26.

1K 143 10
                                    

Sudah dua hari aku berada di istana, bosan aku bosan hanya membaca buku buku. Aku pun keluar kamar mencari Arka. Namun tidak ada, kata pelayan Arka kembali ke rumahnya di desa. Tak betah berlama-lama di istana. Dia lebih nyaman hidup sendiri. Akhirnya aku beralih mencari Arta, kakak Arka.

Dia mengajakku ke kandang kuda dan mengajariku cara menunggang kuda. Awalnya aku takut, karena untuk naik ke punggung kudanya saja aku sudah kesulitan. Namun aku terus berusaha, aku mulai bisa mengendalikan kuda itu dibantu Arta. Walaupun kuda hanya berjalan.

'Bum,' suara ledakan berasal dari istana. Aku dan Arta berlari menghampiri ledakan itu. Istana bagian sayap kanan roboh, seperti ada sihir yang meledakkan, hanya membutuhlan hitungan detik langsung runtuh.

Semua prajurit dikerahkan untuk menjaga setiap sisi istana. Aku dan Arta pergi ke ruang pertemuan, disana semua pejabat kerajaan termasuk Ratu ada di sana. Tapi dimana Arka, apakah dia belum tau kalau ada tragedi di istananya.

"Sepertinya kerajaan sihir hitam mulai menyerang," ucap seorang penasihat membuka percakapan.

"Namun apa alasannya tuan, bukankah masalah kita dengan kerajaan mereka telah usai?" Tanya seorang pejabat lainnya.

"Bukan, bukan karena masalah itu mereka menyerang kita. Mereka menginginkan sesuatu," Ratu membuka suara, menghela nafas perlahan. "Sekar, dia menginginkan putri Sekar,"

"Aku," aku terkejut aku menunjuk diriku dengan jariku. Benar aku baru menyadarinya, selama ini aku sudah menjadi buronan kerajaan sihir hitam. Aku mengacak rambut, bingung apa yang harus aku lakukan. Karenaku, keluarga ini ikut menanggung masalahku yang belum juga aku tahu dimana jalan menuju pintu keluarnya.

"Apa, apa yang harus aku lakukan, apa aku harus menyerahkan diri?" Aku gemetar, bercampur keputusasaan.

"Tidak, kau jangan menyerahkan diri, itu hanya akan membuat mereka semakin kuat," sahut sang Ratu.

"Tapi bagaimana nasib keluargaku," aku sudah tak bisa membendung tangis. "Mereka ditahan, di di sana," aku sesenggukan, menangis keras. Membuat ucapanku tak begitu jelas.

"Tapi jika kau menyerahkan diri, bukan saja keluargamu, tapi seluruh rakyat dunia sihir akan celaka. Bahkan manusia-manusia di bumi, bisa saja mereka akan dijadikan budak oleh mereka," keluh ratu.

Tangisku semakin menjadi, "Lalu apa hiks yang harus aku hiks lakukan? Apa yang me mereka hiks inginkan?" Ratu mengelus pundakku berusaha menenangkan.

'Brak' suara pintu yang di dorong kasar. Akhirnya Arka yang sedari tadi aku cari datang. Dia berlari dan memelukku, aku terkejut, jantungku bedecak kencang. Namun aku mulai tenang karena pelukan Arka. Semua mata yang ada di ruangan pertemuan menoleh. Terkejut atas apa yang Pangeran mereka lakukan kepadaku.

Arka melepas pelukannya, lalu mengusap air mata di pipiku dengan lembut.

"Aku akan menyelamatkanmu, jangan pernah kau menyerahkan diri, karena itu bisa membahayakan nyawamu," ucap Arka.

Aku memiringkan kepala, melipat dahi tanda tak mengerti.

"Kau tahu mereka ingin merebut kekuatanmu?"

Aku mengangguk, "Tapi aku tak tahu apa kekuatanku?"

"Aku tahu," ucap Arka singkat.

My Mysterious Magic (Selesai)Where stories live. Discover now