17.

1.3K 208 2
                                    

"Tempat apa ini," aku melihat kesekeliling. "Ka kata kamu di balik tebing tebing itu ada kerajaan kordovan. Tapi ini," aku berbalik karena Arka dari tadi terdiam.

Tapi setelah aku berbalik Arka tidak ada. Aku heran kenapa aku tak merasakan bahwa tangannya sudah terlepas dari genggamanku. Apa karna aku terlalu terpukau. Aku kembali pada jalan masukku kesini. Aku memasukinya, berharap Arka masih disana. Ternyata benar, dia tertinggal saat aku berlari karena melihat cahaya yang datang dari permukaan.

"Arka, kamu ini diajak ngomong ga jawab, ternyata masih disini." Aku menariknya menuju ke atas.

Rasa rasanya tubuh ini sudah letih. Aku mengajak Arka duduk bersandar pada sebuah batu besar. "Ka kamu lelah ya, wajahmu pucet apa kamu sakit?" Tanyaku melihat Arka yang lemas.

"Kamu tadi semangat banget mau ke air terjun kok sekarang malah sakit, mana laper lagi," celotehku pada Arka. Arka diam lalu aku menoleh pada Arka yang duduk disampingku. Dia membalas celotehanku tadi dengan senyum manisnya yang menampakkan lesung pipit di kedua pipinya. Tak sadar mata kami bertumbuk beberapa waktu.

Entah berapa lama akhirnya aku menyadari, aku segera mengalihkan perhatianku. Perut ku berbunyi, aku lapar. Aku harus segera mencari makanan sebelum mag ku kambuh.

"Arka, aku mau cari makanan dulu ya, siapa tau disini ada makanan." Arka mengangguk lemah. Aku berdiri dan mulai mencari makanan.

Matahari kian membakar, seperti ingin memanggangku hidup hidup. Aku berkeliling, aku melihat sebuah pohon kali aja itu adalah pohon buah. Aku mendekatinya, dan syukurlah itu pohon buah apel. Aku teringat bahwa Arka aku tinggalkan sendirian. Pasti dia lapar apalagi dia sedang sakit dia harus makan sesuatu supaya cepat sembuh. Aku segera mencari ranting yang jatuh untuk membantuku menjatuhkan apel apel lezat itu dari pohonnya.

Aku mengumpulkan semua apel yang sudah aku jatuhkan tadi dan kembali ke tempat Arka yang sedang sakit.

"Arka, coba lihat aku membawa apel," tuturku sambil memperlihatkan apel yang berada di kaosku. Aku menggunakan kaosku untuk menampung apel agar lebih mudah membawanya.

"Oh iya minum nya, lihat itu ada air." Aku memopoh Arka menuju parit yang mengalir air jernih. Sekalian berteduh dibawah pohon dekat parit agar tidak panas karena paparan sinar matahari yang ganas ini.

Aku membantu Arka duduk dan bersandar pada pohon yang memiliki daun lebat itu. Entahlah apa nama pohon itu. Baru kali ini aku melihatnya.

Aku mengambil sedikit air dengan tanganku lalu menciumnya, tidak berbau air ini juga jernih. Kemuadian aku meminumnya sedikit tak berasa. Air ini aman untuk di minum.

"Ini minumlah," ucapku sambil menyodorka daun yang berisi air. Kebetulan pohon tempat berteduh kami memiliki daun yang cukup lebar sehingga dapat menampung air.

Aku menuju parit lagi untuk mencuci apel apel yang aku ambil tadi. Sambil membawa apel basah aku duduk disamping Arka.

"Ini kamu makan supaya cepat sembuh." Aku memberikan sebuah apel untuk Arka. Akupun juga memakan apel apel yang susah payah aku ambil dari pohonnya langsung.

Sambil menikmati hamparan rumput hijau, aku memakan apel terakhir. Aku sangat kenyang. Dan kini Arka telah tertidur dan bersandar dibahuku. Biarlah, mungkin dia lelah. Aku pun ikut tertidur karena tubuhku sudah lelah.

My Mysterious Magic (Selesai)Where stories live. Discover now