11.

1.6K 248 25
                                    

Kamar serba putih bertabur bunga mawar. Ada satu buket bunga mawar diatas kasur. Aku sangat bahagia, aku menghampiri ranjang dan mengambil buket bunga mawar yang cukup besar.

Ketika aku mengambil buket tersebut, ternyata dibawahnya ada surat lagi. Aku mengambil dan membukannya.

Sekar sekarang pergilah ke taman belakang rumah, sebelumnya, ambillah sesuatu di atas meja rias kamarmu. Jangan kau buka dulu.

Aku menoleh ke arah meja rias dan menghampirinya. Ternyata di atas meja rias ada sebuah tempat cincin berwarna merah berbentuk hati. Sungguh ini benar-benar mengejutkanku.

Aku berlari keluar kamar untuk menuju ke taman belakang rumah. Aku tak sabar untuk mendapatkan kejutan lagi dari kara.

Akhirnya aku sampai ke pintu belakang. Ya sudah aku tebak di balik pintu itu pasti taman yang di maksut kara. Tapi dugaanku salah. Ketika aku membukannya, hanya ada ruang kosong ber cat hitam. Senyum ku memudar. Sebenarnya aku ingin pergi dari tempat itu. Tapi tiba tiba Kara muncul dari pintu yang ada di dalam ruangan.

"Kara, ini apa," tanyaku penasaran.

"Masuklah, kamu akan tahu," ucap kara singkat sambil mempersilahkanku duduk di atas sofa.

"Kamu bilang," belum sempat aku bertanya, jari telunjuk Kara menempel di mulutku membuatku berhenti bicara.

"Kamu diam dulu," Kara menutup pintu ruangan itu. Ada seauatu yang menurutku agak aneh dari Kara. Tapi apa?

"Kamu duduk aja, aku akan memperlihatkan kepadamu sesuatu yang menakjubkan," tangan kara mengeluarkan cahaya merah, sepertinya aku pernah melihatnya. Dan dia mengarahkannya ke tembok, dan muncullah gambar seperti pada layar TV.

"Kara kamu," ucapku menggantung. Aku terkejut karena Kara juga memiliki kekuatan.

"Diam, lihat itu," bentak Kara sambil menunjuk gambar yang dia hasilkan dari kekuatannya.

"Ayah, Ibu," teriakku kaget karena mereka sedang di hadang oleh pasukan kerajaan sihir hitam.
Aku berdiri dan menoleh pada Kara.
"Ini apa maksutnya, jangan jangan kamu yang culik aku kesini." Bentakku pada Kara.

Kara hanya tersenyum puas. Dan lihat, baru kusadari kalau dia memakai kalung api.

"Kara, kalung itu, kamu dari kerajaan sihir hitam. Jangan jangan yang menghancurkan sekolah itu kamu? Lalu bagaimana kau menfapatkan kalung itu lagi?" Ucapku menyelidik.

"Kalau iya kenapa? Emang aku yang culik kamu, emang aku yang hancurin sekolah kamu. Dan sebentar lagi aku bakalan hancurin hati kamu." Kara tertawa jahat.

"Maksut kamu hancurin hati?" Tanyaku bingung.

"Kamu gak sadar? Hey cewek cupu. Aku itu mau sama kamu karena tuntutan ayah handa. Ya cuma buat kamu hancur. Mana ada cowok yang mau sama kamu selain aku, itu pun karena terpaksa."

Ucapannya sungguh membuatku sakit hati. Aku baru ingat bahwa dia menyukaiku karena hati. Dan ternyata tujuannya untuk menyakiti hati. Dan tanda di leherku juga berbentuk hati. Apakah ini memiliki hubungan?

"Kenapa kamu seperti ini Kar, apa salah aku. Apa salah keluargaku. Kenapa kamu dan semua dari kerajaan sihir hitam ingin menghabisi kami? Kalian memang tak punya hati," ucap ku marah.

"Kamu mau tau kenapa kami ingin menghabisi kalian semua, itu jawaban yang gampang. Kami ingin, menguasai dunia sihir. Dengan begitu kami bisa menghancurkan bumi dan planet-planet lain."

Aku kembali melihat gambar yang terlihat samar. Aku menjerit meliat ayah dan ibu berlumuran darah.

"Sekar, jika kamu ingin menyelamatkan ayah dan ibumu. Berikan kekuatanmu untuk kami." Ucap seorang lelaki di dalam gambar.

My Mysterious Magic (Selesai)Where stories live. Discover now