36.

812 98 0
                                    

"Sekar," suara Kara semakin mendekat.  Aku yakin dia tak akan menemukannku di sini.

Suara langkah kakinya semakin terdengar pelan dan akhirnya tak terdengar. Oksigen di tempat ini semakin menipis, aku harus segera keluar dari tempat sampah ini dan mencari tempat persembunyian lain. Aku membuka sedikit tutup tempat sampah, mengintip ke sekitar apakah Kara masih di sekitar sini. Aman, tempat ini sepi, aku berdiri dan berusaha keluar.

Namun, tangan seorang laki laki menutup mataku. Siapa ini, bukankah Kara sudah pergi. Dia melepasnya, aku menoleh ke belakang, Kara ternyata dia masih di sini.

"Kamu terkejut ya, tentu saja aku tahu kamu di mana, kau lupa tempat ini adalah ilusi yang aku buat. Bagaimana mungkin aku tak tau apa apa saja yang berada di sini, apa yang terjadi, dan apa yang berubah. Jadi sekuat tenaga kamu bersembunyi, tetap saja dengan mudah aku menemukanmu," aku mendengus kesal.

Bagaimana caranya keluar dari tempat sampah ini? Apa aku harus menjatuhkan diri terlebih dahulu? Tidak ada cara lain selain itu. Bagaimana aku tak memikirkan cara keluar dari sini sebelumnya. Pasti kalaupun Kara tak tau aku di sini, suara tempat sampah yang jatuh akan terdengar olehnya.

Atau melompat? Tidak, tempat sampah ini terlalu tinggi.

"Sini aku bantu," Kara naik ke kursi dan menyodorkan ke dua tangannya. Namun aku tak menerimanya, aku memutuskan untuk menjatuhkan diri, bruk. Tempat sampah jatuh beserta manusia di dalamnya. Kepalaku pusing, keputusan untuk menjatuhkan diri bukanlah pilihan yang baik, namun apa boleh buat.

Perlahan aku mulai berdiri, kemudian duduk di tepi jalan. Aku bingung apa yang harus aku lakukan. Kabur? Mau kemana? Pergi ke kerajaan sihir hitam? Pasti para penjaga telah di perintahkan raja untuk menjaga segala penjuru kerajaan. Dan sebentar lagi aku pasti di tangkap, keberadaanku telah di ketahui oleh raja sihir hitam. Astaga, begitu rumitnya kehidupan ini.

"Apakah kamu ingin ku carikan tempat bersembunyi?" Aku menoleh pada Kara, sekaligus tak percaya. Dia menaik turunkan alisnya.

"Pasti kau hanya bercanda, tangkap saja aku. Aku sudah lelah, bukankah ayahmu sangat menginginkanku," belum selesai aku bicara, Kara meraih tangan kananku dan menariknya.

Pandangan mulai menghitam, kami masih terus berjalan. "Kara aku mau kau bawa kemana?" Kara terus menarikku hingga seketika kegelapan berubah menjadi pemandangan di tengah hutan. Aku mengucek mataku.

"Apakah ini bumi?" Aku meoleh pada Kara. Kara mengangguk.

"Ya ampun ini pohon di bumi, sudah lama kita tak bertemu, rumput maaf telah meninggalkanmu," aku memeluk pohon dan megelus rumput panjang di sekitar.

"Sekar, jangan berlebihan. Sebaiknya kita segera keluar dari hutan ini," aku mengangguk. Kami berjalan beriringan di tengah hutan. Hingga kami sampai di tepi jalan di tengah hutan. Di sana sudah terparkir sebuah mobil berwarna putih. Kami berdua memasukinya, entah Kara akan membawaku ke mana.

My Mysterious Magic (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang