21.

1.2K 170 17
                                    

"Ya itu, menurut legenda, ada sebuah pohon yang tau segalanya. Dia dapat memberi tau segalanya lewat buahnya. Jangan jangan yang dimaksut adalah pohon ini?" Ucap Arka.

"Jadi maksut kamu, semua yang ada di buah ini ada maksut tertentu,"

Arka mengangguk. Kemudian dia beranjak menuju batang pohon. Dia memanjatnya. Sepertinya dia akan memetik buah itu lagi.

"Arka, kita kan udah makan, untuk apa kamu memetik buahnya lagi?" Tanyaku pada Arka.

"Ini mau aku bawa pulang, buah ini bisa menjadi petunjuk ketika aku kesulitan." Tutur Arka.

Tiba tiba ada suara kuda. Aku menyapu pandang mencari keberadaan kuda itu. Arka yang juga medengar suara kuda turun dari pohon. Hingga ada seekor pegasus berwarna putih dengan sayap indahnya datang menghampiri aku dan Arka. Aku terkejut, ternyata pegasus benar benar ada.

Tak sepertiku yang terkejut Arka menghampiri pegasus itu kemudian mengelus kepalanya lembut. Sepertinya dia sudah mengenalnya dekat.

"Ini pegasusku, namanya Arsen." Tutur Arka menjelaskan. Dahiku menyernyit, bingung kenapa pegasus itu bisa kemari. "Kamu ingat ini tidak," ucap Arka sambil memperlihatkan peluitnya.

"Oh jadi yang kamu maksut itu pegasus, kita bisa pulang sekarang," ucapku kegirangan.

"Sebentar, aku mau mengumpulkan buah yang tadi aku petik. Kamu naik aja dulu." Suruh Arka.

Arka mengumpulakan buah buah itu. Ingin aku naik ke pegasus itu, namun aku takut, sebelumnya aku belum pernah menaiki kuda.

"Loh kok kamu belum naik?" Tanya Arka.

Aku hanya tersenyum. Tahu maksudku Arka langsung naik ke pegasusnya. "Sini aku bantu," ucap Arka seraya mengulurkan tangannya. Aku menerima ulurannya, dia menarikku ke atas Pegasus. Sungguh aku baru tau ternyata menaiki seekor kuda tak semerikan yang aku kira.

Aku duduk di depan Arka. Setelah kami siap Arkapun meminta pegasusnya untuk terbang. Dengan sekejap Pegasus itu menuruti perintah dari Arka.

"Waaaaa," teriakku. Baru pertama kali aku terbang, aku sangat menikmatinya. Kami menyusuri tempat itu. Barulah kami keluar melewati tebing yang tinggi.

"Akhirnya setelah berjam jam perjalanan kita sampai dirumah," aku turun dan berjalan menuju kursi di depan rumah Arka.

"Arka kamu enggak istirahat?"

"Sebentar, aku mau memberi makan pegasusku dulu. Pasti dia sangat lapar." Ucap Arka.

"Ngomong ngomong, Arta mana?" Tanyaku pada Arka. Sejak kedatangan kami Arta tak muncul menyambut kami yang berhari hari tak ada di rumah.

"Coba liat di dalam," ucap Arka masih memberi makan pegasusnya. Aku sudah melihat ke dalam, namun Arta juga tidak ada. Di dalampun juga tidak ada makanan sepertinya Arta sudah pergi lama.

"Mungkin kak Arta pergi ke rumah bunda," ucap Arka.

"Bunda?" Arka mengangguk. "Kenapa kalian enggak tinggal sama bunda kalian?" Tanyaku penasaran.

"Pingin hidup mandiri aja," ucapnya singkat.

Tak terasa aku terlelap diatas kursi kayu yang ku duduki. Aku sangat lelah berharap mimpiku dapat menghilangkan rasa lelah ini.

My Mysterious Magic (Selesai)Where stories live. Discover now