14. SANDI PONSEL BARA

11 5 4
                                    

"Jangan nge-judge orang cuman karena penampilan nya aja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jangan nge-judge orang cuman karena penampilan nya aja."

-Raspberry Qanshana-

* * * *

Vote dulu ya guys!

"Gimana Dok keadaan teman saya?" tanya Bara, laki-laki itu sudah menunggu lebih dari setengah jam.

"Alhamdulillah teman adik baik-baik saja. Hanya saja, kondisi tubuh nya melemah." ujar Dokter tersebut.

Bara mengangguk, "Saya boleh masuk ke dalam?"

"Tentu saja, tapi saya harap jangan terlalu banyak berinteraksi dengan nya, karena dia belum sembuh total."

"Baik,"

Bara masuk ke dalam ruangan tersebut. Disana, Berry sedang terbaring di atas nakas. Tanpa ragu, Bara langsung menghampiri Berry dan duduk di sebelahnya.

Berry tersentak, "Astaghfirullah, Berry kira setan." kata Berry yang masih memegang jantung nya yang berdebar karena terkejut.

Namun Bara hanya diam sembari memandang nya. Gadis itu hampir mati di tangan nya. Sial, karena kesalahan nya, ia harus lebih lama dengan Berry. Sial. Sial. Sial.

Berry menarik nafas nya dalam, lalu menghembuskan nya. "Berry kira, Berry udah mati, soalnya tadi Berry mimpi ketemu malaikat maut," ujar Berry asal sembari menatap langit-langit rumah sakit.

Laki-laki itu mendengus, Berry memang benar-benar bodoh. Bara menyentil dahi Berry sedikit keras.

"Ish sakit tau Bara!" Berry mengerucutkan bibirnya kesal sembari mengusap dahinya.

"Bara..." panggil Berry. Laki-laki itu hanya mengangkat salah satu alis nya sebagai jawaban. "Laper, pengen makan." rengek Berry.

Bara memutar bola matanya malas, benar-benar merepotkan. Berrry mengguncangkan lengan Bara, membuat laki-laki itu semakin risih. "Ish Bara, laper! Bara tuh punya telinga gak sih, Berry laper, laper, laper. Laper Bara!"

Bara menutup kedua telinga nya, lalu kembali mendengus. "IYA!" ketus Bara.

Berry langsung menunjukkan cengiran lebar nya pada Bara. "Makasih Bara, jadi tambah sayang sama Bara." ujar Berry sembari merentangkan tangan nya, berniat untuk memeluk Bara. Namun, laki-laki itu sudah lebih dulu bangkit dan segera pergi dari sana.

Berry bosan, sangat bosan. Tangan nya tergerak mengambil ponsel Bara yang tertinggal di atas laci rumah sakit. Mulutnya mengerucut saat ponsel Bara ternyata di beri sandi oleh sang pemilik. Tangan nya mulai mengetikkan angka yang berjumlah empat digit itu. Mulai dari ulang tahun Bara, angka 0-0-0-0, ulang tahun Ratu, namun semua nya salah. Kepala Berry pusing memikirkan sandi yang Bara gunakan. Dirinya melalukan percobaan sekali lagi, kali ini Berry memasukkan angka kelahiran nya '01-01-2003' dan BOOM! Berry melototkan matanya ketika sandi itu benar dan menampilkan layar utama pada ponsel Bara.

Bara & Berry [Sequel Gifara]Where stories live. Discover now