1. AWAL YANG BARU

63 7 9
                                    

"Kamu itu tampan, sayang kalau enggak jadi milik aku

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

"Kamu itu tampan, sayang kalau enggak jadi milik aku."

-Raspberry Qanshana-

***

Vote dulu ya guys!

"HALLO NAMA GUE BERRY!" kepala gadis itu muncul ke luar jendela, melambaikan tangan nya kepada siswa siswi yang memasuki gerbang SMA HARAPAN, jangan lupakan cengiran kuda yang tercipta di bibir gadis itu.

Ia sangat antusias dengan sekolah baru nya yang berada di Jakarta, menginjakkan kembali kakinya di kota kelahiran nya. Awalnya, gadis itu enggan dan bersikeras membujuk Andra-papanya, agar tidak pindah dari Kota Bandung, tempat ia tinggal dahulu. Namun sayang nya Andra menolak ajakan gadis itu mentah-mentah, dengan alasan ada beberapa bisnis yang harus ia urus di kota ini. Di tambah lagi, Alvin-anak pertama nya, yang memang tinggal di Jakarta sendirian sejak tiga tahun yang lalu, tanpa kasih sayang dari seorang Andra, hal itu juga membuat keputusan Andra semakin matang untuk pindah kembali ke Jakarta.

"Papa, Bang Alvin tadi berangkat duluan?" tanya gadis yang sedang duduk di kursi penumpang.

"Iya sayang, tadi buru-buru katanya."

"Dasar Alpin! Teganya ninggalin Ariana Grande!" Berry mendengus pelan, melipat kedua tangan nya di dadanya.

"Yaudah sana masuk. Oh iya, kamu kelas 11 IPA 1."

"Pah," panggil Berry kepada Andra yang berada di samping nya.

Merasa terpanggil, akhirnya Andra menoleh ke arah putrinya, lalu menatap putrinya yang sedang menatapnya serius. Berry mendekatkan wajahnya ke arah Andra, laki-laki paruh baya itu refleks mundur. Gila, anak nya yang satu ini memang gila.

Berry terkekeh melihat reaksi papanya yang sudah ketakutan saat ia mendekat ke wajahnya. Berry membuka pintu mobil papa nya, berdiri di depan pintu, dengan dagu yang ia tempelkan di kaca pintu mobil itu.

"Papa enggak gosok giginya? Ada cabe yang nyempil soalnya." ucap Berry lalu kabur tanpa pamit, sebelum Andra meledak seperti ikan kembung, pikirnya.

Baru saja Andra ingin berteriak, Berry sudah kabur terlebih dahulu. Ia menggelengkan kepalanya dua kali, lalu memegang dadanya. Untung saja, ia masih punya segudang stok kesabaran untuk menghadapi sikap anaknya itu.

"Untung anak, kalo enggak udah gue pites palanya." ucap Andra lalu menarik gas, dan pergi menuju kantornya.

Disisi lain, Berry sedang melangkahkan kakinya dengan sangat gembira, senyuman nya pun masih mengembang. Dengan jalan sedikit melompat, membuat rambut cokelat miliknya bergerak ke kanan dan ke kiri. Jangan lupakan tubuh ideal putih mulus, di tambah mata sipit, hidung mancung, dan bibir tipis berwarna merah muda alami.

Bara & Berry [Sequel Gifara]Where stories live. Discover now