10

1.7K 263 17
                                    

Sudah sepuluh menit aku berdiri di jalan sendirian. Sudah sepulum menit pula Kara pergi meninggalkanku. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke rumah Kara. Langit bekitu cerah, matahari mulai terik menghasilkan panas yang menyengat kulit. Aku berlari-lari kecil supaya cepat sampai.

Sesampainya di halaman depan rumah Kara, aku kembali melihat patung yang katanya lambang perusahaan. Tapi menurutku itu terlalu aneh untuk lambang ataupun logo dari suatu perusahaan. Lihat bentuknya. Patung itu berbentuk gunung yang mengeluarkan lava padahal setahuku perusahaan milik orang tua Kara adalah perusahaan investasi. Ya, walaupun aku belum pernah menemui mereka, tapi Kara pernah bercerita.

Aku meneliti patung itu. Tunggu, tanda itu, ada gambar api unggun di sebelah nama perusahaan yang yang tertera dibawah patung. Seingatku, dalam buku ayah, api unggun adalah simbol kekuatan api. Tapi menurutku api dan api unggun kan tidak sama.

Ketika aku meraba lambang api unggun itu, tiba tiba Kara keluar dari rumahnya dan menghampiriku.

"Sekar, kamu ngapain disitu. Tadi kan aku udah bilang kalau itu lambang perusahaan orang tua ku." Kara menarikku ke dalam rumahnya. Sepertinya Kara agak marah. Tapi aneh kan masak cuma gara gara aku megang patung dia jadi marah.

Kara melepaskan tanganku. Kemudian dia pergi kebelakang. Jujur aku sedih. Lama kita tak bertemu, dan setelah bertemu, lihatlah perlakuannya kepadaku. Sungguh berbeda.

Aku duduk dan menonton TV. Aku mengambil remote yang ada di meja dan mulai mencari canel yang memiliki acara yang bagus. Ketika aku sedang asik asiknya menonton TV, tiba tiba pembantu Kara mengejutkanku. Tiba tiba dia ada disampingku tanpa aku ketahui kedatangannya.

Aku merinding. "Non, tuan Kara memberikan ini untuk non," ucapnya singkat masih dengan ekspresinya yang datar.

Ku buka penutup makanan itu. Dan ternyata bibi itu memberikanku semangkuk bakso sapi dengan mie hitam yang sekarang lagi tren. Modku langsung berubah. Ternyata Kara masih ingat makanan kesukaanku.

Sambil menonton TV aku memakan bakso panas dan pedas itu dengan semangat. Belum selesai makan, tiba tiba perutku sakit. Aku pun pergi ke kamar mandi. Cukup lama akhirnya perutku sembuh. Aku kembali menonton TV.

Aku terkejut bakso yang aku makan telah hilang digantikan dengan puding stowbery yang terlihat lembut itu.

Dibawahnya terdapat surat dari Kara. Aku mengambilnya dan membukanya.

Untuk Sekar,

Sekar aku akan pergi sebentar ke suatu tempat. Kamu dirumah saja, jangan pergi pergi. Karena rumahku jauh dari perkotaan.

Oh ya, hari ini universary kita yang ke tiga bulan. Maaf aku tak bisa merayakannya.

Pergilah ke kamarmu, aku sudah menyiapkan sesuatu untukmu.

Kara,

Aku tesenyum membacanya, ternyata dia telah menyiapkan semua ini. Bahkan aku sudah lupa jika hari ini aku dan Kara sudah berpacaran selama tiga bulan. Mungkin pertanyaan tadi tak usah di tanyakan, aku sudah menemukan jawabannya. Dia membuatku kesal karena dia akan memberikan kejutan padaku. Dengan perasaan yang sumpringah aku menaiki tangga sambil berhitung seperti anak kecil. Jantunggku berdegup kencang, perasaanku bercampur antara bahagian dan penasaran. Aku menggerakkan engsel perlahan dan membuka pintunya.

Mataku membelalak, mulutku menganga dan sepersekian detik kemudian aku berjalan ke dalam kamar sambil menutup mulutku.

My Mysterious Magic (Selesai)Where stories live. Discover now