"Gue gak suka di ganggu!"
-Alvin Pratama-
* * * *
Vote dulu ya guys!
"Berry, jangan molor terus bangun dong!"
Moza yang berada di sebelah Berry, langsung melemparkan sahabatnya dengan tas miliknya, namun tetap saja tak membuat Berry bangun.
"Udah lah Za, kasian Berry, mungkin dia habis begadang tadi malem." ucap Gladis yang tampak kasihan menatap Berry yang sedang menenggelamkan wajahnya di balik tas.
"Atau ada alasan lain." Rain yang sejak tadi sedang mengipaskan wajahnya dengan buku, langsung terlintas dalam benak nya pikiran yang jorok.
Moza dan Gladis yang tak mengerti maksud ucapan Rain, langsung mengerutkan dahinya. "Alasan lain apaan?!"
Rain merubah raut wajahnya menjadi serius, membuat kedua sahabatnya ikut serius. "Jangan-jangan Berry habis nonton yang begituan? Atau enggak dia habis nge-jamet!" teriak Rain histeris, sembari menutup mulutnya tak percaya.
Gladis langsung menoyor kepala Rain yang bego. "Ya kali anjir!"
"Bego nya kelewatan."
Rain langsung mengerucutkan bibirnya. "Ya siapa tau aja kan."
"Ish kalian kenapa berisik banget sih!" Berry perlahan menerjapkan matanya, dan langsung menatap ketiga sahabatnya bergantian.
"Lo tuh kebluk banget!" jawab Gladis.
"Mata panda lo keliatan banget ih," Rain yang baru memperhatikan itu langsung menegor Berry.
Moza ikut menganggukan kepalanya, setuju dengan pernyataan Rain. "Lo abis ngapain sih tadi malem?"
"HUAAAAA, TADI MALEM BERRY DI SURUH CUCI PIRING SAMA MAMANG CUANGKI..."
Ketiga nya tersentak, ada raut bingung dan menahan tawa. "Hah? Gimana maksud lo?"
Berry mengerucutkan bibirnya sebal, hal memalukan yang pernah terjadi selama hidupnya. "Tadi malem Berry gak bisa bayar baksonya, jadi Berry di suruh cuci piring deh."
Mereka bertiga langsung tertawa tak perduli dengan Berry yang semakin memajukan bibirnya. Bahkan Rain sampai memukul meja karena saking ngakak nya.
"Haha, aduh perut gue sakit." ucap Moza.
"Lagian lo nya juga sih, kenapa makan cuangki malem-malem."
"Ya itu kan gara-gara ulahnya ALVIN!"
Berry langsung menutup mulutnya karena keceplosan, jika saja Alvin tak mengancamnya untuk membongkar hubungan persaudaran mereka berdua, sudah pati Berry akan cerita dengan ketiga sahabatnya. Sayangnya, Alvin terlalu malas untuk mengakui Berry sebagai adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara & Berry [Sequel Gifara]
Teen Fiction[SEQUEL DARI CERITA GIFARA, BISA DIBACA TERPISAH] "Bara suka ya sama Berry? Ayo ngaku," kata Berry sembari menggoda Bara. "Enggak!" jawab Bara dengan ketus. "Enggak salah lagi kan, Bara?" tanya Berry memastikan. "Enggak akan pernah!" jawab Bara yang...