6. chance

5.8K 909 51
                                    

Bel pulang sekolah baru saja selesai berbunyi. Jeno sudah sangat deg-degan karena perkataan Renjun tadi pagi. Saat ini dirinya masih berada di kelas. Sedangkan Renjun sudah hilang entah kemana selepas Lucas tidak sengaja berteriak tadi. Mungkin ada urusan?

"Kuatin hati gue ya Tuhan." Jeno meremat kedua tangannya dan berjalan menuju parkiran.

Menunggu sekitar sepuluh menit, Jeno melihat Renjun yang berjalan menuju parkiran. Tangan kirinya menggenggam ponsel sedangkan tangan kanannya menggenggam payung milik Jeno.

"Hai, Jeno." Renjun menyapa duluan.

Jeno mendadak tidak bisa mengeluarkan kata-kata apapun. Jadi Renjun tau namanya bahkan disaat dia belum memberi tau Renjun?

ASDFGHJKLLSND ?!

"Ini payung lo, tadi gue nyuruh orang rumah buat nganterin ini ke sekolahan." Renjun menyerahkan payung pada Jeno.

Jeno mengambilnya dengan tangan yang gemetaran.

"Thanks ya Jen."

"Iy-"

Renjun mengisyaratkan Jeno untuk berhenti bicara, padahal belum juga Jeno mengeluarkan sepatah kata.

"Hallo?"

"..."

"APA?!"

"..."

"Oh gitu? Apa nggak bisa dapet hari ini juga Pak Moon?"

"..."

"Masalahnya, satu minggu lagi anak-anak bakalan ujian akhir."

"..."

"Yaudah deh, nanti aku ikutan nyari."

"..."

"Hm okay."

Jeno memandang ke arah Renjun yang saat ini wajahnya tertekuk.

"Hey, lo kenapa?"

"Guru les di panti asuhan gue kecelakaan, dan harus bedrest total. Gue bingung mau nyari seseorang yang mau jadi guru sementara ngegantiin guru sebelumnya."

"Dan yang jadi masalah, satu minggu lagi anak-anak udah ikut ujian."

Renjun menghela nafas.

Jeno yang melihatnya pun tak tega.

"Jadi Ayah lo punya Panti Asuhan juga?"

"Bukan punya Ayah, tapi punya gue."

Mata Jeno terbelalak. Bagaimana bisa ada orang sebaik Choi Renjun?

Setelah berpikir secara matang, akhirnya Jeno memberanikan diri menepuk pundak Renjun.

"Gue bersedia jadi guru sementara di Panti Asuhan lo, Renjun." Renjun langsung mendongak menatap Jeno.

"Lo serius?"

"Ya." Dapat Jeno lihat jika binar mata Renjun kembali.

"Okay Jeno, thanks ya."

"Sama-sama Renjun."

"Mulai besok, gue bakalan jemput lo ke rumah. Les nya mulai dari jam 5 sampe jam 7 malem lo nggak keberatan kan?"

"Not at all."

"Okey! Gue duluan Jen, Dahh~"

Jeno hanya mengangguk dengan jantung yang semakin ramai iramanya.

Setelah percakapan mereka berdua selesai, Renjun langsung bergegas masuk ke dalam mobil jemputan miliknya. Meninggalkan Jeno yang saat ini memegang dadanya karena detak jantungnya sudah sangat cepat.

Distance [JenoxRenjun] ✔Where stories live. Discover now