2. new rules

7.8K 1.1K 204
                                    

"Alesan lo apa mau temenan sama gue?" Renjun akhirnya mengeluarkan suara setelah lama terdiam.

"Emang kalo mau temenan harus ada alasannya ya?"

"Ya." Renjun menjawab seadanya.

"Gue mau temenan sama lo karena lo orang baik. Gue udah beberapa bulan ini mau ngajak lo temenan tapi selalu gagal karena kayaknya lo bukan tipe orang yang mudah diajak berteman Renjun."

Renjun termenung di kursinya. Apa memang sekentara itu gelagatnya selama ini?

Renjun memang malas berteman dengan siswa-siswa di sekolah Ayahnya yang satu ini. Dia masuk di sekolah ini karena bujukan sahabat paling berisiknya. Haechan.

Karena demi apapun, muridnya sangat menyebalkan. Persentase nya mungkin 70%.

Akhirnya Renjun menghela nafasnya.

"Oke, lo boleh jadi temen gue."

Chenle hanya menganga. Tak menyangka jika ajakannya di terima baik oleh Renjun.

"Thanks ya Ren!"

"Hm."

Semester baru kali ini, jam pulang sekolah menjadi lebih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semester baru kali ini, jam pulang sekolah menjadi lebih.
Yang biasanya pulang pada pukul 2 siang, sekarang menjadi pukul 4 sore.

Renjun mendengus karena Ayahnya seenaknya saja mengubah jam pulang yang tadinya lebih awal dari sekolah lain, sekarang menjadi sama.

"Renjun, mau pulang bareng nggak?" Chenle berjalan disamping Renjun sembari memakai snapback gucci miliknya.

"Gue udah dijemput."

"Oh gitu? Oke lah, gue duluan ya!"

"Hm."

Chenle meninggalkan Renjun sendirian di kelasnya. Renjun memang paling akhir yang keluar dari kelasnya. Tanpa tau jika masih ada satu orang lagi yang berada di kelas itu. Memandang kagum pada sosok Renjun yang saat ini tengah memakai cardigan putih dengan anggunnya.

Setelah selesai memakai cardigan, Renjun keluar dari kelasnya. Diikuti oleh orang itu juga.

"Yaelah pake acara ujan lagi. Mana payung gue dimobil ." Renjun misuh-misuh karena tidak membawa payung. Tau sendiri jika dia gampang sakit, ditambah baterai ponselnya yang sudah sekarat. Jadi pilihan untuk menerjang hujan adalah tidak mungkin sama sekali.

"Bodo amat lah, nanti sakit juga pasti ke rumah sakit. Satu, dua, ti-"

Sebelum berhasil menerjang hujan, tas belakang Renjun ditarik seseorang. Alhasil Renjun kembali lagi ke tempatnya semula.

"Nih pake payung gue, jangan sakit nanti gue nggak semangat ke sekolahnya." Orang itu memberikan payung ke tangan Renjun. Dan pergi dari sana.

Renjun masih terkejut. Dan hey! Dia tidak memakai payungnya dan malah memberikannya pada Renjun. Maksudnya bagaimana? Dan apa tadi? Tidak semangat masuk sekolah? Cih ada-ada saja.

Sebelum orang itu berbelok Renjun berteriak.

"Heh, nama lo siapa?!"

Orang itu pun menoleh dan hanya tersenyum hingga menampakkan eyesmile yang membuat Renjun tertegun sesaat. Dan setelahnya ia pergi. Tanpa menjawab pertanyaan Renjun.

"Sialan malah pergi, trus gue ngembaliin nya gimana coba?"

"Sialan malah pergi, trus gue ngembaliin nya gimana coba?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sesampainya dirumah, Renjun langsung mandi dan berendam. Merilekskan tubuhnya yang terasa lelah hari ini.

Sesudah mandi dan berendam, Renjun turun dari lantai dua tempat kamarnya berada menuju ke meja makan.

Disana sudah terlihat Choi Siwon duduk sambil membaca koran.

"Ayah? Baca koran tuh harusnya pagi hari bukannya jam segini."

"Memangnya kenapa Ren?"

"Ya pokoknya harus pagi hari. Soalnya udah jadi kebiasaan warga di negara berflower ini Yah."

"Ada-ada saja kamu Ren." Siwon tertawa atas jawaban yang dilontarkan anak semata wayangnya.

Setelahnya, mereka berdua dinner dengan suasana yang tenang. Siwon memang mengajarkan Renjun supaya tidak berbicara saat makan.

"Aku udah selesai Yah, oh iya."

"Kenapa Ren?"

"AYAH KOK SEENAKNYA SIH NGUBAH JAM PULANG SEKOLAH?!"

"Heh mulutnya! Jangan teriak-teriak udah malem." Siwon terkejut karena tiba-tiba Renjun berteriak.

"Ya abisnya Ayah sih bikin kesel." Renjun cemberut.

"Ayah tuh di protes sama Kepala Sekolah minggu kemarin."

"Hah diprotes gimana Yah?"

"Katanya kenapa semua sekolahan Ayah kecuali sekolahmu pulangnya jam 4 sedangkan sekolahmu jam 2."

Renjun terdiam. Iya juga ya?

"Yaudah deh Yah, tapi uang jajannya boleh dong ditambah hehe."

"Yaudah, nanti Ayah transfer. 2 juta cukup?"

"Cukup Ayah. Arigatou gozaimatsu Choi Siwon." Renjun membungkukkan badannya dan langsung berlari ke kamar.

Siwon hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan absurd anaknya. Renjun memang sangat manja kepadanya. Tetapi Siwon juga bingung bagaimana bisa jika diluar rumah, sikap dan sifat Renjun sangat berbanding terbalik dengan sikap dan sifatnya saat dirumah.

"Anak itu, bikin gemas saja."

Dikamarnya, Renjun masih memikirkan soal lelaki berhoodie biru yang tadi memberinya payung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dikamarnya, Renjun masih memikirkan soal lelaki berhoodie biru yang tadi memberinya payung.

"Dia temen sekelas gue nggak ya?"

"Duh anjir kenapa jadi mikirin dia sih."

"Bodo amat lah."

Biarkan besok saja Renjun mencari keberadaan lelaki berhoodie biru tersebut. Yang terpenting sekarang dirinya harus tidur. Karena besok adalah jadwal piket hariannya di sekolah.

Setelah menghitung domba ke 540, Renjun akhirnya tertidur. Itu adalah kebiasaan Renjun yang diajarkan oleh Bundanya agar bisa tertidur dengan cepat saat masih kecil. Namun hingga umur Renjun yang sekarang, ia masih menggunakan metode itu agar tertidur dengan cepat.























tbc

Distance [JenoxRenjun] ✔Where stories live. Discover now