special chapter : Mark - Haechan

5.9K 755 85
                                    

Latar waktu chapter ini : tingkat pertama SMA

Jadi mereka semua itu sekarang tingkat kedua. Dan itu semester baru tingkat dua diawal cerita. Mark tingkat tiga. Jisung tingkat pertama.







Haechan saat ini tengah memandangi seseorang yang terlihat sedang memainkan gitarnya di taman belakang sekolah.

Ia tidak sekali dua kali melihat lelaki itu memainkan gitarnya.

Ini sudah minggu ke tiga Haechan memandang atau lebih tepatnya menguntit lelaki berambut hitam yang selalu memainkan gitarnya pada jam istirahat.

"Ganteng banget ya ampun." Haechan bergumam sambil menahan pekikan.

Saat sedang asyik menikmati alunan nada yang diciptakan dari senar gitar yang dipetik dengan ahli oleh lelaki itu, Haechan tidak sengaja menginjak ranting pohon yang terletak di belakang kakinya.

Ia panik karena lelaki itu perlahan-lahan memutar kepalanya menghadap ke arah Haechan.

"Mampus mampus." Haechan panik. Langsung saja ia berbalik tanpa melihat jika didepannya ada pohon Cemara yang menjulang.

Jadilah ia membentur pohon Cemara itu. Yang membuat nya mengaduh dan terjengkang.

Lelaki yang sedang memainkan gitarnya itu pun langsung berdiri karena mendengar teriakan seseorang.

Haechan mengelus kepalanya yang kelihatannya benjol.

"Hey, kau tak apa?"

Tubuh Haechan menegang. Matilah dia sudah ketahuan.

"I-iya gue nggak papa kok." Haechan menjawab dan setelahnya, bisa Mark dengar jika Haechan tengah meringis.

"Sini gue bantu berdiri."

Mau tak mau Haechan pun menerima uluran tangan itu. Jantungnya berdetak tak karuan.

"Astaga kepalamu terluka!" Mark tampak panik.

Haechan semakin deg-degan karena sumpah demi apapun, wajah panik Mark sangatlah menggemaskan.

"Ayo duduk dulu disana." Mark menunjuk bangku yang sekarang hanya ada gitarnya saja.

Haechan menurut, berjalan dengan perlahan karena kepalanya masih sedikit berdenyut.

Setelah duduk, Mark melihat dahi Haechan yang sedikit lebih menonjol alias benjol.

Mark terbawa suasana paniknya dan tanpa sadar mengelus dahi Haechan yang terluka itu.

Haechan seperti nya on the way meninggal. Bagaimana tidak? Wajah Mark sangatlah dekat dengan wajahnya. Bahkan nafas Mark yang hangat sudah menerpa wajahnya. Tak lupa usapan yang membuat Haechan sesak nafas seketika.

"Jangan mati dulu Chan jangan, lo belum dapetin dia." Haechan membatin sambil memejamkan mata.

"Dahi lo kayaknya benjol deh."

"Hah?"

"Gue Mark Lee, lo?"

"G-gue Haechan Seo."

"Oke Haechan, sebaiknya kita ke ruang kesehatan. Biar luka lo diobatin."

"Kita?"

"Ah, gue anterin. Takutnya nanti lo pingsan di jalan." Mark tersenyum kalem.

Haechan ambyar.

Haechan ambyar

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
Distance [JenoxRenjun] ✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ