30.

1K 129 17
                                    

Sinar matahari menerobos dari sela sela ventilasi penjara. Sekarang aku dapat melihat ayah, ibu, kakak dan bibi secara jelas. Mereka baik baik saja. Mereka berada sekitar sepuluh meter dari penjaraku. Selisih dua penjara. Hanya saja mereka terkulai lemas, mungkin dari semalam mereka tidak menyadari kedatanganku.

"Sekar," Arka memperlihatkan sebuah kunci kepadaku.

"Kamu dapat dari mana, kita bisa bebaskan," tangan Arka membekap mulutku membuatku terdiam.

"Ssst nanti ketahuan, entah dari mana. Tiba tiba tergeletak di lantai, mungkin ada yang membantu kita."

"Siapa?" Aku bingung. Sepertinya sekutu kami telah di penjara semua. Apakah ada yang berhianat di kerajaan sihir hitam?

"Tapi masih ada banyak penjaga di luar," bisikku pada Arka.

"Itu dia yang menjadi permasalahannya, kita tidak punya senjata untuk melawan mereka. Lagi pula kita juga kalah banyak, mustahil jika kita dapat mengalahkan mereka dan keluar dari penjara ini."

"Terimakasih pangeran," samar samar terdengar suara berterimakasih di lorong penjara. Aku mendekat ke jeruji sel mencoba melihat apa yang terjadi.

Kara, dia membagikan minuman hangat untuk para penjaganya. Mungkin supaya mereka bisa lebih semangat menjaga para tahanan. Hingga beberapa detik berlalu, Kara sudah pergi, salah satu penjaga mengeluh perutnya sakit. Disusul penjaga-penjaga yang lain. Penjara menjadi sepi aku dan Arka segera membuka pintu penjara dengan kunci yang ditemukannya tadi.

Ceklek, pintu terbuka. Arka menoleh ke arahku yang berada di belakangnya. Kami segera keluar, aku segera menghampiri penjara ayah, ibu, kak Tito dan bibi. Sedangkan Arka menghampiri penjara ibu dan kakaknya.

"Ibu," ibu tersenyum, dia duduk bersandar pada dinding penjara. Mereka terlalu lemas untuk menghampiriku.

"Maafkan aku," air menetes dari mataku. Tak tega melihat keadaan mereka yang seperti ini.

"Sekar," aku menoleh. "Kita harus segera pergi dari sini sebelum mereka kembali."

"Tapi bagaimana dengan keluarga kita?" Air mataku terus mengalir.

"Tak ada pilihan, kunci penjara mereka tak ada di sini. Kita harus segera pergi,"

"Tidak Arka, aku sudah lelah. Biarkan aku bersama mereka," aku menatap lamat lamat keluargaku.

"Tidak bisa Sekar kita harus segera pergi,"

"Jika kau ingin pergi, pergilah. Aku tak mau membuat kekacauan lagi. Yang mereka cari itu aku. Setelah mereka mendapatkan kekuatanku pasti mereka akan selamat. Jadi biarka aku disini." Arka menarik tanganku yang menggenggam jeruji penjara. Aku tak punya pilihan lain, sumber dari masalah ini adalah aku. Jadi aku sendiri yang seharusnya menjadi korban.

Suara orang berjalan kian mendekat. Sepertinya penjaga penjara telah kembali.

Aku mencoba melepas genggaman Arka, aku ingin menyerahkan diri saja. Namun genggaman Arka terlalu kuat. "Tidak Sekar, kamu harus lari bersamaku."

"Siapa disana," teriak seorang penjaga penjara.

Kami berlari mencari tempat yang aman. Namun di tempat seperti ini tidak ada tempat yang tepat untuk bersembunyi.

"Ka, biarkan aku di tangkap. Aku tak mau kamu terluka." Aku berhenti berlari. Tanganku masi di genggaman Arka.

"Tidak, kita harus bebas dari penjara ini." Arka menarikku. Akhirnya kami melihat sebuah ruangan tempat penyimpanan senjata. Kami memasukinya.

"Sekar kamu diam di sini, aku akan keluar dan memancing mereka, disana ada jalan keluar. Larilah kesana." Arka menunjuk sebuah pintu yang berada di ujung lorong.

"Tidak, aku saja yang memancing mereka. Tak ada ruginya jika aku tertangkap,"

"Sekar," Arka menjeda kalimatnya.

"Kamu yang harus selamat, mereka sangat menginginkan kamu, berarti ada sesuatu yang istimewa dari kekuatanmu. Apa kamu mau dunia hancur karena mereka sudah mendapatkan kekuatan yang istimewa darimu. Bukan saja keluargamu, munkin juga teman temanmu akan terkena imbasnya jika kamu tertangkap. Turuti saja kemauanku."

Arka keluar dari ruang penyimpanan. Sebenarnya bisa saja jika kami pergi bersama keluar dari istana ini. Namun setelah aku pikir, apa yang di lakukan Arka sangatlah berharga. Dia mengulur waktu supaya aku memiliki waktu untuk keluar dari sini tanpa diketahui si penjaga . Dia mempertaruhakan nyawanya untukku. Aku berlari menuju pintu keluar dengangan air mata yang terus mengucur. Tak ku sangka, kejadian seperti ini menimpaku dan orang orang di sekitarku.

My Mysterious Magic (Selesai)Where stories live. Discover now