beberapa menit berlalu.

"Maaf ya, Herin."

"Hm???" Herin menegakkan kepalanya karena sedari tadi menundukkan pandangan.

"Itu, kencan hari ini terpaksa batal. Aku merasa bersalah padamu. Maka dari itu, maafkan aku." Lanjut Yangyang menelisik ke netra coklat gadis pirang tersebut.

Bibir Herin melengkung, "Sudah kubilang tidak masalah, Yang. Kau tidak salah, Haechan pun begitu. Dia adalah sahabat terbaikku, bagaimana bisa aku membiarkannya di kondisi terburuknya? Aku juga bisa merasakan apa yang Haechan rasakan begitu melihat l-luka hiks.."

Yangyang menatap sedih saat gadis di depannya menitihkan air mata.

"Herin.."

"Aku sakit, aku merasa bersalah... aku merasa akulah yang menyebabkan sahabatku itu seperti saat ini. Aku menyesal membuatnya jatuh ke dunia-ku, hiks.. aku membu—"

"Herin, kau tidak sepenuhnya bersalah." potong Yangyang. Dia sudah berada di samping gadis itu, menggenggam tangan Herin yang lebih kecil darinya.

Yangyang lalu mengusap air mata di wajah cantik itu, "Kau tidak salah seutuhnya. Aku yakin banyak hal yang membuat Haechan menjadi seperti sekarang. Lagipula kau hanya menyarankannya mendapatkan uang, bukan? Kau hanya membantunya dengan caramu."

Yangyang mengelus punggung tangan Herin, menatapnya dalam.

"Kita tidak bisa menilai siapa yang salah dan siapa yang benar karena cinta itu abu-abu. Haechan-lah yang memutuskan untuk pergi, tapi keputusannya membuat hatinya bahkan hubungan mereka menjadi racun."

Herin mengangguk kecil. Dia tidak tau tapi hatinya sedikit hangat. Segera dia peluk pemuda itu.

Cinta memang abu-abu siapa yang memutuskan pergi maka bisa saja menjadikannya racun.

Herin jadi teringat jika hati Yangyang tidak sepenuhnya bisa Herin dapatkan.

'Aku takut, aku hanya penawar dari racun yang tidak akan bisa aku hilangkan'

•••

Mark menatap datar jalanan dari kaca unit miliknya yang menghadap ke jalanan kota.

Beberapa hari terbaring akhirnya sanggup berdiri lagi meskipun luka-lukanya belum sepenuhnya mengering bahkan dokter Kim datang untuk sekedar meriksa jaringan nadi Mark. Ya, paksaan dari sang ayah tentunya. Padahal Mark sudah memaki-maki pria itu untuk membiarkannya sendirian.

[Part II] Let's Being A GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang