3. hoodie boy

7K 1K 101
                                    

Pagi ini, Renjun sedang sarapan dengan Ayahnya. Renjun memakan nasi goreng nya dengan mood yang bagus karena semalam, ternyata film moomin kesukaannya akan merilis volume ke dua.

"Ayah aku udah selesai."

"Susunya Ren, jangan lupa diminum."

"Oh iya hehe. Oh iya Yah-"

"Jangan teriak!"

"Iya-iya nggak teriak kok."

"Kenapa?"

"Harusnya kalau nonton siaran sepak bola tuh malem hari Yah, bukan pagi-pagi kayak gini."

"Renjun mau uang jajannya Ayah potong?"

Renjun kicep. Dan menggelengkan kepalanya.

"Berangkat dulu, Ayah. Dah!"

"Hati-hati."

"Okayy!"

Dalam perjalanannya menuju mobil, Renjun berbisik pada dirinya sendiri.

"Fiuh untung nggak jadi dipotong uang jajan gue."

Memasuki mobil, Renjun pun berangkat ke sekolahnya dengan perasaan lega. Uang nya selamat.

Saat di tengah perjalanan, Renjun melihat lelaki yang kemarin memberikannya payung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat di tengah perjalanan, Renjun melihat lelaki yang kemarin memberikannya payung. Tengah mendorong sepedanya yang terlihat rusak. Rantainya putus.

"Yuta hyung berhentiiiiii!!!"

"Ada apa Ren?"

"Tunggu bentar ya hyung." Renjun langsung keluar dari mobilnya. Menghampiri lelaki berhoodie biru itu.

"Ehh Ren mau kemana?!" Terlambat, Renjun sudah berlari.

"Hey."

Pemuda berhoodie itu terlonjak karena sapaan tiba-tiba dari Renjun.

"Sepeda lo rusak?" Pertanyaan macam apa itu Choi Renjun?!

"Ah maksudnya, lo mau berangkat sekolah?" Yaiyalah masa mau berangkat ke KUA ?!

"Oke gue salah nyari pertanyaan. Sepeda lo kenapa bisa kayak gini?"

Lelaki itu akhirnya menjawab.

"Tidak sengaja tertabrak motor tadi."

Mata Renjun membulat.

"Lo nggak papa kan?"

"Iya."

"Oh iya, payung lo dirumah gue. Sorry nggak kebawa tadi. Besok gue balikin deh."

"Bawa aja dulu nggak apa-apa."

"By the way, lo kelas apa?"

"Sekelas sama lo."

"Hah?!" Renjun kaget. Sudah 6 bulan bersekolah, tetapi dia tidak mengetahui eksistensi makhluk dihadapannya ini.

"O-oke, mau bareng gue nggak? Itung-itung buat payung kemaren."

"Nggak usah, gue naik bus aja."

Renjun melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 7 kurang seperempat.

"Lima belas menit lagi bel masuk, lo yakin mau naik bus?"

Lelaki berhoodie itu menimang-nimang keputusannya.

"Tik tok waktu kita nggak banyak hoodie boy!" Renjun berkata dengan nada malas.

"Yaudah deh."

"Ayo!"

Akhirnya mereka berdua berangkat menuju sekolah bersama-sama.

Akhirnya mereka berdua berangkat menuju sekolah bersama-sama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Haechan menyentuh kening Renjun. Tidak panas.

"Lo kenapa sih Chan?!" Renjun menyentak tangan Haechan yang berada di keningnya.

"Lo nggak lagi sakit, demi apa ngajak orang asing masuk mobil lo? Lo kan anti banget sama yang namanya nebengin orang. Dan asal lo tau, dia anak beasiswa Ren."

Renjun sedikit terkejut mendengar kabar yang baru saja di ucapkan oleh Haechan. Chenle pun terlihat hanya diam.

"Ya terus kalo anak beasiswa kenapa?"

"Ya kan nggak level lo Renjuuuunku."

"Chan, gue nggak pernah ya ngajarin lo pilih-pilih temen kayak gitu."

"Emang dia temen lo?"

"Ngg.. ya nggak juga sih."

"Bodo amat lah Ren."

Haechan meneruskan makan nya. Memang kemarin dia belum sempat masuk sekolah karena masih berada di Canada. Dan hari ini Haechan baru bisa masuk. Ia juga terkejut karena meja yang biasanya hanya dipakai Renjun dan dirinya, kini terisi oleh seseorang yang ia tau bernama Zhong Chenle.

"Oh iya, gimana liburan lo?"

"Asyik banget dong Ren hiks Kak Mark sweet banget."

"LO LIBURAN BARENG MARK?!"

"Hehehe, iya Ren."

"Gila lo Chan, ketahuan Daddy Jo abis lo."

"Bodo amat yang penting gue seneng."

Renjun mengalihkan pandangannya pada Chenle.

"Lo, liburan kemana Le?"

"Gue? Kemarin ke China sih Ren. Pulang kampung."

"Ohh lo dari China ya ternyata."

"Gue juga punya temen dari China loh Le." Haechan menyahut perkataan Chenle.

"Oh ya?"

"Iya namanya Lucas, pacarnya juga anak beasiswa."

"Chan." Renjun menegur kelakuan Haechan yang masih mengolok-olok anak beasiswa.

"Lo tuh ngeselin banget sih Chan, anak beasiswa selain Mark lo jelek-jelekin. Sedangkan Mark? Mentang-mentang dia pacar lo!"

Haechan sedikit tertohok dengan perkataan Renjun. Dia memang terkadang lupa jika Mark juga merupakan anak beasiswa di sekolahan ini.

"Iya-iya Renjun, sorry."

Renjun sedikit merasa bersalah melihat raut wajah Haechan yang terlihat murung.

"Chan sorry, gue nggak bermaksud. Gue cuma pengen lo sadar kalo nggak semua anak beasiswa itu nggak mampu. Jangan rendahin mereka lagi."

"Iya Renjun, sekali lagi sorry."

"Okay."

"Udah jangan ribut, mending kita ke kelas."

"Okey lah." Mereka bertiga pun meninggalkan cafetaria.

Lelaki yang sedari tadi mendengar pembicaraan mereka bertiga pun tersenyum senang karena Renjun dengan perkataan mengejutkannya selalu berhasil membuatnya jatuh cinta untuk kesekian kalinya.







To be continued

Distance [JenoxRenjun] ✔Where stories live. Discover now