5. beautiful day

6.1K 1K 193
                                    

"Oh jadi ini anak beasiswa yang berani banget deketin Renjun gue?"

Jeno menoleh, dia sedikit mengernyit karena tidak mengenal perempuan yang sedang menatapnya dengan tatapan meremehkan miliknya.

"Heh, jangan deket-deket sama Renjun! Lo tuh nggak pantes dasar miskin!"

Jeno terdiam. Dia tidak akan menyangka jika hanya duduk bersama Renjun di mobilnya akan menjadikan dia sebagai target bullyan orang kaya di sekolahan ini.

"Punya mulut nggak lo?! Apa perlu gue tampar pake uang biar mulut lo kebuka?"

"Wang Yiren." Jeno membaca name tag perempuan itu.

"Jangan lo sebut nama gue pake mulut miskin lo itu Jeno!"

Jeno memutar bola matanya malas.

"Jangan berani-beraninya lo sebut nama gue juga pake mulut kaya lo itu!"

Mata Yiren yang kecil pun membulat, terlihat lucu di mata Jeno. Ingin dia colok saja rasanya. Untung Jeno makhluk Tuhan yang paling ganteng dan sabar.

"Emang kenapa kalo gue deket-deket sama Renjun? Lo iri?"

"Lo tuh nggak pantes buat Renjun! Yang pantes itu gue!"

Siswa-siswi yang tadinya hanya lewat didepan perpustakaan pun sekarang menggerombol. Menyaksikan adu mulut antara Jeno dan Yiren.

"Atas dasar apa lo mantesin diri buat Renjun?"

Yiren mendecih.

"Gue cewek, kaya, dan yang pasti nggak agresif kayak lo!"

"Oh jadi gitu?"

"Iya! Renjun tuh straight! Nggak mungkin banget dia suka sesama jenisnya sendiri."

"Mulut lo minta disambelin banget ya Yiren?!"

"Enak aja! Renjun kan belum bikin pengumuman kalo dia straight atau gay, jangan ngawur mulut lo ya!"

"Minta banget ditampar mulut tuh cewek! Siapa namanya tadi? Sini gua gaplok!"

"Ayo Jen lawan! Jangan di diemin cewek centil kayak dia! Mentang-mentang anak orang kaya!"

Masih banyak seruan lainnya dari para seme yang ada di sekolahan ini.

Jeno merasa menang sementara ini.

"See? Makanya mulut tuh dijaga." Jeno pun hanya tersenyum miring.

"Minggir! Gue mau lewat!" Renjun kini berjalan membelah kerumunan.

Semua orang disana membelalakkan matanya tak terkecuali Jeno. Karena kehadiran Renjun yang saat ini berpenampilan sangat manis.

Hebat. Hanya dengan suara Renjun yang bisa dikatakan memakai nada biasa saja mampu membelah kerumunan yang dibuat oleh murid-murid disana.

Jeno dan yang lain masih terbengong-bengong. Dan Renjun yang tidak sengaja bertemu pandang dengan Jeno pun sedikit tersentak.

"Oh, hoodie boy!" Renjun menyapa Jeno dengan senyum tipis. Yang membuat para seme mabuk. Tak terkecuali juga Lee Jeno. Sang oknum yang telah di berikan senyum oleh Renjun.

"O-oh hai." Jeno menjawab sambil tersenyum kikuk.

"Pulang sekolah tungguin gue di parkiran, gue mau nyampein sesuatu."

"O-okay."

"Gue duluan, ayok Chan!"

Haechan mengikuti Renjun yang berjalan menjauh dari kerumunan itu. Mereka semua masih memandang Renjun yang bahkan saat ini sudah menghilang di belokan.

Distance [JenoxRenjun] ✔Where stories live. Discover now