6. JANJI BERSAMA SEAN

11 7 6
                                    

"Masalah lo, masalah kita juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masalah lo, masalah kita juga."

-Geng Berry-

* * * *

Vote dulu ya guys!

Pelajaran hari ini sangat melelahkan bagi Berry. Bagaimana tidak? Pelajaran Matematika, Fisika dan Kimia di satu hari yang sama, membuat kepalanya pening. Apalagi kapasitas otak Berry hanya sedikit dibandingkan dengan siswi yang lain. Maklum, kata Berry sih, waktu pembagian otak dia telat hadir. Jadi, dia hanya mendapatkan sedikit.
"Yah penuh," Berry langsung lesu ketika melihat kantin yang sudah sangat ramai.

"Iya ih, nanti deh gue bikin kantin pribadi buat kita berempat," ucap Rain yang langsung mendapatkan katakan dari Gladis.

"Itu disana ada bangku yang masih kosong!" ujar Moza, jari telunjuknya menunjuk ke arah kursi yang masih kosong untuk mereka isi.

Tanpa berlama-lama lagi, Moza langsung menarik lengan ketiga sahabatnya. Berry masih melongo, tidak tahu mengapa Moza tiba-tiba menarik lengan nya.

Setelah sampai di kursi yang kosong, mereka langsung mendapatkan bokongnya di atas kursi.

"MANG OJI BATAGOR SATU, ES TEH NYA SATU!" pekik Rain sambil melambaikan tangan nya ke arah penjual batagor yang kerap di sapa 'Mang Oji'.

"Siap atuh neng!" pekik Mang Oji dari sana.

Gladis langsung menoyor kepala Rain, "Berisik nyet!" Rain hanya membalasnya dengan cengiran. "Dua ya mang!" ucap Gladis, sedangkan Rain hanya memutar bola matanya malas.

Sedangkan Berry mebulatkan matanya lebar-lebar, lalu memukul pelan lengan Gladis. "Ih Gladis ngomong nya kasar."

Gladis hanya tersenyum kikuk, "Gak toxic, gak hidup Berry." ucap Gladis.

Moza memutar bola matanya malas, ia sudah tidak heran jika mendapati Gladis bicara kasar, atau Rain yang suka berteriak, mungkin itu sudah menjadi rutinitas setiap harinya. "Lo mau makan apa Ber?" tanya Moza pada Berry.

Berry menggelengkan kepalanya pelan. "Gak ah, Berry gak laper."

Moza hanya mengangguk, lalu pergi menuju ke stand makanan. Berbeda dengan Rain yang setiap merasa makanan pasti akan berteriak. Moza lebih suka memesan makanan nya sendiri, toh dia masih punya kedua kaki, tangan dan anggota tubuh yang lengkap. Dan, berteriak untuk memesan makanan  menurut Moza tidak sopan, apalagi jika penjual nya lebih tua dari nya. Walaupun mungkin maksud Rain bukan seperti itu. Namun, intinya Moza lebih suka melakukan nya sendiri selagi ia masih mampu.

"Serius lo gak mau makan?" tanya Rain.

"Iya sih, lo kan tadi habis pingsan, udah gitu berkutat dengan pelajaran. Memangnya lo gak laper?" tanya Gladis.

Bara & Berry [Sequel Gifara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang