16. SALAH PAHAM

10 3 2
                                    

"Jangan langsung menilai, kalo kamu belum tahu kebenaran nya!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jangan langsung menilai, kalo kamu belum tahu kebenaran nya!"

-Raspberry Qansahana-

* * * *

Vote dulu ya guys!

"Loh, kamu sudah bangun, Berry?" tanya Marina yang tampak khawatir. Tadi malam, Sean sudah menceritakan semuanya pada Marina. Membuat wanita paruh baya itu meminta Sean menjaga Berry 24 jam.

Berry mengangguk, "Iya, Bu, Berry hari ini mau sekolah."

Marina menghentikan aksi menyimpan makanan di atas meja, lalu mengusap rambut Berry lembut. "Lebih baik kamu izin untuk tidak sekolah dulu hari ini, kondisi kamu pasti masih belum fit."

"Bener kata Ibu, lebih baik lo istirahat aja dirumah," kata Sean sembari memasukkan tahu ke dalam mulutnya.

Berry tersenyum hangat pada keduanya, pasalnya tak ada yang menghkawatirkan dirinya berlebihan seperti ini, Andra yang notabenya adalah ayahnya, namun tak se-khawatir ini. Mungkin, memang beda rasa khawatir seorang ayah dan ibu. Ia sudah merasa nyaman dengan Marina, walaupun Marina hanya sebatas Ibu nya Sean. Namun, gadis itu sudah menganggap Marina sebagai ibunya sendiri.

"Enggak deh, Bu, nanti Berry takut ketinggalan pelajaran," jawab Berry.

Marina akhirnya membujuk, walaupun dirinya sempat membujuk Berry lagi. "Yaudah, sekarang kita makan yuk, biar bertenaga."

"Sini-sini duduk samping gue," Sean menepuk kursi kosong yang berada di samping nya. Berry tersenyum lalu duduk di samping Sean.

"Berry mau makan apa? Ibu ambilkan ya," tawar Marina lalu menghidangkan nasi. "Mau pakai sayur asem? Tahu nya mau? Oh, atau jengkol ya?"

Sebelum Marina memasukkan semua makanan itu, Sean menahan Marina, "Duh Ibu, Berry kan anak orang kaya, masa sih makan jengkol," ujar Sean.

Berry menggeleng pelan. "Eh-eh gapapa kok, Berry mau makan semuanya, pasti enak."

Marina menatap tajam ke arah Sean, membuat laki-laki itu cengengesan. "Tuh kan, Berry nya aja gak keberatan, kamu nya aja yang lebay nih Sean," Marina kembali menghidangkan makanan yang sempat tertunda. "Nih makan yang banyak ya, Berry, kalau mau tambah silahkan," Marina menyodorkan sepiring nasi yang sudah lengkap dengan lauknya.

"Maaf ya, Berry, cuma ada ini makanan nya. Maaf, kalo gak selevel sama lo," ujar Sean sembari makan.

"Gapapa kok Ka Sean, justru Berry mau ngucapin terimakasih banyak, karena Ibu dan Kak Sean mau nerima Berry di sini,"

"Gapapa Nak, Ibu juga senang kamu bisa nginep di sini," ucap Marina tersenyum ramah, lalu melirik ke arah Sean. "Iya kan, Sean?"

Sean tersedak, Ibu benar-benar bisa membuat nya salah tingkah. "Hehe, iya, Bu, Sean seneng, apalagi kalau nginep nya setiap hari." kekeh Sean.

Bara & Berry [Sequel Gifara]Where stories live. Discover now