9. GARA-GARA RAIN!

12 5 1
                                    

"Karma is real."

-Bu Sandra-

* * * *

Vote dulu ya guys!

Pelajaran pertama yaitu, Bahasa Indonesia. Seperti kata orang-orang, pelajaran yang satu ini merupakan pelajaran yang paling membosankan, tidak ada yang special dari mapel ini, padahal bahasa negeri nya sendiri, tapi rasanya mereka lebih minat dengan bahasa asing, rasanya lebih semangat ketika mempelajarinya. Ketiga teman Berry pun setuju dengan hal itu.

Sebenarnya pelajaran ini tidak terlalu buruk bagi Berry. Namun mengingat dirinya yang tidak pernah mendapatkan nilai sempurna dalam pelajaran ini. Sepertinya Berry harus pindah negara, nilai bahasa nya sendiri saja masih bisa dihitung jari. Benar-benar memalukan.

Berry menenggelamkan wajahnya di atas tas besar miliknya. Mata Berry masih tertuju pada Bu Sandra, yang masih menjelaskan materinya. Padahal, Berry sangat yakin, materi nya itu tidak terserap sama sekali ke dalam otak nya yang sedikit lemot.

Bosan memperhatikan guru dengan perawakan besar itu, mata Berry teralihkan pada Moza yang sudah tertidur sejak jam pertama Bu Sandra. Beruntungnya, guru itu tidak mengetahui nya sama sekali. Melihat Moza yang tertidur sangat lelap, akhirnya Berry memutuskan untuk mencolek Rain yang duduk di depan nya.

"Sssst, Rain!" bisik Berry pelan, sembari mencolek pinggang Rain dengan pulpen miliknya.

Gadis dengan wajah Asia itu akhirnya menoleh ke arah Berry. "Ada apa Berry?" tanya Rain dengan nada yang rendah.

"Lihat tuh," Dagu Berry mengarah ke arah Moza.

"Ish enak banget Moza bisa tidur," jawab Rain sembari merengek.

"Sini-sini, Berry punya ide." Tangan Berry ia gerakan memberi instruksi agar Rain mendekat. Paham, dengan maksud Berry gadis itu mendekatkan wajahnya dengan Berry.

Gadis itu tersenyum simpul, saat sudah mengatakan misi nya pada Rain yang terlihat mengangguk setuju.

Rain mengeluarkan semua alat tulisan, seperti spidol, stabilo dan masih banyak lagi. Ia mengambil warna merah muda, tangan mulusnya bergerak dengan sangat lincah, rencana nya ia akan membuat tompel di wajah Moza yang sedang terlelap.

Senyum Berry mengembang, dirinya ikut mengambil alat tulis tersebut dan mulai membuat kreasi di wajah sahabatnya itu. "Rain, tambahin kumis sama jenggot," bisik Berry pelan. Tentu saja Rain langsung mengangguk setuju.

Oh iya, bicara persahabatan mereka. Kini Gladis tidak ikut dalam rencana buruk mereka. Karena, gadis itu sedang mengikuti ajang bela diri, untuk mewakili sekolah nya.

"Yes, selesai!" senyuman mengembang di sudut bibir keduanya.

"Sekarang giliran lo, Berry."

Berry mengangguk, ia mendekatkan bibir mungilnya di telinga Moza.

"Sst, Moza bangun, Bu Sandra manggil," bisik Berry sembari mengguncang tubuh Moza. Mendengar suara Berry yang menggema di gendang telinga nya, akhirnya Moza membuka matanya karena terlalu terkejut.

"IYA BU ADA APA? SA-SAYA GAK TIDUR DI KELAS KOK BU, SUMPEH DAH." Moza melayangkan kedua tangan nya di udara.

Semua murid tersentak, terutama Bu Sandra yang sedang menjelaskan materi mendadak diam dan mengamati gadis itu, rambut yang berantakan, dan wajah yang penuh warna, membuat sesisi kelas terbahak-bahak.

"Muka lo kaya badut ancol sumpah,"

"Lo belajar make up dimana, Za?"

"Tenang aja Za, muka kamu masih cantik kok."

Bara & Berry [Sequel Gifara]Where stories live. Discover now