3. TONI, KEMBARAN KUDA

20 5 7
                                    

"Jangan terlalu sayang, nanti ujung-ujung nya gue tinggal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jangan terlalu sayang, nanti ujung-ujung nya gue tinggal."

-Bara Adijaya-

* * * *

Vote dulu ya guys!

Berry melototkan wajahnya saat melihat sampah kuaci nya yang sudah berserakan di lantai. Gadis itu mengerucutkan bibirnya saat melihat isi bungkus nya sudah kosong. Kosong. Tidak ada satupun kuaci yang tersisa di dalam nya.

Berry meremas bungkus kuaci itu, membuang nya asal, lalu mengepalkan kedua tangan nya.

"Tutup kuping gais!" perintah Moza, dengan cepat ketiga teman Berry menutup kedua telinganya.

"TONI! TONI NGABISIN KUACI BERRY LAGI, YA!" pekik Berry kencang.

Mendengar namanya di sebut, Toni menutup wajah nya dengan tas yang tidak terlalu besar miliknya. Meneng- gelamkan wajahnya di sana, lalu menutup kedua telinga nya.

Berry menghentakkan kedua kakinya, "ish, Toni! Balikin gak!" pekik Berry.

Merasa geram karena tidak ada sahutan apapun dari Toni, akhirnya Berry menghampiri Toni. Menarik paksa tas yang menutupi wajah Toni, lalu melemparkan nya ke sembarang arah.

"Toni, balikin kuaci Berry!"

"Eh, Berry," Toni terkekeh sembari menatap Berry yang sudah cemberut.

"Jangan senyum-senyum! Toni kalau senyum mirip kuda! Sekarang balikin kuaci Berry." Berry mengarahkan tangan nya ke arah Toni.

"Balikin gimana? Kan udah habis semua,"

Berry kembali menghentakkan kedua kakinya sebal, tangan nya tidak berhenti memukuli Toni yang sibuk terkekeh.

"Ish Berry gak mau tahu! Balikin kuaci Berry!"

Toni mendongakkan wajahnya. Ia menatap sekeliling, semua orang menatap nya kasihan. Sudah di pastikan Toni akan menjadi bubuk rengginang saat ini juga. Toni menatap semua teman nya, meminta bantuan. Tolongin gue! Namun semua teman-teman nya hanya menggelengkan kepalanya.

"Nanti deh gue ganti besok," jawab Toni santai.

"Gak mau! Berry mau nya sekarang, Toni!"

Berry terus memukuli lengan Toni sembari merengek. Saat ada celah, laki-laki itu berlari meninggalkan Berry.

"Toni, jangan kabur! Berry sumpahin Toni dicium kuda!" Berry kesal, ia menyebutkan semua sumpah serapah yang ada dal mulutnya.

Ia berlari dan menyusul Toni yang sudah berlari ke arah luar terlebih dahulu, dengan terus mengatakan sumpah serapah untuk Toni.

Namun saat dirinya sedang sibuk mengejar Toni. Tubuh nya kini terjatuh di lantai, karena baru saja ia menabrak dada bidang seseorang. Berry memegang bokong nya yang sedikit sakit.

Bara & Berry [Sequel Gifara]Where stories live. Discover now