13. BARA SALTING

11 5 7
                                    

"Jadi cowok tuh harus gentle, jangan kaya banci!"

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"Jadi cowok tuh harus gentle, jangan kaya banci!"

-Candra Budiman-

* * * *

Vote dulu ya guys!

"Mampus lo Bar." Perkataan kedua sahabatnya membuat Bara ingin mendorong nya ke jurang saat ini juga.

Bara, si pelaku insiden yang membuat Berry harus menjalankan hukuman tambahan nya, membersihkan perpus. Ya, Bara tadi tak sengaja melemparkan bola ke arah Berry yang sedang menjalankan hukuman.

Awalnya, Bara ingin mengambil bola itu, namun Pak Jamet yang notabe nya adalah guru killer membuat Bara mengurungkan niatnya. Bukan nya takut, hanya saja Bara terlalu malas berurusan dengan Berry dan juga Pak Jamet.

Bara mendengus pelan, saat Berry mengancam jika yang melempar bola akan menjadi pacar nya saat itu juga. Jadi, Bara memutuskan untuk diam, namun wajahnya tampak khawatir. Ia tak mau mati muda karena berpacaran dengan Berry. Lebih baik ia tak mengaku sama sekali sebagai jalan aman.

Namun Sean dan Candra sejak tadi selalu menyalahkan Bara. "Tuhkan gara-gara lo nih! Berry kesayangan gue kena hukuman lagi."

"Tanggung jawab gih sana!" amuk Sean tak terima, jika Berry kesayangan nya itu kena imbas karena ulah Bara, si beruang kutub.

"Gak mau!" jawab Bara santai, sembari men-dribble bola basketnya.

Namun bukan Sean namanya jika ia tak bisa menghadapi Bara. "Heh dugong! Tanggung jawab lo! Gak mau tau, lo harus tanggung jawab, titik!" Sean mengehntakkan kedua kakinya di atas tanah dengan sebal, jangan lupakan bibirnya yang sudah maju beberapa senti.

"Iya Bar, jadi laki jangan banci." timpal Candra yang setuju dengan Sean.

Bara menghentikkan aksinya, lalu mendengus. "Kenapa gak lo aja, Se? Lo suka kan sama dia!" jawab Bara kesal.

Sean juga ikut kesal, ia kembali menghentakkan tanah. "Ya memang suka! Terus apa hubungan nya sama Se? Kan lo yang salah, jadi lo yang yang harus tanggu jawab. Gimandose sih!"

"Lo kan suka sama dia."

"Ya terus hubungan nya apa?! Bara jangan suka ngomong setengah- setengah deh!"

Bara kembali mendengus, sedangkan Candra justru terkekeh. "Sabar Bar, ngomong sama Sean yang otak nya setengah tuh menguras emosi. Jadi, lo harus santuy." Candra menepuk pundak Bara.

Bara menarik nafasnya, lalu menatap kesal Sean. "Tadi kan dia bilang, siapapun yang lempar bola itu, akan jadi pacar dia. Kenapa lo gak pura-pura aja, sebenernya lo yang udah ngelempar bola itu. Jadi dengan begitu lo bisa pacaran sama dia."

Sean mengamati Bara dalam-dalam, bener juga yah! Namun Sean kembali menggelengkan kepalanya. "Gak mau, kata ibu kita gak boleh bohong, dosa tahu!" jawab Sean. "Pokonya lo yang harus tanggung jawab!"

Bara & Berry [Sequel Gifara]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora