11. CUANGKI LIMA REBU!

10 4 1
                                    

"Jangan terlalu benci, nanti malah makin sayang,"

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Jangan terlalu benci, nanti malah makin sayang,"

-Raspberry Qanshana-

* * * *

Vote dulu ya guys!

Berry mengeratkan sweater rajut yang ia kenakan. Udara dingin yang menyusup hingga ke pori-pori kulit Berry, membuat gadis itu merinding seketika. Di tambah lagi, ia hanya mengenakan hotpans. Biasanya, Berry tak pernah keluar malam sendiri. Andai saja Alvin tak memarahi dan menyuruhnya membeli bakso cuangki, pasti saat ini Berry sedang rebahan, nonton drakor ditemani dengan kuaci dan secangkir teh hangat. Sungguh nikmat!

Gadis itu beberapa kalu menyelipkan rambut ke belakang telinga, karena angin saat ini sedang tak bersahabat dengan nya. Biasanya Andra yang menemani Berry jika gadis itu ingin keluar malam, tapi sayang nya saat ini Andra terlalu sibuk dengan pekerjaan nya. Jadi terpaksa, gadis itu harus mencari bakso cuangki itu sendirian. Mana ada tukang cuangki jam segini!

Berry melihat jam di ponselnya. Pukul 23.40, beberapa kali ia mendengus kesal. Ia tadi sempat meminta Alvin untuk ikut bersama nya, atau sekedar mengantar nya. Namun, baru saja Berry ingin membuka mulut, laki-laki itu sudah lebih dulu menyentak nya, membuat nyali Berry menjadi ciut.

Bisa saja Berry membeli bakso tersebut melalui go-food atau melalui resto online lain nya, namun Alvin mengancam dirinya akan kena pukul jika sampai membeli nya lewat aplikasi.

Ia sudah berjalan kurang lebih 500 meter dari rumah nya. Jalan kaki, pakai sendal jepit, rambut yang tak tertata, dan wajah yang di tekuk. Rasanya Berry sangat mirip dengan gelandangan.

"Ish mana sih mamang cuangki nya."

"Lagian, sih Alvin mah! Udah tau ini komplek, mana ada yang jual begituan."

"Berry kata Papa Andra, kalau menjalankan sesuatu itu harus ikhlas."

"Tari nafas, hembuskan." Berry terus saja monolog, terkadang sesekali mengumpat untuk Alvin.

Merasa pasrah karena tak mendapatkan bakso cuangki. Akhirnya, Berry memutuskan untuk mencari tukang cuangki terdekat melalui ponselnya. Bego banget sih, kenapa dari tadi gak liat di google aja!

Tangan nya sibuk mengetikkan tukang bakso terdekat dari rumah nya, dan langsung muncul beberapa kedai bakso terdekat.

"Di...Jalan Cempaka No 33." ucapnya.

"Berarti ada di ujung komplek dong. Ish, jauh banget!" keluh Berry sembari mengerucutkan bibirnya.

Namun demi Alvin, ia rela berjalan 1 KM. Ingat, hanya demi ALVIN! Berry kembali melangkahkan kakinya, namun kali ini tak ada rasa kesal di wajahnya, justru Berry terus mengembangkan senyuman nya, sembari sesekali bernyanyi ria.

Bara & Berry [Sequel Gifara]Onde histórias criam vida. Descubra agora